Pentahapan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

2.1.6 Pentahapan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

Atas dasar kriteria Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang telah ditetapkan, maka pentahapan dalam pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, yaitu :

1. Desa atau Kelurahan Siaga Aktif Pratama 2. Desa atau Kelurahan Siaga Aktif Madya

3. Desa atau Kelurahan Siaga Aktif Purnama 4. Desa atau Kelurahan Siaga Aktif Mandiri

Tabel 2.1. Pentahapan Desa atau Kelurahan Siaga Aktif Kriteria Desa atau Kelurahan Siaga Aktif Pratama Madya Purnama Mandiri 1. Forum Desa Kelurahan Ada tetapi belum berjalan Berjalan, tetapi belum rutin setiap triwulan Berjalan setiap triwulan Berjalan Setiap bulan 2. KPMKader Kesehatan Sudah ada, minimal 2 orang Sudah ada, miinimal 3-5 orang Sudah ada, minimal 6-8 orang Sudah ada 9 orang atau lebih 3. Kemudahan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar Ya Ya Ya Ya 4. Poyandu UKBM lainnya aktif Posyandu ya, UKBM lainnya tidak aktif Posyandu dan 2 UKBM lainnya aktif Posyandu dan 3 UKBM lainnya aktif Posyandu dan 4 UKBM lainnya aktif Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Lanjutan 5. Dukungan dana untuk kegiatan kesehatan di Desa dan Kelurahan: • Pemerintahan desa dan kelurahan • Masyarakat • Duniausaha Sudah ada dana dari pemerintah Desa dan Kelurahan serta belum ada sumber daya lainnya Sudah ada dana dari pemerintah Desa dan Kelurahan serta satu sumber daya lainnya Sudah ada dana dari pemerintah Desa dan Kelurahan serta dua sumber daya lainnya Sudah ada dana dari pemerintah Desa dan Kelurahan serta dua sumber daya lainnya 6. Peran serta Masyarakat dan Organisasi kemasyarakatan Ada peran aktif masyarakat dan tidak ada peran aktif ormas Ada peran aktif masyarakat dan peran aktif satu ormas Ada peran aktif masyarakat dan peran aktif dua ormas Ada peran aktif masyarakat dan peran aktif dua ormas 7. Peraturan Kepala Desa atau peraturan Bupati Walikota Belum ada Ada, belum direalisasikan Ada, sudah direalisasikan Ada, sudah direalisasikan 8. Pembinaan PHBS di Rumah Tangga Pembinaan PHBS kurang dari 20 rumah tangga Pembinaan PHBS minimal 20 rumah tangga Pembinaan PHBS kurang dari 40 rumah tangga Pembinaan PHBS kurang dari 70 rumah tangga 2.1.7 Penyelenggaraan Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Kepala DesaLurah dan Perangkat Desa Kelurahan bersama Badan Permusyawaratan Desa BPD, serta lembaga kemasyarakatan yang ada harus mendukung penyelenggaraan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, melalui langkah-langkah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Pengenalan Kondisi Desa atau Kelurahan Pengenalan kondisi desa atau kelurahan oleh Kader Pemberdayaan Masyarakat KPM, lembaga kemasyarakatan, dan Perangkat Desa atau Kelurahan dilakukan dengan mengkaji data Profil Desa atau Profil Kelurahan dan hasil analisis situasi perkembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang menggambarkan kriteria Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang sudah dapat dan belum dapat dipenuhi oleh desa atau kelurahan yang bersangkutan. 2. Identifikasi Masalah Kesehatan dan PHBS Dengan mengkaji ProfilMonografi Desa atau Kelurahan dan hasil analisis situasi kesehatan melalui Survai Mawas Diri SMD. SMD merupakan pengumpulan data oleh kader, tokoh masyarakat, anggota Forum Desa yang terlatih dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sudah disepakati kader dan Forum Desa. Melalui SMD dapat diidentifikasi : a. Masalah kesehatan dan urutan prioritasnya. b. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya masalah kesehatan. c. Potensi yang dimilik desakelurahan. d. UKBM yang ada, yang harus diaktifkan kembali dan yang dibentuk baru. e. Bantuandukungan yang diharapkan. Universitas Sumatera Utara 3. Musyawarah Desa dan Kelurahan a. Musyawarah DesaKelurahan dapat dilakukan secara berjenjang dengan terlebih dulu menyelenggarakan Musyawarah Dusun atau Rukun Warga. b. Musyawarah DesaKelurahan bertujuan : 1 Menyosialisasikan tentang adanya masalah kesehatan dan program pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. 2 Kesepakatan tentang urutan prioritas masalah. 3 Kesepakatan tentang UKBM yang hendak dibentuk baru atau diaktifkan kembali. 4 Memantapkan data potensi desa atau potensi kelurahan. 5 Menggalang semangat dan partisipasi warga desa atau kelurahan untuk mendukung pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. 4. Perencanaan Partisipatif a. KPM dan lembaga kemasyarakatan mengadakan pertemuan guna menyusun rencana pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif untuk dimasukkan ke dalam Rencana Pembangunan DesaKelurahan. b. Rencana pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif mencakup : 1 UKBM yang akan dibentuk baru atau diaktifkan kembali. 2 Sarana yang akan dibangun baru atau direhabilitasimisalnya Poskesdes, Polindes, Sarana Air Bersih, Jamban Keluarga, dan lain-lain. 3 Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dan biaya operasionalnya. Universitas Sumatera Utara Hal-hal yang dapat dilaksanakan dengan swadaya masyarakat dan atau bantuan, disatukan dalam dokumen tersendiri. Sedangkan hal-hal yang memerlukan dukungan Pemerintah dimasukkan ke dalam dokumen Musrenbang Desa atau Kelurahan untuk diteruskan ke Musrenbang Kecamatan dan KabupatenKota. 5. Pelaksanaan Kegiatan a. Kader Pemberdayaan Masyarakat KPM, Kader Kesehatan dan lembaga kemasyarakatan memulai kegiatan dengan membentuk UKBM- UKBM yang diperlukan, menetapkan kader-kader pelaksananya, melaksanakan kegiatan-kegiatan swadaya atau yang sudah diperoleh dananya dari donatur. b. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara teratur swakelola oleh masyarakat dengan didampingi Perangkat Pemerintahan serta dibantu oleh para KPM dan Fasilitator. Jika dibutuhkan dapat difasilitasi oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan setempat. c. Pencatatan dan pelaporan kegiatan. 6. Pembinaan Kelestarian Pembinaan kelestarian DesaKelurahan Siaga Aktif pada dasarnya merupakan tugas dari KPMkader kesehatan, Kepala DesaLurah, Perangkat DesaKelurahan dengan dukungan dari berbagai pihak, utamanya pemerintah daerah dan Pemerintah. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1. Siklus Pemecahan Masalah oleh Masyarakat Sumber : Kemenkes RI, 2011

2.1.8 Kegiatan dalam Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

Sesuai dengan komponen Desa dan Kelurahan Siaga Aktif maka kegiatan yang perlu dilakukan adalah: pelayanan kesehatan dasar, pemberdayaan masyarakat melalui UKBM, dan PHBS.

1. Pelayanan Kesehatan Dasar

Pelayanan kesehatan dasar adalah pelayanan primer, sesuai dengan kewenangan tenaga kesehatan yang bertugas. Pelayanan kesehatan dasar berupa: a. Pelayanan Kesehatan untuk Ibu Hamil, meliputi: 1. PENGENALAN KONDISI DESA KELURAHAN 2. IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN 3. MUSYAWARAH DESA KELURAHAN 6. PEMBINAAN KELESTARIAN 5. PELAKSANAAN KEGIATAN 4. PERENCANAAN PARTISIPATIF FASILISATOR KPMKADER KESEHATAN Universitas Sumatera Utara Pemeriksaan kehamilan dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak KIA, pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil yang kurang gizi, pemberian Tablet Tambah Darah, promosi gizi dan kesehatan reproduksi, penyediaan rumah tunggu transit, kendaraan yang dapat digunakan untuk membawa pasien dari desa ke Puskesmas dan atau rumah sakit, calon yang bersedia menjadi donor darah, bantuan dana untuk persalinan, dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. b. Pelayanan Kesehatan untuk Ibu Menyusui, meliputi: Pemberian Kapsul Vitamin A, makanan tambahan, Tablet Tambah Darah, pelayanan dan perawatan ibu nifas, promosi makanan bergizi selama menyusui, pemberian ASI Ekslusif, perawatan bayi baru lahir, dan pelayanan Keluarga Berencana KB. c. Pelayanan Kesehatan untuk Anak, meliputi: Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi anak di Bawah Usia Lima Tahun Balita,Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu MP-ASI, Kapsul Vitamin A, pemberian makanan tambahan anak dengan berat Bawah Garis Merah BGM pada Kartu Menuju Sehat KMS, pemantauan tanda-tanda lumpuh layuh, kejadian diare dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA, Pneumonia, serta pelayanan rujukan bila diperlukan, pemberian imunisasi, pelayanan kesehatan anak usia sekolah tingkat dasar, pelayanan penemuan dan penanganan penderita penyakit, yang meliputi: penemuan secara dini, Universitas Sumatera Utara penyediaan obat, pengobatan penyakit, rujukan penderita ke sarana kesehatan yang lebih kompeten. d. Pelayanan Survailans Pengamatan Penyakit, berupa: Pengamatan dan pemantauan penyakit melalui gejala dan tanda serta keadaan yang dapat menimbulkan masalah kesehatan masyarakat, pelaporan secara cepat kurang dari 24 jam hasil pemantauan dan pengamatan penyakit kepada petugas dan penanggulangan sederhana penyakit dan masalah kesehatan, pelaporan kematian.

2. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat UKBM

Pemberdayaan masyarakat terus diupayakan melalui UKBM, yang ada di desa dan kelurahan. UKBM adalah upaya kesehatan yang direncakan, dibentuk, dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat dalam upaya mengatasi permasalahan kesehatan daerahnya. Kegiatan difokuskan kepada upaya survailans berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan, dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan. a. Survailans Berbasis Masyarakat 1. Pengertian Survailans Berbasis Masyarakat Survailans berbasis masyarakat adalah pengamatan dan pencatatan penyakit yang diselenggarakan oleh masyarakat kader dibantu oleh tenaga kesehatan berupa: 1 Pengamatan dan pemantauan penyakit serta keadaan kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan, dan perilaku yang dapat menimbulkan masalah kesehatan masyarakat, 2 Pelaporan cepat kurang dari 24 jam Universitas Sumatera Utara kepada petugas kesehatan untuk respon cepat, 3 Pencegahan dan penanggulangan sederhana penyakit dan masalah kesehatan, serta 4 Pelaporan kematian. 2. Tujuan Survailans Berbasis Masyarakat Terciptanya sistem kewaspadaan dan kesiagapan dini di masyarakat terhadap kemungkinan terjadinya masalah kesehatan yang mengancammerugikan masyarakat. 3. Hal-hal yang diamati secara terus menerus Masyarakat dan kader melakukan pengamatan terhadap masalah kesehatan yang ada di masyarakat sepanjang waktu.

3. Kedaruratan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana

Kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana adalah upaya yang dilakukan oleh masyarakat dalam mencegah dan mengatasi bencana dan kedaruratan kesehatan. Kegiatannya berupa : a. Bimbingan dalam pencarian tempat yang aman untuk mengungsi. b. Promosi kesehatan dan bimbingan mengatasi masalah kesehatan akibat bencana dan mencegah faktor-faktor penyebab masalah. c. Bantuanfasilitas pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar air bersih, jamban, pembuangan sampahlimbah, dan lain-lain di tempat pengungsian. d. Penyediaan relawan yang bersedia menjadi donor darah. e. Pelayanan kesehatan bagi pengungsi. Universitas Sumatera Utara

4. Perilaku Hidup Bersih Sehat

Penyehatan lingkungan adalah upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk menciptakan dan memelihara lingkungan DesaKelurahan dan permukiman agar terhindar dari penyakit dan masalah kesehatan. Kegiatan berupa: 1 Promosi tentang pentingnya sanitasi dasar, 2 Bantuanfasilitas pemenuhan kebutuhan saran sanitasi dasar air bersih, jamban, pembuangan sampah dan limbah, dan lain-lain, dan 3 Bantuanfasilitas upaya pencegahan pencemaran lingkungan. Indikator Keberhasilan PHBS Rumah Tangga : a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan. b. Memberi bayi ASI eksklusif. c. Menimbang balita setiap bulan. d. Menggunakan air bersih e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun f. Menggunakan jamban sehat g. Memberantas jentik di rumah seminggu sekali h. Makan sayur dan buah setiap hari. i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari. j. Tidak merokok di dalam rumah. Universitas Sumatera Utara

2.1.9 Indikator Keberhasilan Desa Siaga

a. Indikator Masukan Input Indikator masukan adalah indikator untuk mengukur seberapa besar masukan telah diberikan dalam rangka pengembangan Desa Siaga. Indikator masukan terdiri atas : 1. Ada atau tidaknya Forum Masyarakat Desa. 2. Ada atau tidaknya POSKESDES dan sarananya. 3. Ada atau tidaknya tenaga kesehatan minimal bidan. 4. Ada atau tidaknya UKBM b. Indikator Proses Process Indikator proses adalah indikator untuk mengukur seberapa aktif upaya yang dilaksanakan di suatu desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga. Indikator proses terdiri dari : 1. Frekuensi pertemuan Forum Masyarakat Desa 2. Berfungsi atau tidaknya POSKESDES 3. Berfungsi atau tidaknya UKBM 4. Berfungsi atau tidaknya sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana. 5. Berfungsi atau tidaknya sistem survailans pengamatan dan pelaporan 6. Ada atau tidaknya kunjungan rumah untuk KADARZI dan PHBS yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan kader Universitas Sumatera Utara c. Indikator Keluaran Output Indikator keluaran adalah indikator untuk mengukur seberapa besar hasil kegiatan yang dicapai di suatu desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga yang terdiri dari : 1. Cakupan pelayanan POSKESDES 2. Cakupan pelayanan UKBM yang ada 3. Jumlah kasus kegawatdaruratan dan KLB yang dilaporkan atau diatasi 4. Cakupan rumah tangga yang mendapat kunjungan rumah untuk KADARZI dan PHBS. d. Indikator Dampak Outcome Indikator dampak adalah indikator untuk mengukur seberapa besar dampak dari hasil kegiatan di desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga yang terdiri dari : 1. Jumlah yang menderita sakit 2. Jumlah yang menderita gangguan jiwa 3. Jumlah bayi dan balita yang meninggal dunia 4. Jumlah ibu yang meninggal dunia 5. jumlah balita yang gizi buruk

2.2 Perilaku Kesehatan