Tingkat Pengetahuan Siswa Siswi Sekolah Menengah Atas Harapan Tahun 2011 Tentang Bahaya Narkotika Dan Efek Sampingnya
TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS HARAPAN 1 TAHUN 2011 TENTANG BAHAYA NARKOTIKA DAN EFEK
SAMPINGNYA
Oleh :
PREMAALOSHINEE THANABAL 080100405
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2011
(2)
TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS HARAPAN 1 TAHUN 2011 TENTANG BAHAYA NARKOTIKA DAN EFEK
SAMPINGNYA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran
Oleh :
PREMAALOSHINEE THANABAL 080100405
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2011
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
Tingkat Pengetahuan Siswa Siswi Sekolah Menengah Atas Harapan Tahun 2011 Tentang Bahaya Narkotika Dan Efek Sampingnya
Nama : Premaaloshinee Thanabal NIM : 080100405
Pembimbing Penguji I
( dr. T.Siti Harilza, SpM ) (dr. T. Siti Hajar Haryuna, Sp.THT-KL) NIP. 197604222005012002 NIP. 19790620022122003
Penguji II
(dr. Soekimim , Sp.PA) NIP. 194808011980031002
Medan, 15 Desember 2011 Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
( Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH ) NIP. 195402201980111001
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan kurniaNya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah tulis ini dengan judul “Tingkat Pengetahuan Siswa Siswi Sekolah Menengah Atas Harapan Tahun 2011 Tentang Bahaya Narkotika Dan Efek SAmpingnya”. Penulisan proposal seminar karya tulis ini disusun sebagai satu syarat kelulusan menjadi sarjana kedokteran.
Selama penulis menyusun proposal ini telah banyak mendapatkan bimbingan dan arahan dan untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada dr.T.Siti Harilza,SpM, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, saran dan pengarahan sehingga proposal ini dapat terselesaikan. Penulis juga berterima kasih kepada Dekan, Pembantu Dekan dan seluruh staf Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini juga penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada orang tua penulis yang membantu memberikan dukungan moral dan materi. Terima kasih juga kepada semua teman-teman yang turut banyak membantu dengan memberikan ide-ide yang sangat membantu.
Penulis mengakui bahwa apa yang ditulis dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saya mengharapkan saran, petunjuk dan kritik yang membangun dari pembaca. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa, masyarakat dan pemerintah.
Medan, 30 November 2011 Penulis
Premaaloshinee Thanabal
(5)
ABSTRAK
Narkotika sekarang ini merupakan permasalahan masyarakat sehari-hari di Medan begitu juga didaerah lain. Namun, banyak yang gagal menyadari pentingnya pengetahuan mengenai narkotika di kalangan remaja, maka sebelum mencapai publik, sebuah penelitian telah dilakukan di kalangan siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan.
Ini adalah studi deskriptif dengan metode cross sectional, bertujuan untuk mempelajari tingkat pengetahuan siswa-siswi SMA Harapan 1Medan mengenai narkotika. Sampel adalah siswa-siswi SMA Harapan 1Medan yang berjumlah 90 orang dari kelas X, XI, dan XII. Setiap angkatan, 30 orang siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan secara acak dipilih untuk menjawab kuisioner pengetahuan narkoba. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratified random sampling.
Dari studi, didapati bahwa hanya 19 siswa-siswi (35.2%) memiliki pengetahuan yang baik mengenai bahaya narkotika dan efek sampingnya, dan jumlah tertinggi dengan pengetahuan baik adalah dari kelas XI dan XII masing-masing dengan 5 siswa-siswi (5.6%). Siswa (8.9%) memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan siswi (6.7%).
Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pelajar SMA Harapan 1 berada pada kategori cukup . Tingkat pengetahuan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan mengenai narkotika harus diperbaiki untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan narkoba di kalangan para remaja.
(6)
ABSTRACT
Drug abuse nowadays is a kind of problem in our community, here in Medan or anywhere else. Many people failed to notice the importance of knowledge of narcotic drug in the society of adolescent. To obtain information about the knowledge and the insight about narcotic drugs among the community, a study was done among the students in SMA Harapan 1Medan.
This is a descriptive study using cross sectional method to learn about the degree of knowledge of illegal drugs within students in SMA Harapan 1 Medan. The total sample needed were 90 students were from class X, XI, and XII of SMA Harapan 1Medan. Thirty students were randomly chosen (stratified random sampling) from each class to take part in this research. The study was done using a prepare questionnaire.
It was found and only , 19students (35.2%) have good knowledge about illegal drugs most of them 5 (5.5%) each are from class XI and XII. Male students (8.9%) are more knowledgable compared to female students (6.7%).
From these results, it can be concluded that knowledge of high school studentsHarapan 1 in Medan is at average category .The degree of knowledge about narcotic drugs must be increased to avoid illegal usage of drugs in the community of adolescent.
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Persetujuan .………... i
Abstrak... ii
Abstract... iii
Kata Pengantar………... iv
Daftar Isi... v
Daftar Tabel………... viii
Daftar Lampiran………... ix
BAB 1 PENDAHULUAN... .. 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………... 7
2.1 Pengetahuan ... 7
2.2 Pengertian Narkotika ... 9
2.3 Jenis dan Efek Samping Narkotika ... 11
2.3.1Ganja/Mariyuana/Kanabis ... 11
2.3.2 Kokain ... 12
2.3.3 Opiod ... 13
2.4 Penyalahgunaan Zat ... 15
(8)
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL…….. 18
3.1 Kerangka Konsep Penelitian... 18
3.2 Defenisi Operasional... 18
3.2.1 Pengetahuan………. 19
3.3 Aspek Pengukuran ( Cara Ukur)... 19
3.4 Aspek Pengukuran (AlatUkur)... 19
3.5 Hasil Pengukuran ... 19
3.5.1 Kategori Penelitian Pengukuran……….. 20
3.6 Skala Pengukuran……… 20
BAB 4 METODE PENELITIAN……… 21
4.1 Jenis Penelitian ... 21
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 21
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 22
4.3.1. Populasi………. 22
4.3.2 Sampel……… 22
4.4 Teknik Pengumpulan Data ... 24
4.4.1.Data Primer………. 25
4.4.2.Data Sekunder……… 29
4.5. Teknik Penilaian/ Skoring ... 29
(9)
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 31
5.1. Hasil Penelitian... 31
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian……….. 31
5.2. Deskripsi Karakteristik Responden……….. 30
5.3 Hasil Analisis Data………. 34
5.4 Pembahasan……… 41
5.4.1 Tingkat Pengetahuan……….. 41
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 45
6.1 Kesimpulan... 46
6.2 Saran... 46
DAFTAR PUSTAKA... 47 LAMPIRAN
(10)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden 30 Berdasarkan Jenis Kelamin
5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Karakteristik 31 Responden Menurut Sumber Informasi
5.3 Karakteristik umur responden yang mengikuti 32 penelitian
5.4 Karakteristik setambuk responden yang mengikuti 32 penelitian
5.5 Sebaran gambaran soal kuestioner tingkat 33 pengetahuan responden
5.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan 35 Tentang Bahaya Narkotika dan Efek
Sampingnya Secara Umum
5.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan 36 Responden Tentang Bahaya Narkotika dan
Efek Sampingnya Berdasarkan Kelompok Jenis kelamin.
5. 8 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan 37 Responden Menurut Sumber Informasi
5.9 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan 38 Tentang Bahaya Narkotika dan Efek Sampingnya
Berdasarkan Kelompok Kelas SMA
6.0 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden 39 Tentang Bahaya Narkotika dan Efek Sampingnya
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Lembar Pengesahan Kepada Calon Subjek Penelitian Lampiran 3 Informed Consent
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian Lampiran 5 Surat Izin Penelitian
Lampiran 6 Hasil Output dan Data Induk Lampiran 7 Ethical Clearance
(12)
ABSTRAK
Narkotika sekarang ini merupakan permasalahan masyarakat sehari-hari di Medan begitu juga didaerah lain. Namun, banyak yang gagal menyadari pentingnya pengetahuan mengenai narkotika di kalangan remaja, maka sebelum mencapai publik, sebuah penelitian telah dilakukan di kalangan siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan.
Ini adalah studi deskriptif dengan metode cross sectional, bertujuan untuk mempelajari tingkat pengetahuan siswa-siswi SMA Harapan 1Medan mengenai narkotika. Sampel adalah siswa-siswi SMA Harapan 1Medan yang berjumlah 90 orang dari kelas X, XI, dan XII. Setiap angkatan, 30 orang siswa-siswi SMA Negeri 5 Medan secara acak dipilih untuk menjawab kuisioner pengetahuan narkoba. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratified random sampling.
Dari studi, didapati bahwa hanya 19 siswa-siswi (35.2%) memiliki pengetahuan yang baik mengenai bahaya narkotika dan efek sampingnya, dan jumlah tertinggi dengan pengetahuan baik adalah dari kelas XI dan XII masing-masing dengan 5 siswa-siswi (5.6%). Siswa (8.9%) memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan siswi (6.7%).
Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pelajar SMA Harapan 1 berada pada kategori cukup . Tingkat pengetahuan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan mengenai narkotika harus diperbaiki untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan narkoba di kalangan para remaja.
(13)
ABSTRACT
Drug abuse nowadays is a kind of problem in our community, here in Medan or anywhere else. Many people failed to notice the importance of knowledge of narcotic drug in the society of adolescent. To obtain information about the knowledge and the insight about narcotic drugs among the community, a study was done among the students in SMA Harapan 1Medan.
This is a descriptive study using cross sectional method to learn about the degree of knowledge of illegal drugs within students in SMA Harapan 1 Medan. The total sample needed were 90 students were from class X, XI, and XII of SMA Harapan 1Medan. Thirty students were randomly chosen (stratified random sampling) from each class to take part in this research. The study was done using a prepare questionnaire.
It was found and only , 19students (35.2%) have good knowledge about illegal drugs most of them 5 (5.5%) each are from class XI and XII. Male students (8.9%) are more knowledgable compared to female students (6.7%).
From these results, it can be concluded that knowledge of high school studentsHarapan 1 in Medan is at average category .The degree of knowledge about narcotic drugs must be increased to avoid illegal usage of drugs in the community of adolescent.
(14)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di Indonesia dewasa ini, muncul kasus-kasus penyalahgunaan obat berbahaya dan narkotika yang efeknya sangat meresahkan masyarakat. Masalah ketergantungan obat berbahaya dan narkotika dengan cepat telah menjadi masalah bagi sebahagian besar negara di dunia. Hal ini dapat dimengerti karena penyalahgunaan narkotika menimbulkan masalah ketergantungan yang sangat merugikan, mengingat bahwa yang menjadi korban utama adalah generasi muda yang sangat diharapkan sebagai penerus dan harapan bangsa.
Narkotika merupakan zat atau bahan yang diperlukan dalam bidang pengobatan, ilmu pengetahuan dan bidang lainya tetapi pada penggunaan yang salah atau penyalahgunaan dapat mengakibatkan ketergantungan psikis dan fisik yang merugikan kesehatan dan keadaan pengguna serta dapat menimbulkan dampak negatif terhadap keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan semakin merebaknya kasus penyalahgunaan narkotika di Indonesia, maka UU Anti Narkotika mulai direvisi. Sehingga disusunlah UU Anti Narkotika nomor 22/1997, menyusul dibuatnya UU Psikotropika nomor 5/1997. Dalam Undang-Undang tersebut mulai diatur pasal-pasal ketentuan pidana terhadap pelaku kejahatan narkotika, dengan pemberian sanksi terberat berupa hukuman mati.
Laporan world drug report 2006/2007 (dipublikasikan 2008) menyatakan bahwa pada saat ini terdapat sekitar 208 juta orang atau sekitar 5% daripada penduduk dunia, yang menggunakan narkotika dan zat adiktif lain setidaknya satu
(15)
kali dalam 12 bulan yang terakhir ini. Penguna –penguna ini berusia dalam lingkungan 15 hingga 64 tahun . Hasil penelitian BNN dan Universitas Indonesia diperkirakan jumlah penyalahguna narkotika dan zat adiktif sebanyak 3,1 juta sampai 3,6 juta orang atau sekitar 1,99% dari total seluruh penduduk Indonesia di tahun 2008. Dari sejumlah penyalahguna tersebut, terdistribusi atas 26% coba pakai, 27% teratur pakai, 40% pecandu bukan suntik, dan 7% pecandu suntik. Penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif pada kelompok bukan pelajar/mahasiswa (60%) lebih tinggi dibandingkan kelompok pelajar/mahasiswa (40%). Menurut jenis kelamin, laki-laki (88%) jauh lebih besar dari perempuan (12%). (BNN, 2008)
Mengikut data hasil Survei Badan Narkotika Nasional(BNN) diperkirakan jumlah penyalahguna coba pakai sekitar 807 ribu sampai 938 ribu orang, dimana sekitar 90%-nya adalah kelompok pelajar/mahasiswa. Pada tahun 2008 diperkirakan terdapat sebanyak 16.9 juta pelajar/mahasiswa. Sekitar 4.6% dari total jumlah pelajar/mahasiswa diperkirakan menyalahgunakan narkotika dan zat adiktif lain. Disamping itu,hasil survei juga menunjukkan bahwa usia pertama kali pakai narkotika dan zat adiktif pada usia 16-18 tahun (41%) atau setara dengan mereka yang sedang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada usia ini , didapati remaja mendapat tekanan begitu besar baik dari kelompok pergaulannya (peer group), rasa keingintahuan atau coba-coba, serta ke-ego-an yang mendorong untuk pakai narkotika dan zat adiktif . Selain itu, kampus juga sebagai tempat subur peredaran gelap narkoba karena kampus sebagai tempat bertemu mahasiswa, dan otoritas kampus membuat pihak kepolisian tidak bisa bebas melakukan razia ataupun penggeledahan. Di kampus jenis narkotika yang sering menjadi tempat transaksi adalah ‘putaw’; sedangkan di diskotik tempat transaksi adalah piskotropika, dan hotel tempat transaksi adalah shabu.(Dit IV/Narkoba, Januari 2009)
Di samping itu, mengikut data kasus Narkoba di Indonesia selama 11 tahun yiaitu dari tahun 1997 hingga 2008, jumlah pengunaan narkotika adalah paling
(16)
tertinggi rata –rata per tahun adalah 47.2% dibandingkan dengan psikotropika 38.2% dan zat adiktif 14.6%. Selain itu hasil pemantauan Badan Narkotika Nasional Indonesia menunjukkan jenis –jenis narkotika yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah Heroin, Kokain,Candu dan Morphin. Di kalangan empat jenis narkotika, kasus heroin banyak dijumpai yiaitu sebanyak 64%, dikuti dengan kokain sebanyak 30.1%, candu 4.1% dan morphin 1.8%. (Dit IV/Narkoba, 2009)
Propinsi Sumatera Utara menjadi Propinsi terbesar ketiga pengguna narkotika dan zat adiktif lain di Indonesia setelah DKI Jakarta dan DI Yogyakarta. Jumlah total penyalahgunaan narkotika di Sumatera Utara pada Januari hingga Juli 2009 mencapai 1055 orang, dengan jumlah pengguna pada pria 959, pada wanita 49 orang dan 47 orang tidak diketahui jenis kelaminnya.dengan usia berkisar antara 15tahun ke atas (Samosir,2009).
Sumber daya manusia adalah modal utama pembangunan disegala sektor kehidupan. Remaja merupakan salah satu sumber daya manusia yang menjadi kunci suksesnya pembangunan dan mereka berada pada posisi yang utama mempersiapkan masa depan bangsa dan negara. Dengan kata lain remaja merupakan asset bangsa untuk terciptanya generasi mendatang yang lebih baik. Remaja ini sangat peka terhadap perubahan yang berdampak pada perilaku dan kesihatan. Sehingga pemecahanya adalah dengan menenangkan diri dengan obat dan akhirnya tidak menghentikan apabila terbentuk sikap “a pill for every problem”(Yatim ,1986) .
Sekolah menengah atas (SMA) adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat). Sekolah menengah atas ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 3 . Pelajar SMA umumnya berusia 14-18 tahun. SMA Negeri sangat
(17)
berbeda dengan SMA Swasta, di mana SMA Negeri merupakan sekolah yang dikelola oleh pemerintah sedangkan SMA Swasta dikelola oleh pihak swasta. SMA Negeri dengan SMA Swasta memiliki perbedaan dalam hal tingkat sosial-ekonomi, di mana SMA Negeri kebanyakan menampung siswa dengan latar belakang keluarganya sosial-ekonomi menengah ke bawah, sedangkan SMA Swasta lebih banyak menampung siswa dengan latar belakang keluarganya sosial-ekonomi menengah ke atas. Contohnya dari segi uang sekolah mereka,pada SMA Negeri hanya berkisar beberapa puluh ribu rupiah,sedangkan untuk SMA Swasta berkisar ratusan ribu rupiah. Maka kesempatan SMA Swasta untuk terlibat dalam narkoba ,dan perilaku sosial yang luas dibandingkan dengan SMA Negeri.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana tingkat pengetahuan siswa siswi Sekolah Menengah Atas Harapan 1 Medan, tentang bahayanya narkotika dan efek sampingnya.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian - uraian diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam tingkat pengetahuan siswa siswi Sekolah Menegah Atas Harapan 1 Tahun 2011 tentang bahaya narkotika dan efek sampingnya.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa siswi Sekolah Menegah Atas Harapan 1 Tahun 2011 mengenai bahaya narkotika dan efek sampingnya.
(18)
1.3.2 Tujuan Khusus
a. untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa siswi Sekolah Menegah Atas Harapan 1,2011 mengenai bahaya narkotika
b. untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa siswi Sekolah Menegah Atas Harapan 1,2011 mengenai jenis-jenis narkotika
c. untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa siswi Sekolah Menegah Atas Harapan 1, 2011 mengenai efek samping narkotika.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya dan menambah referensi mengenai tingkat pengetahuan siswa siswi tentang bahaya narkotika dan efek sampingnya.
1.4.2 Bagi Remaja
Setelah penelitian,siswa dan siswi akan diberikan informaso dalam bentuk flyer tentang bahaya narkotika, efek sampingnya serta tanda-tanda panyalahgunaan narkotika sebagai penambahan ilmu pengetahuan siswa siswi tentang bahaya narkotika dan efek sampingnya.
1.4.3 Bagi Pemerintah
Sebagai masukan dalam upaya penanggulan penggunaan narkotika. Dimana nantinya diharapkan agar pemerintah dapat melibatkan siswa siswi untuk berperan aktif dalam penyebaran informasi mengenai narkotika.
1.4.4 Bagi Sekolah dan Masyarakat
Penelitian ini diharapkan memberikan wawasan kepada pihak sekolah dan masyarakat khususnya orang tua remaja mengenai pengetahuan- pengetahuan yang harus dimiliki oleh siswa siswi tentang bahaya narkotika dan efek sampingnya.
(19)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan tersebut menjadi panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Sebahagian besar pengetahuan manusia peroleh dari mata dan telinga, perilaku dalam bentuk pengetahuan yakni dengan mengetahui situasi atau rangsangan dari luar. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yakni:
1. Tahu (Know)
Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.
2. Memahami (Compression)
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi(Apllication)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real).
(20)
4. Analisis (Analysis)
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya antara satu sama lain.
5. Sintesis(Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi(Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilain terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian – penilaian itu suatu kriteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara dan kuisioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden yang dipilih. (Notoatmodjo,2003)
(21)
2.1 Pengertian Narkotika
Kata narkotika berasal dari bahasa Yunani narkotikos yang artinya dalam bahasa medis adalah lethargy, yaitu seseorang yang berada dalam keadaan lesu,lemah, letih dan kelelahan. Menurut Encyclopedia Americana, “ Narcotic is a dulls the senses relieves pain, induces sleep and can produce addiction in varying degrees ”. Jika diartikan secara bebas, narkotika adalah sejenis obat yang dapat menumpulkan perasaan, mengurangi rasa sakit, menyebabkan mengantuk, dan dapat menciptakan ketergantungan dalam berbagai tingkatan.(Encyclopedia Americana,1983)
Narkotika menurut Soedjono adalah sejenis zat yang bila dipergunakan (dimasukkan dalam tubuh) akan membawa pengaruh terhadap tubuh pengguna, pengaruh tersebut berupa menenangkan, merangsang, dan menimbulkan khayalan-khayalan (halusinasi).Di Indonesia, istilah narkotika berasal dari bahasa Inggris, narcotics yang berarti obat bius, yang sama artinya dengan kata narcosis dalam bahasa yunani yang artinya menidurkan atau membius. Secara umum pengertian narkotik adalah suatu zat yang dapat menimbulkan terjadinya perubahan perasaan, penalaran dan pengamatan; karena zat tersebut berpengaruh terhadap sistem saraf pusat. (Darmono,2006)
Yang dimaksud dengan narkotika menurut medis adalah segala bahan yang bila dimasukkan kedalam tubuh maka akan bekerja pada susunan syaraf pusat yang mempunyai pengaruh terhadap badan, jiwa atau pikiran beserta tingkah laku. (Depkes RI,1999)
(22)
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari alami ,baik sintesis maupun semisintesis yang dapat menyebabkan penurunan dan perubahan kesadaran, hilangnya rasa dan rasa nyeri, dan menimbulkan ketergantungan.(Undang-Undang RI No. 2 tahun 1997)
Narkotika dapat dibedakan dalam beberapa golongan: Golongan I
Golongan ini hanya dapat digunakan untuk kepentingan perkembangan ilmu pengetahuan saja dan tidak digunakan untuk terapi. Ia disebabkan karena golongan ini mempunyai potensi sangat tinggi akan terjadinya efek ketergantungan obat atau adiksi/ ketagihan. Contoh narkotik golongan I ini adalah:
i) Tanaman Papaver Somniferum L. (opiot) ii) Tanaman Erytroxylum coca (kokain) iii) Tanaman Canabis sativa (ganja) Golongan II
Narkotika golongan II ini berkhasiat untuk pengobatan, tetapi digunakan sebagai pilihan terakhir dalam pengobatan tersebut. Narkotika golongan ini juga digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga berpotensi tinggi mengakibatkan ketergantungan; contohnya: morfin,petidin, metadon, opium, dihidromorfin dan ekogin.
Golongan III
Golongan III narkotika ini banyak digunakan dalam perkembangan ilmu pengetahuan, dan juga dalam terapi serta berkhasiat dalam pengobatan. Potensi ketergantungan obat ini adalah ringan. Misalnya: kodein, etil-morfin,asetil dihirokodein,dekstropropoksifen,dihidrokodein dan norkodein.( Darmono,2006)
(23)
2.2 Jenis dan Efek yang ditimbulkan oleh obat terlarang Narkotika
2.31. Ganja/ Mariyuana/ Kanabis
Marijuana adalah suatu bahan berbentuk bubuk (powder) kering berwarna putih kehijauan dan abu-abu yang diekstrak dari bunga dan daun tanaman Cannabis Sativa. Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut obat ini, bergantung pada daerahnya. Misalnya pot,herb,weed,boom,mary jane, gangster dan sebagainya.Bahan kimia aktif dalam marijuana adalah delta-9-tetrahydrocanabinol (THC) ayang dapat mempengaruhi suasana hati manusia dan mempengaruhi cara orang tersebut melihat dan mendengar hal- hal disekitarnya. Selain itu THC ini dapat berikat pada membrane sel saraf tertentu yang mengandungi protein sebagai reseptor. Apabila THC berikatan dengan protein tersebut akan merangsang reaksi sek saraf sehingga menyebabkan penderita berkeinginan untuk menggunakan obat tersebut secara terus menerus.
Cara penyalahgunaannya adalah dengan mengeringkan dan dicampur dengan tembakau rokok atau langsung dijadikan rokok lalu dibakar dan dihisap. Pengaruhnya sangat cepat, puncaknya sekitar 10-30 menit, dan berlanjutan sampai 2-3 jam.
Pengaruh tersebut bergantung pada pengalaman individu , jenis obatnya dan dosis. Dosis rendah hanya berpengaruh pada rasa nyaman , euphoria , dan santai, tetapi gejala ini sulit dideteksi. Pada dosis yang lebih besar euforia, santai, keringanan stres dan rasa sakit, nafsu makan bertambah, perusakan pada kemampuan bergerak, kebingungan, hilangnya konsentrasi,meningkatnya denyut nadi,keseimbangan dan koordinasi tubuh yang buruk.(Darmono,2006)
(24)
2.3.2 Kokain
Kokain ini banyak di salahgunakan (drug abuse) sehingga menimbulkan ketagihan bagi penggunanya. Obat diekstrasikan dari tanaman spesies coca yaitu Erythroxylum coca. Kokain mempunyai dua bentuk yaitu garam kokain dan kokain basa. Bentuk garam mudah larut dalam air, kristal berwarna putih, rasa sedikit pahit dan biasanya digunakan dengan hirup. Manakala kokain basa tidak berwarna/putih, tidak berbau, mudah larut dalam air,rasanya pahit dan biasanya dirokok sebagai sigaret. Bila seseorang menghirup kokain (inhalasi) atau merokoknya maka dengna cepat kokain didistribusikan ke dalam otak. Yang paling sering kokain digunakan lewat inhalasi, dan kokain itu diabsorpsi lewat mukosa hidung dan masuk dalam darah, dan cepat didistribusikan ke otak. Kokain yang dijual di pasar gelap menpunyai nama jalanan yang lain seperti koka, coke,crack, happy dust, charlie, srepet, snow atau blow.
Efek samping
Sekarang lebih banyak digunakan untuk tujuan untuk lebih fit, segar, kuat, bersemangat, hilang rasa mengantuk dan tidak terasa lapar. Apabila pemakaian menjadi kronis akan menimbulkan tidak bergairah bekerja, tidak dapat tidur, halusinasi, tidak ada nafsu makan, berbuat dan berpikir tanpa tujuan, tidak mempunyai ambisi, kemauan serta kurang perhatian. Penggunaan dengan cara dihirup akan berisiko kering dan luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam. Penggunaan kokain pada dosis yang tinggi akan menyebabkan gejala intoksikasi, seperti agitasi, iritabilitas, gangguan dalam pertimbangan perilaku seksual yang impulsif dan peningkatan aktivitas psikomotor seperti takikardia,hipertensi, dan midriasis. Pada tingkat overdosis kokain dapat menyebabkan kematian akibat serangan dan ganguan pada pernafasan dan terhadap jantung (Darmono,2006)
(25)
2.3.3.Opioid
Opioid atau opiat berasal dari kata opium, jus dari bunga opium, Papaver somniverum, yang mengandung kira-kira 20 alkaloid opium, termasuk morfin. Opioid adalah jenis senyawa alami, baik sintesis maupun semisintesis yang mempunyai efek seperti morfin.
Turunan Opioid yang sering disalahgunakan adalah : a.Candu/Opium
Getah tanaman muda Papaver Somniferum yang berwarna kecoklatan dengan kadar morfin 4-21% didapat dengan menggores buahnya.Getah yang keluar berwarna putih dan dinamai "Lates". Getah ini dibiarkan mengering pada permukaan buah sehingga berwarna coklat kehitaman dan sesudah diolah akan menjadi suatu adonan yang menyerupai aspal lunak. Inilah yang dinamakan candu mentah atau candu kasar. Candu kasar mengandung bermacam-macam zat-zat aktif yang sering disalahgunakan. Candu masak warnanya coklat tua atau coklat kehitaman. Diperjual belikan dalam kemasan kotak kaleng dengan berbagai macam cap, antara lain ular, tengkorak,burung elang, bola dunia, cap 999, dan cap anjing. Pemakaiannya dengan cara dihisap.(Woesniwir M.,1990)
b.Morfin
Morfin adalah ekstrak alkaloid opium dari bermacam macam solven.Morfin rasanya pahit, berbentuk tepung halus berwarna putih atau dalam bentuk cairan berwarna. Pemakaiannya dengan cara dihisap dan disuntikkan. Khasiat morfin adalah analgetik, menurunkan rasa kesadaran (sedation), menghambat pernafasan, menghilangkan reflex batuk dan menimbulkan rasa nyaman(euphoria) yang kesemuanya berdasarkan penekanan susunan syaraf pusat (SSP).(Sasangka H,2003)
c.Heroin ( putaw )
Heroin adalah hasil asetilasi morfin dengan asam asetat anhidrat atau asetil klorida. Bentuk garam morfin HCl lebih mudah larut dalam air, bila diberikan secara intravena cepat dimetabolisme menjadi morfin. Heroin potensi adiksinya tiga kali
(26)
lebih banyak daripada morfin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin dan merupakan jenis opiat yang paling sering disalahgunakan orang di Indonesia pada akhir - akhir ini . Heroin, yang secara farmakologis mirip dengan morfin menyebabkan orang menjadi mengantuk dan perubahan mood yang tidak menentu. Pembuatan, penjualan dan pemilikan heroin adalah ilegal, namun heroin tetap tersedia bagi pasien dengan penyakit kanker stadium lanjut karena efek analgesik dan mempunyai sifat nyaman (euphoria) yang baik.(Badan Narkoba Nasional,2009)
d.Codein
Codein termasuk garam / turunan dari opium / candu. Efek codein lebih lemah daripada heroin, dan potensinya untuk menimbulkan ketergantungaan rendah. Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan disuntikkan.(Woesniwir M.,1990)
e.Hidromorfon
Hidromorfon merupakan narkotika analgesik semi sintesis. Dijual dipasaran dalam bentuk tablet atau suntikan. Hidromorfin bekerja lebih pendek dan lebih tenang berbanding morfin, tetapi kekuatannya sebesar 2-8 kali. Oleh karena itu, hidromorfon merupakan obat yang sangat disalahgunakan dan dicari banyak sekali oleh pencandu-pecandu narkotika.(Woesniwir M.,1990)
Efek samping
Opioid bekerja langsung pada
samping yang timbul akibat pengambilan opiot adalah mengalami penurunan kesadaran,(rasa nyaman) euphoria, rasa kantuk, lesu,penglihatan kabur, rasa lapar,
merangsang juga menimbulkan
ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien ketergantungan opioid juga dilaporkan menderita
.
Pengguna opioid yang(27)
berkelanjuntan menyebabkan pelambatan dan kekacauan pada saat berbicara, kerusakan penglihatan pada malam hari, mengalami kerusakan pada liver dan ginjal, peningkatan resiko terkena virus HIV dan hepatitis dan penyakit infeksi lainnya melalui jarum suntik dan penurunan hasrat dalam hubungan sex, kebingungan dalam identitas seksual, kematian karena overdosis. (BNN, 2009)
2.4 Penyalahgunaan Zat
Penyalahgunaan zat adalah pemakaian zat atau obat tanpa indikasi medik, tanpa petunjuk ataupun resep dokter, digunakan untuk pemakaian sendiri secara teratur atau berkala, sekurang-kurangnya selama satu bulan dan dapat menciptakan keadaan yang tidak terkuasai oleh individu.
Pada umumnya zat atau obat yang disalahgunakan oleh pemakai adalah zat yang termasuk golongan obat psikoaktif (psychoaktif drugs), yaitu obat yang dapat memeberikan perubahan-perubahan pada fungsi mental(pikiran dan perasaan, kesadaran,persepsi tingkah laku) dan fungsi motorik. Zat ini mempunyaipotensi unutl menimbulkan ketergantungan, baik fisik maupun secara psikis atau kedua-duanya.
Pemakaian zat merupakan suatu pola penggunaan zat yang bersifat patologik sehingga akan menimbulkan ganguan fungsi social. Ditandai dengan adanya ketidakmampuan memenuhi kewajiban terhadap keluarga dan teman – temannya karena perilakunya tidak wajar, impulsive, atau karena ekspresi perasaan agresif yang tidka wajar. (Hawari D,2006)
(28)
2.5 Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkotika :
Terdapat tiga bagian yang terganggu akibat penyalahgunaan narkotika, yaitu gangguan terhadap kondisi fisik, gangguan terhadap kehidupan mental emosional dan ganguan terhadap kehidupan sosial penguna narkotika.
1. Terhadap kondisi Fisik : Tanda –tanda yang dapat dilihat adalah berat badan turun secara drastis, mata terlihat cekung dan merah, muka pucat dan bibir kehitam hitaman, tangan penuh dengan bintik-bintik merah seperti bekas gigitan nyamuk dan ada tanda bekas luka sayatan. Pada tempat bekas suntikan terdapat goresan dan perubahan warna kulit. Selain itu buang air besar dan kecil kurang lancar, sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas.
2. Emosi : Pengguna narkotika sangat sensitif dan cepat bosan. Apabila ditegur atau dimarahi malah menunjukkan sifat dengan membangkang. Emosinya tidak stabil dan tidak ragu untuk memukul orang atau berbicara kasar terhadap anggota keluarga atau orang disekitarnya. Selain itu nafsu makannya tidak menentu.
3. Perilaku : Pengguna narkotika tampak malas serta sering melupakan tanggungjawab dan tugas-tugas rutin, menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dan keluarga, sering bertemu dengan orang yang tidak dikenali oleh keluarga, pergi tanpa kebenaran dan pulang lewat tengah malam, suka mencuri uang di rumah atau di sekolah maupun tempat pekerjaan dan menggadaikan barang-barang berharga di rumah. Begitupun dengan barang-barang-barang-barang berharga miliknya banyak yang hilang. Selalu kehabisan wang serta waktunya di rumah kerap kali dihabiskan di kamar tidur, kloset, gudang, ruang yang gelap, kamar mandi atau tempat-tempat lainnya, dan takut akan air. Jika terkena air akan terasa sakit, karena itu mereka jadi malas mandi. Sering batuk-batuk dan pilek berkepanjangan. Biasanya terjadi pada saat gejala “putus obat” sikapnya cenderung jadi manipulatif dan tiba-tiba tampak manis bila ada maunya, seperti saat membutuhkan uang untuk beli obat, sering berbohong dan ingkar janji
(29)
dengan berbagai macam alasan; jantung berdebar-debar, mengeluarkan air mata berlebihan, mengeluarkan keringat berlebihan, sering mimpi buruk, nyeri kepala, nyeri/ngilu sendi-sendi. (Weka Gunawan,2003)
(30)
Bab 3
Kerangka Konsep Dan Definisi Operasional 3.1 KERANGKA KONSEP
Pada penelitian ini kerangka konsep pemikiran adalah tentang tingkat pengetahuan pelajar Sekolah Menengah Atas ( SMA ) di Medan tentang bahaya narkotika dan efek sampingnya dapat dibuat bagan kerangka konsep sebagai berikut:
Gambar 3.1 Kerangka Konsep tingkat pengetahuan siswa siswi kelas X,XI dan XII Sekolah Mengah Atas Harapan 1,Medan mengenai bahaya narkotika dan efek sampingnya.
3.2 Definisi Operasional 3.2.1 Pengetahuan
Kemampuan siswa untuk mengetahui tentang bahaya narkotika dan efek sampingnya. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui segala informasi yang diketahui (hasil tahu) siswa SMA Harapan 1, Medan Kelas X, XI dan XII tentang bahaya narkotika dan efek sampingnya serta secara langsung dapat mempengaruhi seseorang untuk mengelakkan diri daripada penggunaan narkotika. Dalam penelitian ini, pengetahuan merupakan jumlah jawaban respon terhadap pertanyaan yang berhubungan dengan narkotika.
Tingkat Pengetahuan siswa siswi Sekolah Menengah
Bahaya narkotika dan efek sampingnya
(31)
3.3. Aspek Pengukuran ( Cara Ukur )
Cara ukur yang digunakan untuk penelitian ini adalah melalui wawancara.
3.4. Aspek Pengukuran ( Alat Ukur )
Alat ukur yang digunakan untuk penelitian ini adalah jenis kuisioner.
3.5. Hasil Pengukuran
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Pengukuran dan penggolongan tingkat pengetahuan diperoleh dari hasil pengukuran jumlah kuesioner yang diberikan bagi mengetahui tingkat pengetahuan siswa. Penilaian terhadap pengetahuan siswa siswi tentang bahaya narkotika dan efek sampingnya dengan mengajukan 25 pertanyaan dengan hasil skoring adalah 1 untuk jawaban yang ya, dan 0 untuk jawaban tidak. Tingkat pengtahuan dikategorikan menjadi tiga, yaitu Pengetahuan Baik , Pengetahuan Cukup, atau Pengetahuan Kurang.
3.5.1. Kategori Penelitian Pengukuran
Sedangkan dalam penentuan kategori penelitian dinilai dengan menggunakan metode presentasi skoring sebagai berikut:
1. Pengetahuan siswa Baik bila >75 % pertanyaan dijawab benar oleh responden.
2. Pengetahuan siswa Cukup bila 40-75 % pertanyaan dijawab benar oleh responden.
3. Pengetahuan siswa Kurang bila <40 % pertanyaan dijawab benar oleh responden
(32)
Maka penilaian terhadap tingkat pengetahuan responden terhadap bahaya narkotika dan efek sampingnya berdasarkan sistem skoring yaitu
Skor 19-35 : Pengetahuan Baik Skor 10-18 : Pengetahuan Cukup Skor 0-9 : Pengetahuan Kurang
3.6. Skala Pengukuran
Data ini adalah yang berperingkat dari baik, cukup dan kurang sekaligus jenis datanya adalah data ordinal.
(33)
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Tujuan digunakannya rancangan deskriptif dalam penelitian ini adalah untuk menggambarkan tingkat pengetahuan siswa siswi di Sekolah Menengah Atas Harapan 1, Medan tentang bahaya narkotika tahun 2011.Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional (potong lintang) dimana pengambilan data dilakukan hanya sekali bagi tiap subyek pada saat wawancara.
4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Harapan 1, Medan. Alasan memilih lokasi penelitian adalah sebagai berikut:
1. SMA Harapan 1 berada di tengah kota sehingga peneliti mengasumsikan bahwa kemungkinan memperoleh informasi lebih cepat, termasuk informasi mengenai bahaya Narkotika dimana pengaruh informasi yang semakin mudah didapat , justru memancing remaja mengadaptasi kebiasaaan – kebiasaan yang tidak sehat.
2. Belum pernah dilakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya Narkotika di sekolah tersebut.
(34)
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi, kelas X(kelas 1), kelas XI(kelas 2), dan kelas XII(kelas 3), yang berada di SMA Harapan 1 Medan tahun 2011. Populasi berjumlah 899 orang.
4.3.2 Sampel
4.3.2.1. Kriteria Inklusi dan Eklusi
Sampel penelitian ini adalah Sekolah Menengah Atas Harapan 1,Medan kelas X, kelas XI dan kelas XII tahun 2011.
1. Kriteria Inklusi
a) Siswa siswi Sekolah Menengah Atas Harapan 1, Medan kelas X, XI dan XII tahun 2011.
b) Responden bersedia dan menjawab kuesioner dengan lengkap. 2. Kriteria Eksklusi
a) Responden tidak hadir saat penelitian dengan alasan apapun. 4.3.2.2. Besar Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah sebagian siswa-siswi SMA Harapan 1, Medan. Dalam menentukan besarnya sampel dari populasi yang jumlahnya lebih kecil dari 10.000, dilakukan perhitungan sampel dengan mengunakan rumus (Notoatmodjo, 2005).
(35)
Rumus :
n = ___N___ 1+N(d²)
Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi
d = tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan (0,1),
penyimpangan statistik dari sampel terhadap populasi ditetap
Hasil dari asumsi, jumlah siswa di kelas X,XI dan XII SMA Harapan, Medan adalah sekitar 899 siswa. Dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% dan tingkat relatif adalah sebesar 10%, jumlah sampel yang telah diperoleh dengan memakai rumus diatas adalah sebanyak 89.9 orang.
n = _____899_____ 1 +899(0.01 )
n = 899 9.99
(36)
Oleh karena terdapat 3 kelas, peneliti telah memilih untuk mengambil sebanyak 90 sampel yaitu 30 sampel dari setiap kelas. Metode pengambilan sampel adalah sampel diambil secara random atau acak (random sampling). Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah Simple Random Sampling, dimana setiap responden dalam penelitian memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel.
Cara pengambilan sampel adalah dengan menggunakan absen kelas dan nomor undian (Wahyuni, 2006).
a. Siswa kelas X 2011 : 1/3 × 90 = 30 orang. b. Siswa kelas XI 2011 : 1/3 × 90 = 30 orang c. Siswa kelas XII 2011: 1/3 x 90 =30 orang
Dari distribusi di atas sampel yang diambil adalah sebesar 90 orang siswa.
4.4 Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari (Badriah, 2006). Responden pada penelitian ini adalah siswa Sekolah Menegah Atas Harapan 1,kelas X, XI dan XII. Siswa akan diwawancari oleh seorang pewawancara dengan menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan pengetahuan mereka tentang bahaya narkotika. Sampel untuk penelitian ini adalah 90. Sebelum mengisi kuesisoner, responden diberi penjelasan tentang tujuan, manfaat penelitian ini dan kesediaan calon responden untuk menjadi responden. Seluruh responden dalam penelitian ini telah menyatakan kesediaannya menjadi responden yang ditunjukkan dengan menandatangani surat persetujuan menjadi responden.
(37)
Setelah responden menyatakan setuju, yang ditunjukkan dengan pengisian informed consent, kemudian responden diberi pengarahan tentang cara pengisian kuesioner. Responden diminta untuk mengisi kuesioner sendiri tanpa diwakilkan atau meminta pendapat orang lain. Kuesioner yang akan digunakan adalah kuesioner mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMA Harapan 1, Medan tentang bahaya narkotika yang berisi 25 pertanyaan tertutup.
4.4.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperolehi langsung dari sumber. Data diperoleh
melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan. Peneliti akan ke sekolah yang telah ditetapkan dan akan memberikan kuesioner kepada siswa-siswa di sekolah tersebut. Siswa-siswa tersebut akan mengisi kuesioner yang diberikan dibawah pengawasan peneliti. Jumlah item kuesioner adalah 25 item dengan pilihan jawaban Benar-Salah yang akan mengukur pengetahuan siswa terhadap pengetahuan mereka tentang bahaya narkotika dan efek sampingnya. Setelah siswa selesai mengisi kuesioner, peneliti akan memberikan satu flyer yang akan menginformasikan siswa mengenai bahaya narkotika dan efek sampingnya serta sekaligus memberikan manfaat kepada siswa yang mengikuti penelitian ini sebagai langkah penyuluhan.
4.4.1.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan untuk memastikan kuesioner ini dapat dipercayai. Kuisioner dapat digunakan sebagai alat ukur setelah diuji validitas dan reliabilitasnya. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuisioner yang disusun telah mampu mengukur apa yang hendak diukur, maka dilakukan pengujian antara nilai tiap-tiap item pertanyaan dengan skor total kuisioner tersebut. Bila semua pertanyaan telah memiliki korelasi bermakna ( construck validity ) berarti semua pertanyaan yang ada
(38)
di dalam kuisioner tersebut mampu mengukur konsep yang kita ukur. Teknik yang dipakai adalah teknik korelasi “Product Moment”. Ini dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada satu kelompok subjek yang menyerupai subjek asal penelitian. Hasil kuisioner diuji validitasnya dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan menggunakan rumus:
R = N (Σxv)-(ΣxΣv) √{NΣx²-(Σx)²} {NΣy²-(Σy)²}
Keterangan : x : Skor setiap responden untuk pertanyaan nomor n y : Skor total tiap responden untuk semua pertanyaan
xy: Skor pertanyaan nomor n dikali skor total pada tiap responden
Keputusan uji
• Bila r hitung (r pearson) > r tabel ; artinya pertanyaan valid. • Bila r hitung (r pearson) < r tabel ; artinya pertanyaan tidak valid.
Sementara itu, uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran 2 kali atau lebih terhadap gejala/kondisi yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Setelah selesai seminar proposal, akan dicari 10 orang siswa SMA yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan populasi target dan siswa tersebut akan diminta untuk mengisi kuesioner yang akan duiji. Peneliti memilih Sekolah Menengah Atas (SMA)
(39)
Negeri 1 di Kota Medan untuk melakukan tes uji validitas dan reliabilitas. Kuisioner yang telah selesai disusun akan diuji reliabilitasnya dengan menggunakan
k k Σ S□ □= 1 α = 1- k- 1 ST²
α = koefisien alpha
k = banyaknya butir pertanyaan
S□² = ragam skor butir pertanyaan ke-i ST² = ragam skor total
Uji reliabilitas dilakukan dengan cara one shot (diukur sekali sahaja). Di sini, pengukuran hanya sekali dan kemudian hasil dibandingkan dengan hasil pertanyaan lain. Uji reliabilitas dilakukan pada seluruh pertanyaan yang valid dengan koefisien reliabilitas Alpha pada aplikasi SPSS versi 17.0. Jika nilai alpha lebih besar dari nilai r tabel, maka pertanyaan tersebut reliabel. Hasil uji validitas dan reliabilitas ditampilkan pada tabel berikut ini.
(40)
Tabel 4.1 Tabel Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner Variabel Nomor Pertanyaan Total Pearson
Correlation
Status Alpha Status
PENGETAHUAN 1 0.746 Valid 0.937 Reliabel
2 0.746 Valid 0.937 Reliabel
3 0.836 Valid 0.937 Reliabel
4 0.909 Valid 0.937 Reliabel
5 0.909 Valid 0.937 Reliabel
6 0.766 Valid 0.937 Reliabel
7 0.746 Valid 0.937 Reliabel
8 0.733 Valid 0.937 Reliabel
9 0.733 Valid 0.937 Reliabel
10 0.909 Valid 0.937 Reliabel
11 0.855 Valid 0.937 Reliabel
12 0.733 Valid 0.937 Reliabel
13 0.733 Valid 0.937 Reliabel
14 0.777 Valid 0.937 Reliabel
15 0.766 Valid 0.937 Reliabel
16 0.733 Valid 0.937 Reliabel
17 0.869 Valid 0.937 Reliabel
18 0.785 Valid 0.937 Reliabel
19 0.758 Valid 0.937 Reliabel
20 0.836 Valid 0.937 Reliabel
(41)
4.4.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah didapatkan secara langsung dari pihak Administrasi Yayasan Pendidikan Harapan yang berhubungan dengan jumlah siswa di sekolah tersebut pada tahun 2011.
4.5. Teknik Penilaian/ Skoring
Semua 25 pertanyaan menilai siswa tentang tingkat pengetahuan mereka terhadap kesehatan mata. Apabila jawaban responden benar diberi nilai 1, jika jawaban salah diberi nilai 0. Jumlah nilai yang diperoleh kemudiannya akan dibahagikan dengan skor total yaitu 25 dan didarabkan dengan 100% untuk mendapatkan hasil pengukuran.
22 0.869 Valid 0.937 Reliabel
23 0.758 Valid 0.937 Reliabel
24 0.891 Valid 0.937 Reliabel
(42)
4.6 Pengolahan Data dan Analisa Data
Data dari wawancara akan diperiksa silang ( cross-checked) oleh supervisor (peneliti) di lapangan.Setiap ketidak konsistenan atau ketidaklengkapan informasi akan diperbaiki sebelum meninggalkan lokasi penelitian.Kuesionar yang lengkap akan diteliti dan dimasukkan ke dalam komputer oleh programmer (peneliti).Pada proses pemasukan data, akan dilakukan pengecekan ganda oleh tenaga entry data dan analisis tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya narkotika dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan bantuan SPSS for windows 17.
Langkah terakhir dalam penelitian ini adalah melakukan analisis data. Analisis data pada penelitian dilakukan secara bertahap dan dilakukan melalui proses komputerisasi. Penelitian ini hanya menggunakan analisis univariat.
(43)
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
SMA Harapan 1 Medan adalah salah satu lembaga pendidikan swasta yang telah terakreditasi dengan peringkat A (amat baik). SMA Harapan 1 Medan berlokasi dijalan Imam Bonjol No.35 Medan.
5. 2. Deskripsi Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini, karakteristik yang diamati pada responden meliputi jenis kelamin, sumber informasi ,umur serta kelas pada responden. Jumlah responden adalah sebanyak 90 siswa. Karakteristik jenis kelamin responden pada penelitian ini diperlihat pada tabel 5.1 di bawah. Sebahagian besar responden adalah laki-laki sebanyak 46 orang (51.1%) dan responden perempuan adalah 44 orang (48.9%).
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Frekuensi (n) Persen (%) Laki-laki 46 51.1 Perempuan 44 48.9 TOTAL 90 100
(44)
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Karakteristik Responden Menurut Sumber Informasi
Berdasarkan Tabel 5.2. diatas, diketahui bahwa rata-rata responden mendapat sumber informasi dari organisasi intra sekolah(OSIS), orang tua dan teman yaitu sebanyak 30 orang (33.3%), diikuti media elektronik sebanyak 28 orang (31.1%) manakala yang paling rendah adalah dari sekolah sebanyak 12 orang (13.3%).
Sumber Informasi Frekuensi (n) Persen (%)
1 Sekolah 12 13.3
2 Media elektronik 28 31.1
3 Media cetak 20 22.2
4 Lain-lain
(OSIS,orang tua dan teman)
30 33.3
(45)
Karakteristik umur responden pada penelitian ini diperlihat pada tabel 5.3 di bawah. Sebahagian besar responden adalah berumur 16 tahun yaitu sebanyak 30 orang (33.3%), kedua 15 tahun sebanyak 29 orang (32.2%) dan ketiga 17 tahun sebanyak 19 orang(21.1%). Ini diikuti umur 14 tahun dan 18 tahun masing-masing sebanyak 7 orang (7.8%) dan 5 orang (5.6%).
Tabel 5.3 Karakteristik umur responden yang mengikuti penelitian
Karakteristik kelas responden pada penelitian ini diperlihat pada tabel 5.4 di bawah. Dalam penelitian ini, responden yang terpilih sebanyak 90 orang yang terdiri dari 30 orang kelas X, 30 orang kelas XI, dan 30 orang kelas XII.
Tabel 5.4 Karakteristik kelas responden yang mengikuti penelitian
Kelas Frekuensi (n) Persen (%) 1 X 30 33.3 2 XI 30 33.3 3 XII 30 33.3
TOTAL 90 100
Umur
Frekuensi (n)
Persen (%) 1 14 7 7.8 2 15 29 32.2 3 16 30 33.3 4 17 19 21.1 5 18 5 5.6
(46)
5.3 Hasil Analisis Data
Data lengkap distribusi frekuensi jawaban responden pada variabel pengetahuan dapat dilihat pada table 5.5
Tabel 5.5 Sebaran gambaran soal kuestioner tingkat pengetahuan responden
Gambaran n1 % n2 %
1. Pengertian bahawa narkotika adalah bahaya 83 92.2 7 7.8
2. Pengertian mengenai ganja merupakan sejenis narkotika 74 82.2 16 17.8
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Pengertian mengenai opiot merupakan sejenis narkotika Pengertian mengenai kokain merupakan sejenis narkotika
Pengetahuan mengenai Heroin yang merupakan jenis narkotika yang paling banyak digunakan di Indonesia
Pengertian mengenai terdapat beberapa golongan narkotika yang digunakan unutuk pengobatan.
Apakah dampak dari penyalahgunaan pemakaian narkotika adalah kerusakan fungsi hepar/hati?
Apakah dampak dari penyalahgunaan pemakaian narkotika akan menyebabkan kerusakan otak?
Apakah dampak dari penyalahgunaan pemakaian narkotika akan menyebabkan gagal ginjal?
Apakah penyalahgunaan pemakaian narkotika memudahkan seseorang terkena hepatitis B atau C?
Apakah dampak dari penyalahgunaan pemakaian narkotika memudahkan seseorang dijangkiti HIV/AIDS?
Pengertian mengenai penggunaan narkotika dapat menimbulkan ketergantungan
Pengertian penurunan berat badan secara drastis merupakan tanda fisik penyalahgunaan narkotika
Pengertian mata cekung atau merah merupakan tanda fisik penyalahgunaan narkotika
Pengertian muka pucat merupakan tanda fisik penyalahgunaan 30 29 49 61 70 70 45 32 61 78 73 66 67
33.3 60 66.7 32.3 61 67.8 54.4 41 45.6
67.8 29 32.2
77.8 20 22.2
77.8 20 22.2
50.0 45 50
35.6 58 64.4
67.8 29 32.2
86.7 12 13.3
81.1 17 18.9
73.3 24 26.7
(47)
16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. narkotika
Pengertian bibir berwarna hitam serta goresan pada tangan merupakan tanda fisik penyalahgunaan narkotika
Tanda -tanda dari segi emosi akibat dari penyalahgunaan narkotika: cepat bosan
Tanda -tanda dari segi emosi akibat dari penyalahgunaan narkotika: emosi naik turun
Tanda -tanda dari segi emosi akibat dari penyalahgunaan narkotika :tidak ragu untuk memukul orang dan nafsu makan berkurang
Pengertian dari segi perilaku akibat daripada penyalahgunaan narkotika :malas dan melupakan tanggungjawab
Pengertian dari segi perilaku akibat daripada penyalahgunaan narkotika :tidak peduli dan menjauhi keluargaa
Pengertian dari segi perilaku akibat daripada penyalahgunaan narkotika :suka mencuri barang-barang di rumah
Pengertian dari segi perilaku akibat daripada penyalahgunaan narkotika :takut akan air dan suka menghabiskan masa di ruang gelap
Pengetahuan mengenai undang-undang narkotika
Pengetahuan mengenai hukuman bagi pengedar ,pengguna dan yang menyimpan narkotika
39 53 77 75 73 78 81 44 22 37
43.3 51 56.7
58.9 37 41.1
85.6 13 14.4
83.3 15 16.7
81.1 17 18.9
86.7 12 13.3
90.0 9 10.0
48.9 46 51.1
24.4 68 75.6 41.1 53 58.9 n1= YA (1) n2=TIDAK (0)
Berdasarkan tabel bias dilihat bahawa terdapat 25 soal. Setiap soal hanya dijawab ya atau tidak. Pada setiap soalan jawaban yang betul bagi soalan yang ditanya diberi nilai 1 dan yang salah diberi nilai 0.Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar oleh responden adalah pertanyaan nomor 1 yaitu dengan persentase sebesar 92.2 % (83 siswa). Kesimpulan dapat dibuat bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap pengertian bahwa
(48)
narkotika adalah berbahaya adalah baik .Pertanyaan yang paling sedikit dijawab dengan benar oleh responden adalah pertanyaan nomor 22 yaitu dengan persentase sebesar 24.4% (22 siswa). Tingkat pengetahuan responden terhadap undang-undang narkotika adalah kurang.
Hasil uji tingkat pengetahuan siswa mengenai bahaya narkotika dan efek sampingnya dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.6.
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tentang Bahaya Narkotika dan Efek Sampingnya Secara Umum
Tingkat Pengetahuan
Frekuensi (n) Persen (%) 1 Baik (≥19) 14 15.6 2 Cukup (10-18) 74 82.2 3 Kurang (≤9) 2 2.2
TOTAL 90 100
Dari tabel 5.6, dapat dilihat bahwa 14 responden (15.6%) berada dalam kategori tingkat pengetahuan yang baik tentang bahaya narkotika dan efek sampingnya. 74 responden (82.2%) berada dalam kategori tingkat pengetahuan cukup. Sebanyak 2 (2.2%) responden berada dalam kategori tingkat pengetahuan kurang tentang bahaya narkotika dan efek sampingnya.
(49)
Data lengkap distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan sesuai proporsi jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel 5.7.
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Bahaya Narkotika dan Efek Sampingnya Berdasarkan Kelompok Jenis kelamin.
Dari tabel 5.7 di atas dapat dilihat bahwa paling banyak responden dalam golongan tingkat pengetahuan baik adalah siswa laki-laki sebanyak 8 orang (8.9%). Responden terbanyak dalam kategori tingkat pengetahuan cukup adalah siswa laki-laki sebanyak 38 orang (42.2%). Jumlah responden dalam kategori tingkat pengetahuan kurang paling banyak adalah siswa perempuan yaitu 2 orang siswa (2.2%).
Tingkat Pengetahuan
_________________________________________________________
Baik (≥19 ) Cukup (10-18) Kurang (≤9) TOTAL Jenis Kelamin
n % n % n %
Laki-laki 8 8.9 8 42.2 0 0 46 Perempuan 6 6.7 36 40.0 2 2.2 44 TOTAL 14 15.6 74 82.2 2 2.2 90
(50)
Data lengkap distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang bahaya narkotika dan efek sampingnya menurut sumber informasi dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Tabel 5. 8 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Menurut Sumber Informasi
Sumber informasi
Tingkat Pengetahuan
Baik Sedang Kurang Total
n % n % n % n %
Sekolah 4 4.4 8 8.9 0 0 12 13.3
Media elektronik 0 0 28 31.1 0 0 28 31.1
Media cetak 4 4.4 15 16.7 1 1.1 20 22.2
Lain-lain
(OSIS,orang tua dan teman)
6 6.7 24 26.7 0 0 30 33.3
14 15.5 75 83.4 1 1.1 90 100
Berdasarkan data tabel5.8. di atas, didapati bahwa tingkat pengetahuan responden yang baik adalah dari sumber informasi lain-lain yang terdiri dari organisasi intra sekolah (OSIS), orang tua dan teman yaitu sebanyak 6 orang (6.7%). Sedangkan tingkat pengetahuan kurang paling banyak dari golongan yang mendapat sumber informasi dari media cetak yaitu sebanyak 1 orang (1.1%).
(51)
Data lengkap distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan sesuai kelas responden dapat dilihat pada tabel 5.9.
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tentang Bahaya Narkotika dan Efek Sampingnya Berdasarkan Kelompok Kelas SMA
Dari tabel 5.9 di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa dengan pengetahuan baik terbanyak dijumpai pada responden dari kelas XI dan kelas XII yaitu masing-masing 5 orang (5.6%). Tingkat pengetahuan baik paling sedikit dijumpai pada responden dari kelas X yaitu sebanyak 2 orang (2.2%). Tingkat pengetahuan cukup paling banyak dijumpai pada responden dari kelas XI dan kelas XII sebanyak 25 orang (27.8%) dari masing-masing kelas dan paling sedikit dijumpai pada responden dari kelas X sebanyak 24 orang (26.6%). Tingkat pengetahuan kurang paling banyak dijumpai pada responden kelas X yaitu sebanyak 4 orang (4.4%).
Tingkat Pengetahuan
_________________________________________________________
Baik (≥19 ) Cukup (10-18) Kurang (≤9) TOTAL Kelas SMA
n % n % n %
X 2 2.2 24 26.6 4 4.4 30
XI 5 5.6 25 27.8 0 0 30
XII 5 5.6 25 27.8 0 0 30
(52)
Data lengkap distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan sesuai umur responden dapat dilihat pada tabel 6.0.
Tabel 6.0 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Bahaya Narkotika dan Efek Sampingnya Berdasarkan Kelompok Umur
Dari tabel 6.0 diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa berdasarkan kelompok umur dengan pengetahuan baik terbanyak dijumpai pada responden usia 15 tahun sebanyak 5 siswa (5.6%) dan terendah dijumpai pada responden usia 16 tahun sebanyak 1 siswa (1.1%). Responden bagi tingkat pengetahuan cukup yang terbanyak dijumpai pada usia 16 tahun sebanyak 29 siswa (32.2 %) dan terendah dijumpai pada responden usia 18 tahun sebanyak 3 siswa (3.3%). Tingkat pengetahuan kurang yang terbanyak dijumpai pada responden usia 15 tahun sebanyak 2 siswa (2.2%).
Tingkat Pengetahuan
_________________________________________________________
Baik (≥19 ) Cukup (10-18) Kurang (≤9) TOTAL Umur
n % n % n %
14 2 2.2 5 5.6 0 0 7 15 5 5.6 22 24.4 2 2.2 29 16 1 1.1 29 32.2 0 0 30 17 4 4.5 15 16.7 0 0 19 18 2 2.2 3 3.3 0 0 5 TOTAL 14 15.6 74 82.2
2
(53)
5.4 Pembahasan
5.4.1 Tingkat Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan diatas dapat dilakukan pembahasan seperti berikut. Mayoritas responden yang mengikuti penelitian memiliki tingkat pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 74 orang (82.2%), diikuti dengan responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 14 orang (15.6%) dan yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu sebanyak 2 orang (2.2%). Hal ini disebabkan karena informasi tentang narkotika dan efek sampingnya yang diterima baik dikelas maupun diluar kelas adalah sangat minimal. Ini menyebabkan mayoritas responden tergolong dalam tingkat pengetahuan yang cukup terhadap pengertian narkotika efek-efek samping mahupun undang-undang narkotika. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2003) yang menyebutkan bahwa pengetahuan mampu dikembangkan oleh manusia disebabkan karena manusia mempunyai bahasa yang mampu dikomunikasikan informasi yang diperolehi. Jika yang dikomunikasikan tersebut salah terima,maka pengetahuan tentu tidak akan berkembang dengan baik. Menurut Teori BLOOM terdapat 6 tingkatan yaitu, tahu(know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar. Aplikasi(Apllication) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari. Analisis (Analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen. Sintesis(Synthesis) menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Evaluasi(Evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilain terhadap suatu materi atau obyek. Semua tingkatan di atas itu harus tercapai supaya tingkat pengetahuan adalah baik.
(54)
5.2.2 Distribusi tingkat pengetahuan siswa/i mengikut kelas SMA ,sumber informasi,umur, jenis kelamin siswa/i Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta Harapan Medan.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.9 maka dapat di analisa secara deskriptif, tingkat pengetahuan siswa siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta Harapan 1 Medan tentang bahaya narkotika dan efek sampingnya berdasarkan kelas. Siswa dalam kategori tingkat pengetahuan baik lebih banyak berada pada kelas XI dan XII diikuti kelas X. Hal ini menunjukkan berdasarkan kelas juga mempengaruhi sedikit sebanyak tingkat pengetahuan siswa/i tentang bahaya narkotika dan efek sampingnya. Teori Notoadmodjo (2003) yang menyatakan bahwa pengetahuan akan berpengaruh pada perilaku sebagai hasil pendidikan.
Siswa siswi sekolah menengah atas harus memiliki pengetahuan yang baik tentang bahaya narkotika dan efek sampingnya, namun faktanya masih banyak siswa kelas X, kelas XI maupun kelas XII yang belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang narkotika. Hanya 8.9% siswa laki-laki dan 6.9% siswi perempuan yang mempunyai pengetahuan baik tentang bahaya narkotika. Pada asumsi saya tingkat pengetahuan tentang narkotika adalah lebih rendah pada siswa yang lebih muda dan berpendidikan lebih rendah karena memiliki pengetahuan asas yang lebih rendah serta kemungkinan kurangnya penyuluhan pada siswa kelas X dibandingkan dengan kelas XI maupun kelas XII tentang narkotika, bahaya narkotika, efek samping narkotika serta undang-undang dan hukum narkotika. Hal ini menunjukkan perlunya informasi maupun pelayanan yang mencukupi bagi siswa menyangkut tentang narkotika.
Berdasarkan karakteristik sumber informasi pada tabel 5.2, dapat diketahui bahwa sumber informasi terbanyak pada siswa adalah lain-lain (organisasi intra sekolah (OSIS), orang tua dan teman) dengan jumlah 30 siswa (33.3%). Berdasarkan data table 5.8., didapati bahawa tingkat pengetahuan responden yang baik adalah dari sumber informasi lain-lain yang terdiri dari organisasi intra sekolah (OSIS), orang tua dan teman yaitu sebanyak 6 orang (6.7%). Menurut Notoatmodjo (2007)informasi
(55)
yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang memperoleh banyak sumber informasi, maka seseorang cenderung memperoleh pengetahuan yang lebih luas.
Hasil penelitian oleh Rustini (2002) mengenai Gambaran Tingkat Pengetahuan mengenai NAPZA pada murid-murid SMU Marsudirini Kemang Pratama Bekasi menunjukkan bahwa jumlah responden yang mendapat informasi mengenai narkotika dari orang tua dan memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 64.3%. Begitu juga pada penelitian ini dimana responden yang memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 6.7% paling banyak mendapat sumber informasi daripada organisasi intra sekolah, orang tua dan teman. Pada asumsi saya, tingkat pengetahuan siswa mendapat sumber informasi dari orang tua paling banyak adalah karena hubungan komunikasi antara orang tua dan remaja yang lancar dan terbuka yang dapat membantu remaja mengetahui hal – hal yang diinginkan oleh remaja sehubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan remaja dengan lebih jelas.
Selain daripada itu, berdasarkan tabel 6.0 didapati bahwa distribusi tingkat pengetahuan tentang bahaya narkotika dan efek sampingnya berdasarkan kelompok umur tidak menunjukkan suatu gambaran jelas. Pada asumsi saya, ini mungkin karena siswa SMA Harapan 1 Medan, tidak terdiri daripada satu golongan umur tertentu sahaja pada setiap kelas. Terdapat perbedaan umur yang nyata antara siswa pada setiap kelas sehingga menjadi kurang jelas predileksi dari tingkat pengetahuan. Ini berlainan pula dengan Notoadmotjo 2003, umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan delam penelitian-penelitian epidemiologi yang merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan. Umur adalah lamanya hidup seseorang dalam tahun dihitung sejak dilahirkan. Semakin tinggi umur seseorang , maka semakin bertambah pula ilmu atau pengetahuan yang dimiliki karena pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman yang diperoleh dari orang lain (Notoatmodjo,2003).
(56)
Akhirnya distribusi tingkat pengetahuan siswa SMA Harapan 1 tentang bahaya narkotika dan efek sampingnya sesuai proporsi jenis kelamin pada tabel 5.7 menunjukan lebih banyak siswa tergolong dalam tingkat pengetahuan baik dibanding siswi. Selain itu menurut hasil penelitian Ian(2003) yang berjudul Smoking, Drinking, Drug use And Sexual Health Among Schoolchildren In The Western Isles, juga menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak menyalahgunakan obat dibandingkan dengan responden perempuan. Ian juga menyatakkan salah satu faktor laki-laki mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik daripada perempuan adalah karena pergaulan remaja laki-laki cenderung lebih luas daripada remaja perempuan .
Dahulu teori freud yang menyatakan bahwa perempuan kurang memiliki hasrat untuk berprestasi dan cenderung lebih mendengarkan, sedangkan anak laki-laki melihat (Sarlito, 2005). Menurut asumsi saya bahwa jenis kelamin mempengaruhi dalam memahami ilmu pengetahuan dimana laki-laki lebih dominan dengan berpengetahuan baik. Hal ini dikarenakan remaja laki-laki lebih cenderung memiliki rasa keingintahuan lebih besar dan sifat ingin mencoba suatu hal lebih tinggi. Sehingga tingkat pengetahuan mereka tentang narkotika umumnya lebih banyak di bandingkan remaja perempuan.
Hasil keseluruhan ini berbeda dengan hasil penelitian oleh Rustini (2002) mengenai Gambaran Tingkat Pengetahuan Mengenai NAPZA pada murid-murid Marsuridini Kemang Bekasi dimana siswa yang pengetahuannya baik mengenai narkotika adalah sebesar 55.2% sedangkan pengetahuan yang kurang baik sebesar 44.8%. Manakala dalam penelitian ini ternyata bahwa mayoritas responden yang mengikuti penelitian memiliki tingkat pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 74 orang (82.2%), diikuti dengan responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 14 orang (15.6%) dan seterusnya dengan tingkat pengetahuan yang kurang yaitu sebanyak 2 orang (2.2%). Baik tidaknya pengetahuan siswa tentang narkotika dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa faktor tersebut
(57)
misalnya umur, kelas, jenis kelamin, dan pendidikan. Selain itu keterpaparan media informasi yang sangat mendukung. Media informasi tersebut seperti petugas kesehatan, media cetak, maupun media elektronik. Makin banyak mendapatkan informasi maka makin tinggi pengetahuan akan narkotika.
(58)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan :
Dari penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan siswa-siswi tentang bahaya narkotika dan efek sampingnya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Harapan 1 di Medan adalah secara keseluruhannya cukup yaitu sejumlah 74 orang siswa (82.2%) dengan menjawab 10-18 soalan dari angket kuesioner dengan betul.
6.2. Saran
1. Siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan tahun 2011 diharapkan agar tetap mencari informasi untuk memperluas pengetahuannya tentang narkotika dan efek sampingnya sehingga dapat melakukan upaya pencegahan siswa-siswi dalam penggunaan narkotika secara tidak rasional.
2. Pihak sekolah melalui program Usaha Kesehatan Sekolah perlu merancang kegiatan penyuluhan seperti mendistribusikan leaflet ,memperbanyak bulletin tentang akibat narkotika dan memberikan program pendidikan kesehatan melalui ceramah, seminar maupun dimasukkan dalam mata pelajaran sekolah untuk meningkatkan pengetahuan siswa-siswi terutama mengenai narkotika.
3. Karena begitu kompleksnya masalah narkotika ini, maka tindakan preventif tersebut juga harus dimulai dari tengah keluarga. Orangtua harus berperan dalam mendidik, dan memperhatikan perkembangan anak sesuai dengan perkembangan zaman.
(59)
4. Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna dalam menggambarkan tingkat pengetahuan siswa SMA Harapan 1 Medan kelas X, kelas XI dan kelas XII tahun 2011 terhadap bahaya narkotika dan efek sampingnya. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menyempurnakan penelitian ini. Peneliti merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya, untuk meneliti tidak hanya tingkat pengetahuan saja, tetapi juga sikap dan perilaku siswa terhadap penggunaan narkotika.
(60)
Daftar pustaka
Anonymous <Department Kesehatan RI. Undang- Undang RI Nombor 9, Tahun 1976, tentang Narkotika>[Accesed:29 March 2011}
Anonymous <htpp://www.bnn.go.id/portal/index.php/konten/detail/deputi- pemberantasan/data-kasus-narkoba/4419/data-kasus-tindak-pidana-kasus-narkoba-di-indonesia-tahun-1997-2008>[Accesed:29 March 2011}
Badan Koordinasi Narkotika Nasional, 2003. Data Kasus Narkoba tahun 1997 –
2002. Available from
Badan Narkotika Nasional Republik (2004). Jenis-jenis Narkoba dan aspek kesehatan penyalahgunaan Narkoba. Jakarta :PT Multi Kuarta Kecana.. Darmano.2006. Toksikologi Narkoba dan Alkohol .Jakarta: Universitas Indonesia Dit IV/Narkoba,2009. Data Kasus Narkoba Di Indonesia Tahun 1997-2008 11
(Sebelas)TahunTerakhir.Availablefrom:htpp://www.bnn.go.id/portal/index.ph p/konten/detail/deputi-pemberantasan/data-kasus-narkoba/4419/data-kasus-tindak-pidana-kasus-narkoba-di-indonesia-tahun-1997-2008[Accesed:29 March 2011}
Griswold, Kim S., 2008: Adolescent Substance Abuse. Available from:
Harahap. U, 2001. Penyalahgunaan Narkoba dan Dampak Yang Ditimbulkannya, Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Farmakologi pada FMIPA
USU, Medan.
Hawari. D, 2002. Penyalahgunaan dan Ketergasntungan NAPZA. Penerbit FK UI. Jakarta.
Ian Grant, 2003: yang berjudul Smoking, Drinking, Drug use And Sexual Health Among Schoolchildren In The Western Isles. Available from :
(61)
[Accessed,05 2011]
Larson ,Michael F., 2010: Alcohol Related Psychosis. Available from:
Levine, Michael D., 2009: Toxicity, alcohols. Available from: 2011]
Muhlisa, (2002). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Penyalahgunaan NAPZA di Kalangan Remaja 'Gaul' Blok M Tahun 2000. Skripsi Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Notoatmodjo, S, 2003. Perilaku Kesehatan. Indonesia: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan Indonesia: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku: Jakarta: PT Rineka Cipta
Presiden Republik Indonesia., 1997: UU Republik Indonesia Nombor 22 tahun 1997 tentang Narkotika, Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1997 Nombor 67,Jakarta.Available from:
2011]
(62)
pada Murid-Murid Kemang Pratama Bekasi Tahun 2002 .Skripsi Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Samosir,2009.Pengguna Narkoba Sumut No3.Available from:
Sarlito W,2005Teori-teori psikologi sosial, Jakarta : Fajar Interpratama
Sasangka,H., 2003.Narkotika dan Psikotropika Dalam Hukum Pidana.Bandung: Mandar Maju.
Susilo S., 1993. Pengawasan Obat dan Makanan Menurut Undang-undang No. 23 tahun 1992. Denpasar Bali.
Yatim Danny I. Dan Irwanto.1986.Keperibadian Keluarga dan Narkotika. Jakarta:Arcan.
Weka, G., 2006. Keren Tanpa NArkoba.Jakarta:Grasindo.
World Drug Report, 2010: Drug Statsistics and Trends, Available from:
Wresniswiro,M., 1999. Masalah Narkotika, Psikotropika dan Obat-Obat Berbahya. Jakarta:Mitra Bintibmas.
(63)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Premaaloshinee Thanabal Tempat/ Tanggal
Lahir
: Perak/1 Januari 1989
Agama : Hindu
Alamat : Jl. Kangkung,No 36,Medan
Riwayat Pendidikan : 1. Sijil Pelajaran Menengah(SPM)-2005
2. Canadian International MatriculationProgramme (CIMP) SunwayUniversity College
Malaysia-2007
3. Fakultas Kedokteran USU- 2008 Sekarang School
Riwayat Organisasi : 1. Persatuan Mahasiswa Malaysia USU (PM-USU) 2. Persatuan Kebangsaan Pelajar-pelajar Malaysia se-
(64)
LAMPIRAN
LEMBAR PENJELASAN KEPADA
CALON SUBJEK PENELITIAN
Dengan hormat,
Saya Premaaloshinee Thanabal, mahasiswa yang sedang menjalani pendidkan dokter di fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saya sedang mengadakan penlitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Siswa Siswi Sekolah Menengah Atas Harapan Tahun 2011 Tentang Bahaya Narkotika Dan Efek SAmpingnya”. Tujuan penelitian ini adalaj untuk melihat apakah adanya tingkat pengetahuan tentang bahaya narkotika dan efek sampingnya pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Setelah penelitian, siswa dan siswi akan diberikan informasi tentang bahaya narkotika dan efek sampingnya. Maka diharapkan bagi siswa yang kurang berpengetahuan tenatnag bahay narkotika dan efek sampingnya, dapat dipertingkatkan pengetahuannya. Tidak ada apa-apa tindakan yang akan diambil jika siswa memberikan jawaban yang dia tidak mengetahui mengenai bahaya narkotika dan efek sampingnya.
Partisipasi Saudara/i bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Indentitas pribadi Saudara/I sebagai partisipan akan dirahsiakan dan informaso yang diberikan hanya akan digunakan unutk penelitian ini.
Demikian informasi saya sampaikan. Atas bantuan dan kesedian Saudara/i menjadi partisipan dalam penelitian ini, saya sampaikan terima kasih.
Medan,………2011
Peneliti,
(65)
LAMPIRAN
SURAT PERNYATAAN
PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama :
Umur : Kelas : Kelamin :
Telah mendapatkan penjelasan sepenuhnya mengenai penelitian,
Judul penelitian :Tingkat pengetahuan pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) Harapan 1,Medan
tentang bahaya narkotika dan efek sampingnya. Nama peneliti : Premaaloshinee Thanabal
Jenis penelitian : Deskriptif dengan pendekatan cross sectional
Lokasi penelitian : Sekolah Menengah Atas (SMA) Harapan 1 di Kota Medan Institusi yang melakukan penelitian : Universitas Sumatera Utara (USU) Medan
Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk mengikuti penelitian.
Medan,……….2010
____________________ (Nama dan Tanda Tangan)
(66)
KUESIONER PENELITIAN TINGKAT PENGETAHUAN
PELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TENTANG
BAHAYA NARKOTIKA DAN EFEK SAMPINGNYA.
Petunjuk
1. Isilah kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya, dengan rasa penuh kesadaran dan keterbukaan.
2. Berilah tanda silang pada lembar jawaban.
3. Jawaban tidak akan diumumkan atau diberitahukan pada pihak lain.
A.
IDENTIFIKASI RESPONDEN
1.
Nama :
2.
Umur :
3.
Kelas :
4.
Jenis Kelamin :
5.
Bila pernah,dari mana saudara mengetahui?
a.sekolah b.media cetak c.media elektronik
d.lain-lain
(67)
B. PENGETAHUAN
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Narkotika adalah berbahaya
2. Berikut adalah jenis-jenis narkotika a.ganja
b.opiot c.kokain
3. Di Indonesia, heroin merupakan jenis narkotika yang paling banyak digunakan.
4. Terdapat beberapa golongan narkotika yang digunakan untuk khasiat pengobatan.
5. Dampak dari penyalahgunaan pemakaian narkotika adalah
a.Kerusakan fungsi hati/ hepar b. Kerusakan otak
c.Gagal ginjal d. Hepatitis B,C e. HIV/AIDS
6. Penyalahgunaan narkotika dapat menimbulkan ketergantungan.
7. Secara fisik tanda penyalahgunaan narkotika adalah:
a.penurunan berat badan turun drastis b.mata cekung atau merah
(68)
c.muka pucat
d.bibir berwarna hitam serta goresan pada tangan 8. Dari segi emosi, tanda- tanda penyalahgunaan
narkotika adalah: a.cepat bosan
b. emosi naik turun (pemurung dan pemarah) c.tidak ragu untuk memukul orang lain serta nafsu makan berkurang
9. Dari segi perilaku , tanda –tanda penyalahgunaan narkotika adalah :
a.malas dan melupakan tanggungjawab b.tidak peduli dan menjauhi keluarga c.suka mencuri barang-barang di rumah
d. takut akan air dan selalu suka menghabiskan waktu di kamar tidur ,ruangan gelap,gudang atau kloset
10. Apakah anda tahu mengenai undang-undang narkotika?
11. Apakah anda tahu hukuman bagi
pengedar,pengguna dan yang menyimpan narkotika?
(1)
jenis kelamin * TOTAL Crosstabulation Count
TOTAL
14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00
jenis kelamin Laki-laki 6 6 10 9 6 2
Perempuan 2 6 3 7 9 3
Total 8 12 13 16 15 5
jenis kelamin * TOTAL Crosstabulation Count
TOTAL
20.00 21.00 22.00 23.00 Total
jenis kelamin Laki-laki 0 1 0 3 46
Perempuan 3 1 1 0 44
Total 3 2 1 3 90
sumber infromasi * TOTAL Crosstabulation Count
TOTAL
8.00 9.00 10.00 11.00 12.00
sumber infromasi sekolah 0 0 0 0 0
media ccetak 1 0 0 3 1
media elektronik 0 1 0 0 0
lain-lain 0 0 1 0 0
(2)
sumber infromasi * TOTAL Crosstabulation Count
TOTAL
13.00 14.00 15.00 16.00 17.00
sumber infromasi sekolah 1 1 0 1 4
media ccetak 0 3 5 4 6
media elektronik 2 1 5 4 0
lain-lain 2 3 2 4 6
Total 5 8 12 13 16
sumber infromasi * TOTAL Crosstabulation Count
TOTAL
18.00 19.00 20.00 21.00 22.00
sumber infromasi sekolah 1 3 0 0 0
media ccetak 5 0 0 0 0
media elektronik 3 1 1 1 0
lain-lain 6 1 2 1 1
(3)
Sumber infromasi * TOTAL Crosstabulation Count
TOTAL
23.00 Total
sumber infromasi sekolah 1 12
media ccetak 0 28
media elektronik 1 20
lain-lain 1 30
Total 3 90
umur * TOTAL Crosstabulation Count
TOTAL
8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00
umur 14.00 0 0 0 0 0 1 0
15.00 1 1 0 1 0 3 1
16.00 0 0 0 2 1 0 3
17.00 0 0 0 0 0 1 4
18.00 0 0 1 0 0 0 0
(4)
umur * TOTAL Crosstabulation Count
TOTAL
15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00
umur 14.00 2 2 0 0 1 1 0
15.00 6 2 4 5 1 2 1
16.00 3 6 8 6 0 0 0
17.00 1 3 3 3 3 0 1
18.00 0 0 1 1 0 0 0
Total 12 13 16 15 5 3 2
umur * TOTAL Crosstabulation Count
TOTAL
22.00 23.00 Total
umur 14.00 0 0 7
15.00 0 1 29
16.00 1 0 30
17.00 0 0 19
18.00 0 2 5
(5)
kelas * TOTAL Crosstabulation Count
TOTAL
8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00
kelas x 1 1 0 1 0 4 1
xi 0 0 0 1 0 0 2
xii 0 0 1 1 1 1 5
Total 1 1 1 3 1 5 8
kelas * TOTAL Crosstabulation
TOTAL
15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00
kelas x 5 6 4 3 1 2 1
xi 5 2 7 8 3 1 0
xii 2 5 5 4 1 0 1
(6)
kelas * TOTAL Crosstabulation Count
TOTAL
22.00 23.00 Total
kelas x 0 0 30
xi 0 1 30
xii 1 2 30