Hubungan Variabel Confoundingdengan Pengembangan Desa Siaga Aktif

sebagian besar mengalami pengembangan desa siaga aktif yang berkembang yaitu 48 orang 68,6, sedangkan dari 74 responden yang memiliki tindakan kurang baik sebagian besar mengalami pengembangan desa siaga aktif yang tidak berkembang yaitu 59 orang 79,7. Hasil uji statistik dengan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai probabilitas p = 0,0010,05 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara tindakan stakeholders tingkat desa dengan pengembangan desa siaga aktif di Kabupaten Deli Serdang. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.20 Tabulasi Silang Hubungan Tindakan dengan Pengembangan Desa Siaga Aktif di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 Tindakan Pengembangan Desa Siaga Aktif Jumlah p χ 2 Berkembang Tidak Berkembang n n n Baik 48 68,6 22 31,4 70 100,0 0,001 34,102 Kurang baik 15 20,3 59 79,7 74 100,0

4.4 Hubungan Variabel Confoundingdengan Pengembangan Desa Siaga Aktif

di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 1. Confounding Umur Berdasarkan hasil penelitian hubungan confounding umur dengan pengembangan desa siaga aktif menunjukkan bahwa dari 51 responden dengan umur 30 tahun sebagian besar mengalami desa siaga aktif yang berkembang yaitu 26 orang 51,0, sedangkan dari 93 responden dengan kelompok umur 30 tahun sebagian besar mengalami desa siaga aktif yang tidak berkembang yaitu 56 orang 60,2. Hasil uji statistik dengan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai Universitas Sumatera Utara probabilitas P = 0,1950,05 yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara confounding umur dengan pengembangan desa siaga aktif di Kabupaten Deli Serdang. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.21.

2. Confounding Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian hubungan confounding pendidikan dengan pengembangan desa siaga aktif menunjukkan bahwa dari 78 responden yang berpendidikan rendah sebagian besar mengalami desa siaga aktif yang tidak berkembang yaitu 43 orang 55,1, sedangkan dari 66 responden yang berpendidikan tinggi sebagian besar juga mengalami desa siaga aktif yang tidak berkembang yaitu 38 orang 57,6. Hasil uji statistik dengan uji chi-square menunjukkan nilai probabilitas P = 0,7680,05 yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara confounding pendidikan dengan pengembangan desa siaga aktif di Kabupaten Deli Serdang. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.21.

3. Confounding SaranaPrasarana

Berdasarkan hasil penelitian hubungan confounding saranaprasarana dengan pengembangan desa siaga aktif menunjukkan bahwa dari 77 responden saranaprasarana yang memadai sebagian besar mengalami desa siaga aktif yang tidak berkembang yaitu 39 orang 50,6, sedangkan dari 67 responden saranaprasarana yang kurang memadai sebagian besar juga mengalami desa siaga aktif yang tidak berkembang yaitu 42 orang 62,7. Hasil uji statistik dengan uji chi-square menunjukkan nilai probabilitas P = 0,1460,05 yang artinya tidak ada hubungan Universitas Sumatera Utara yang signifikan antara confounding saranaprasarana dengan pengembangan desa siaga aktif di Kabupaten Deli Serdang. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.21.

4. Confounding Paparan Informasi

Berdasarkan hasil penelitian hubungan confounding paparan informasi dengan pengembangan desa siaga aktif menunjukkan bahwa dari 82 responden yang mendapatkan paparan informasi dengan baik sebagian besar mengalami desa siaga aktif yang berkembang yaitu 46 orang 56,1, sedangkan dari 62 responden yang mendapatkan paparan informasi dengan kurang baik sebagian besar juga mengalami desa siaga aktif yang tidak berkembang yaitu 45 orang 72,6. Hasil uji statistik dengan uji chi-square menunjukkan nilai probabilitas P = 0,0010,05 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara confounding paparan informasi dengan pengembangan desa siaga aktif di Kabupaten Deli Serdang. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.21. Tabel 4.21 Tabulasi Silang Hubungan Variabel Confounding dengan Pengembangan Desa Siaga Aktif di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 Variabel Confounding Pengembangan Desa Siaga Aktif Berkembang Tidak Berkembang Jumlah p χ 2 n n n Umur 30 tahun 26 51,0 25 49,0 51 100,0 0,195 1,678 ≥30 tahun 37 39,8 56 60,2 93 100,0 Pendidikan Universitas Sumatera Utara Rendah 35 44,9 43 55,1 78 100,0 0,768 0,087 Tinggi 28 42,4 38 57,6 66 100,0 SaranaPrasarana Memadai 38 49,4 39 50,6 77 100,0 0,146 2,109 Kurang memadai 25 37,3 42 62,7 67 100,0 Paparan Informasi Baik 46 56,1 36 43,9 82 100,0 0,001 11,799 Kurang baik 17 27,4 45 72,6 62 100,0

4.5 Hubungan Antar Variabel Independen Utama dan Counfounding

Tabel 4.22 di bawah terlihat bahwa antara variabel independen utama dan counfounding tidak ada yang saling berhubungan. Tabel 4.22 Hubungan Antar Variabel Independen Utama dan Counfounding Variabel p χ² Umur Pendidikan 0,359 0,843 Saranaprasarana 0,340 0,909 Paparan informasi 0,988 0,001 Pengetahuan 0,139 2,191 Sikap 0,081 3,040 Tindakan 0,674 0,177 Pendidikan Saranaprasarana 0,812 0,056 Paparan informasi 0,593 0,286 Pengetahuan 0,896 0,017 Sikap 0,547 0,363 Tindakan 0,172 1,867 Saranaprasarana Paparan informasi 0,194 1,685 Pengetahuan 0,253 1,306 Sikap 0,078 3,098 Tindakan 0,127 2,333 Paparan informasi pengetahuan 0,472 0,516 Sikap 0,732 0,118 Tindakan 0,701 0,147 Pengetahuan Sikap 0,079 3,091 Tindakan 0,942 0,005 Sikap Tindakan 0,841 0,040

4.6 Analisis Multivariat

Universitas Sumatera Utara Untuk mengetahui pengaruh perilaku stakeholders tingkat desa terhadap pengembangan desa siaga aktif secara bersama-sama dengan mengendalikan variabel confounding dilakukan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik bergandayaitu salah satu pendekatan model statistik untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel independen lebih dari satu terhadap variabel dependen kategori yang bersifat dikotomi atau binary. Variabel yang dimasukkan dalam model prediksi regresi logistik berganda adalah variabel dengan nilai p0,25 yaitu variabel independen utama pengetahuan, sikap dan tindakan. Sementara variabel confounding umur, saranaprasarana dan paparan informasi dengan pengembangan desa siaga aktif. Kemudian seluruh variabel tersebut dengan metode backward LR, dimasukkan dalam model multivariat secara bersama-sama. Variabel yang terpilih dalam model akhir regresi logistik ternyata variabel yang mempunyai nilai p 0,05. Hasil akhir analisis multivariat dapat dilihat pada Tabel 4.23 berikut : Tabel 4.23 Hasil Analisis Multivariat Uji Regresi Logistik Ganda Variabel B Sig. Exp B OR 95 CI Pengetahuan 1,050 0,028 2,856 1,119-7,288 Sikap 1,650 0,001 5,205 2,020-13,414 Tindakan 2,886 0,001 17,927 6,576-48,876 Paparan informasi 1,903 0,001 6,709 2,521-17,855 Constant -3,141 - - - Berdasarkan hasil uji regresi logistik berganda pengetahuan stakeholders terhadap pengembangan desa siaga aktif diperoleh nilai probabilitas p=0,028 dengan besar pengaruh pengetahuan tentang pengembangan desa siaga aktif dilihat Universitas Sumatera Utara dari nilai Exp B dengan nilai 2,856 dimana dari hasil analisis terlihat bahwa stakeholders yang berpengetahuan baik mempunyai peluang untuk pengembangan desa siaga aktif sebesar 3 kali lebih besar dibandingkan dengan stakeholders yang berpengetahuan kurang baik terhadap pengembangan desa siaga aktif. Hasil analisis uji regresi logistik berganda sikap terhadap pengembangan desa siaga aktif diperoleh nilai probabilitas p=0,001 dengan besar pengaruh sikap stakeholdersdilihat dari nilai Exp B dengan nilai 5,205 dimana dari hasil analisis terlihat bahwa stakeholders yang memiliki sikap baik berpeluang untuk pengembangan desa siaga aktif sebesar 5 kali dibandingkan dengan stakeholders yang bersikap kurang baik untuk pengembangan desa siaga aktif. Hasil analisis uji regresi logistik berganda tindakan terhadap pengembangan desa siaga aktif diperoleh nilai probabilitas p=0,001 dengan besar pengaruh tindakan stakeholders dilihat dari nilai Exp B dengan nilai 17,927 dimana dari hasil analisis terlihat bahwa stakeholders yang memiliki tindakan baik berpeluang untuk pengembangan desa siaga aktif sebesar 18 kali dibandingkan dengan stakeholders yang tindakan kurang baik untuk pengembangan desa siaga aktif. Paparan informasi terhadap pengembangan desa siaga aktif diperoleh nilai probabilitas p=0,001 dengan besar pengaruh dilihat dari nilai Exp B dengan nilai 6,709 dimana dari hasil analisis terlihat bahwa stakeholders yang mendapat paparan informasi yang baik berpeluang untuk pengembangan desa siaga aktif sebesar 7 kali lebih besar dibandingkan dengan stakeholders yang paparan informasi kurang baik untuk pengembangan desa siaga aktif. Universitas Sumatera Utara

4.7 Pemeriksaan Interaksi

Analisis dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan interaksi seluruh variabel dalam model penuh secara multiplikatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antar setiap variabel dimana semua variabel memiliki nilai p0,05. Tabel 4.24 Pemeriksaan Interaksi Variabel B Sig. OR Saranaprasaranaumur -1,271 0,345 0,280 Paparan informasiumur -3,465 0,065 0,031 Pengetahuanumur -3,280 0,057 0,038 Sikapumur -1,822 0,170 0,162 Tindakanumur -1,798 0,316 0,166 Paparan informasisaranaprasarana -0,378 0,747 0,685 Pengetahuan saranaprasarana 1,804 0,125 6,073 Sikap saranaprasarana 0,270 0,818 1,310 Tindakan saranaprasarana -1,692 0,141 0,184 Pengetahuanpaparan informasi -0,265 0,826 0,767 Sikap paparan informasi -1,382 0,310 0,251 Tindakan paparan informasi -2,001 0,130 0,135 Sikappengetahuan 1,015 0,402 2,758 Tindakanpengetahuan -1,921 0,116 0,146 Tindakansikap -0,357 0,783 0,700 Umur 4,853 0,033 128,123 Saranaprasarana 1,848 0,219 6,344 Paparan informasi 6,830 0,001 924,751 Pengetahuan 3,395 0,043 29,807 Sikap 3,233 0,035 25,360 Tindakan 7,271 0,001 1437,406 Constant -8,708 0,001 ~ 4.8 Pemeriksaan Confounding Pemeriksaan confounding dilakukan dengan membandingkan dengan nilai OR Exp B pada analisis regresi logistik berganda pengaruh perilaku pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap pengembangan desa siaga aktif tanpa melibatkan variabel Universitas Sumatera Utara confounding dengan nilai OR Exp B pada analisis regresi logistik berganda pengaruh perilaku pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap pengembangan desa siaga aktif disertai variabel confounding bila selisih Δ10 maka variabel dianggap sebagai confounding dan tetap dipertahankan dalam model. Hasil analisis menunjukkan bahwa paparan informasi bukan merupakan confounder dimana selisih OR pengetahuan, sikap, tindakan dan paparan infromasi sebesar 2,14, 4 dan 3,64 Δ kedua OR 10 analisis confounder dapat dilihat pada Tabel 4.25. Tabel 4.25 Pemeriksaan Confounding Model OR Pengetahuan ▲ OR Sikap ▲ OR Tindakan ▲ f = {pengetahuan, sikap, tindakan} 2,80 2,14 5,01 4 17,30 3,64 f = {pengetahuan, sikap, tindakan, paparan informasi} 2,86 5,21 17,93

4.9 Model Regresi Logistik

Setelah dilakukan analsisconfounding ternyata paparan informasi bukan merupakan confounder terhadap pengembangan desa siaga aktif, maka variabel yang tetap berada dalam model regresi logistik adalah pengetahuan, sikap dan tindakan. Dalam analisis regresi logistik ganda diperoleh nilai Percentage Correct sebesar 78,5 yang artinya variabel pengetahuan, sikap dan tindakan bisa menjelaskan pengaruhnya terhadap pengembangan desa siaga aktif sebesar 78,5, sedangkan sisanya sebesar 21,5 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar penelitian. Universitas Sumatera Utara Model persamaan regresi logistik berganda yang dapat memprediksi pengetahuan, sikap dan tindakan yang memengaruhi pengembangan desa siaga aktif tingkat desa di Kabupaten Deli Serdang, adalah sebagai berikut: ...... 2 2 1 1 1 1 i i x b x b x b a e p + + + − + = 886 , 2 650 , 1 050 , 1 141 , 3 1 1 tindakan sikap n pengetahua e x p + + + − − + = Keterangan: P : Probabilitas pengembangan desa siaga aktif X 1 X : Pengetahuan stakeholder, koefisien regresi 1,050 2 X : Sikap stakeholder, koefisien regresi 1,650 3 a : Konstanta -3,141 : Tindakan stakeholder, koefisien regresi 2,886 e : Ketetapan 2,71828 Persamaan di atas menyatakan bahwa responden yang tingkat pengetahuannya kurang baik, sikapnya kurang baik, dan tindakan kurang baik memiliki probabilitas sebesar 92 terhadap pengembangan desa siaga aktif yang tidak berkembang. Sedangkan untuk pengetahuan responden yang baik, sikap yang baik dan tindakan juga baik memiliki probabilitas sebesar 4,1 terhadap pengembangan desa siaga aktif yang tidak berkembang. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Pengaruh Pengetahuan Stakeholders Tingat Desa terhadap Pengembangan

Desa Siaga Aktif di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh pengetahuan terhadap pengembangan desa siaga aktif di Kabupaten Deli Serdang menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan responden dalam kategori baik sebesar 64,6, selebihnya dalam kategori kurang 35,6. Hasil Uji Chi square didapatkan p=0,027 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pengembangan desa siaga aktif. Stakeholders yang mengalami pengembangan desa siaga aktif dengan berpengetahuan baik sebesar 50,5 dan sebesar 31,4 berpengetahuan kurang baik, sedangkan yang tidak mengalami pengembangan desa siaga aktif yang berpengetahuan baik sebesar 49,5 dan berpengetahuan kurang baik sebesar 68,6. Uji statistik regresi logistik berganda menunjukkan variabel pengetahuan menunjukkan ada pengaruh pengetahuan terhadap pengembangan desa siaga aktif dengan nilai p=0,028 0,05. Mengacu kepada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa tingginya pengetahuan akan meningkatkan pengembangan desa siaga aktif, sebaliknya jika pengetahuan kurang maka pengembangan desa siaga aktif menjadi rendah. Maka stakeholders yang berpengetahuan baik mempunyai peluang untuk pengembangan Universitas Sumatera Utara