Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. DATA PENELITIAN
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi logistik. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya
dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi logistik. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda digunakan dengan
menggunakan software SPSS versi 15. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-
output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, didapat 21 perusahaan yang
memenuhi kriteria dan di jadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2005-2007.
Tabel 4.1 Sampel Penelitian
No Nama Perusahaan
Kode
1 Ades Waters Indonesia
ADES 2
BAT Indonesia BATI
Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
3 Daya Sakti Unggul Corporindo
DSUC 4
Eratex Djaja ERTX
5 Ever Shine Tex
ESTI 6
Fatrapolindo Nusa Industrui FPNI
7 Hanson International
MYRX 8
Jakarta Kyoei Steel Works JKSW
9 Karwell Indonesia
KARW 10
Kedaung Indah Can KICI
11 Mulia Industrindo
MLIA 12
Multi Prima Sejahtera LPIN
13 Perdana Bangun Pusaka
KONI 14
Polysindo Eka Perkasa POLY
15 Resources Alam Indonesia
KKGI 16
Schering Plough Indonesia SCPI
17 Sumalindo Lestari Jaya
SULI 18
Surabaya Agung Industri Pulp Kertas SAIP
19 Surya Intrido Makmur
SIMM 20
Texmaco Jaya TEJA
21 Tifico
TFCO
Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
B. ANALISIS HASIL PENELITIAN
1. Uji Data
a. Uji Asumsi Klasik
I Uji Multikolonieritas
Regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat antara variabel bebasnya. Multikolinearitas adalah sistuasi adanya korelasi
antara variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya, dalam hal ini kita sebut variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel-variabel yang
bersifat ortogonal adalah variabel yang memiliki nilai korelasi diantaranya sama dengan nol. Dalam penelitian ini jejak multikolinearitas dapat dilihat dari nilai
korelasi antar variabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Hasil uji gejala multikolinearitas disajikan pada tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber : Hasil pengolahan data
Dari hasil pengujian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antara variabel independen. Gejala multikolinearitas
terjadi apabila nilai korelasi antar variabel independen lebih besar dari 0.9.
Constant DEF
ADTR PO
Step 1 Constant 1.000
-.548 -.461
-.556 DEF
-.548 1.000
-.114 .188
ADTR -.461
-.114 1.000
.048 PO
-.556 .188
.048 1.000
Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
matriks korelasi diatas memperlihatkan bahwa korelasi antar variabel independen yang paling besar hanya 0.556, lebih kecil dari 0,9. Berdasarkan hasil ini maka
dapat disimpulkan bahwa variabel debt default, kualitas audit dan opini audit lolos uji gejala multikolinearitas.
II. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan
ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual
kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Run test digunakan untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi pada penelitian ini,
bila hasil output SPSS menunjukkan probabilitas signifikansi dibawah 0.05 disimpulkan terdapat gejala autokorelasi pada model regresi tersebut. Run test
digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak. Ghozali 2005:103.
H0 : residual res_1 random acak H1 : residual res_1 tidak random.
Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Value
a
.01900 Cases Test Value
30 Cases = Test Value
33 Total Cases
63 Number of Runs
31 Z
-.364 Asymp. Sig. 2-tailed
.716 a. Median
Hasil output SPSS menunjukkan bahwa nilai test adalah 0.01900 dengan probabilitas 0.716 tidak signifikan pada 0.05 yang berarti hipotesis nol diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.
b. Menguji Model Fit Overall Model Fit Ttest
Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesiskan telah fit atau tidak dengan data. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2
log likehood pada awal block number = 0 dengan nilai -2 loglikehood pada
Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
akhir block number = 1. Nilai -2 log likehood awal pada block number = 0, dapat ditunjukkan melalui tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4.4 Nilai -2 Log Likehood -2 LL awal
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log
likelihood Coefficients
Constant Constant
Step 0 1 87.194
.095 2
87.194 .095
Sumber : Hasil pengolahan data
Nilai -2 log likehood akhir pada block number = 1, dapat ditunjukkan melalui tabel 4.5 berikut ini :
Tabel 4.5 Nilai -2 log likehood -2 LL akhir
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log
likelihood Coefficients
Constant DEF
ADTR PO
Constant Step 1 1
48.548 -1.483
1.281 -.283
2.125 2
45.442 -1.953
1.937 -.512
2.774 3
45.201 -2.115
2.182 -.612
3.014 4
45.198 -2.136
2.212 -.624
3.044 5
45.198 -2.136
2.213 -.624
3.045
Sumber : Hasil pengolahan data
Dari tabel 4.4 dan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa -2 log likehood awal pada block number = 0, yaitu model yang hanya memasukkan konstanta yang dapat
dilihat pada step 2, memperoleh nilai sebesar 87, 194. Kemudian pada tabel
Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
selanjutnya dapat dilihat nilai -2 LL akhir dengan block number = 1 nilai -2 log likehood pada tabel 4.4 mengalami perubahan setelah masuknya beberapa variabel
independen pada model penelitian, akibatnya nilai -2 LL akhir pada step 5 menunjukkan nilai 45.198
Adanya pengurangan nilai antara -2LL awal initial -2LL function dengan nilai -2LL pada langkah berikutnya -2LL akhir menunjukkan bahwa model yang
dihipotesiskan fit dengan data Ghozali,2005. Penurunan nilai -2 log likehood menunjukkan bahwa model penelitian ini dinyatakan fit, artinya penambahan-
penambahan variabel bebas yaitu debt default, kualitas audit, dan opini audit kedalam model penelitian akan memperbaiki model fit penelitian ini.
c. Menguji kelayakan model regresi.
Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan goodness of fitness test yang diukur dengan nilai chi square pada bagian bawah
uji hosmer and lemeshow.
Tabel 4.6 Hosmer and Lemeshow Test
Sumber : Hasil pengolahan data
Hasil pengujian statistik menunjukkan probabilitas signifikansi menunjukkan angka .079 nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0.05 maka Ho tidak
dapat ditolak diterima. Hal ini berarti model regresi layak untuk digunakan
Step Chi-square
Df Sig.
1 9.881
5 .079
Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
dalam analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati.
Tabel 4.7 Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
Opini Tahun Berjalan = Opini Tahun Berjalan =
1 Total
Observed Expected
Observed Expected
Observed Step 1 1
13 12.226
.774 13
2 7
8.049 2
.951 9
3 2
3.801 4
2.199 6
4 6
3.211 1
3.789 7
5 1
1.436 4
3.564 5
6 1
.684 8
8.316 9
7 .591
14 13.409
14
Sumber : Hasil pengolahan data
Dari tabel kontijensi untuk uji hosmer and lemeshow, dapat dilihat bahwa dari tujuh langkah pengamatan untuk pemberian opini audit dengan going concern 1
maupun opini audit non going concern 0, nilai yang diamati maupun nilai yang diprediksi, tidak mempunyai perbedaan yang terlalu ekstrim. Ini menunjukkan
bahwa model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini mampu memprediksi nilai observasinya.
2. Hasil Pengujian Hipotesis
Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Hasil pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh dari
variabel-variabel bebas terhadap opini audit. Pengujian dengan regresi logistik ditunjukkan dalam tabel-tabel berikut ini.
Tabel 4.8 Ikhtisar Pengolahan Data
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N
Percent Selected Cases
Included in Analysis 63
100.0 Missing Cases
.0 Total
63 100.0
Unselected Cases .0
Total 63
100.0
Sumber : Hasil pengolahan data
Berdasarkan tabel 4.8 diatas kita dapat melihat analisis statistik deskriptif. b.
Jumlah sampel pengamatan sebanyak 63 sampel, dan seluruh sampel telah diperhitungkan kedalam pengujian hipotesis.
c. Tidak ada variabel dependen yang dikeluarkan dengan nilai dummy
variabel. Untuk variabel dependen bernilai 0 untuk non going concern dan bernilai 1 untuk going concern.
d. Metode yang digunakan untuk memasukkan data adalah metode enter.
Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Selanjutnya variabilitas antara variabel dependen dengan variabel independen dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.9 Model Summary
Step -2 Log
likelihood Cox Snell
R Square Nagelkerke R
Square 1
45.198a .487
.649
Sumber : Hasil pengolahan data
Berdasarkan tabel 4.9 diatas, maka dapat dilihat bahwa hasil analisis regresi logistik secara keseluruhan menunjukkan nilai Cox and Snell R Square sebesar
0.487. Cox and Snell R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R
2
pada multiple regretion yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari satu,sehingga sulit untuk diinterpretasikan.
Nagelerke’s R square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell. Untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 nol sampai 1 satu hal ini
dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s R square dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelerke R
2
dapat diinterpretasikan seperti nilai R
2
pada multiple regression.
Dilihat dari hasil output pengolahan data nilai Nagalerke R Square adalah sebesar 0.649 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan
oleh variabel independen adalah sebesar 64,9 , sisanya sebesar 35,1 dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model.
a. Matriks Klasifikasi
Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Matriks klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going concern pada
perusahaan.
Tabel 4.10 Matrik Klasifikasi
Observed Predicted
Opini Tahun Berjalan Percentage
Correct 1
Step 1 Opini Tahun
Berjalan 22
8 73.3
1 6
27 81.8
Overall Percentage 77.8
Sumber : Hasil pengolahan data
Tabel 4.10 menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini going concern pada auditor sebesar
81.8, hal ini berarti bahwa dengan menggunakan model regresi yang digunakan ada 26 perusahaan yang diprediksi akan menerima opini audit going concern dari
32 perusahaan yang menerima opini audit going concern. Kekuatan prediksi model untuk menerima opini audit non going concern adalah sebesar 73,3 yang
berarti bahwa dengan model regresi yang diajukan ada 23 auditee 73,3 yang diprediksi akan menerima opini audit non going concern dari total 31 perusahaan
yang menerima opini audit non going concern.
b. Menguji Koefisien Regresi
Tabel 4.11 menunjukkan hasil pengujian dengan regresi logistik diatas maka diperoleh model regresi logistik sebagai berikut :
Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien regresi
B S.E.
Wald df
Sig. ExpB
95.0 C.I.for EXPB
Lower Upper
Lower Upper
Lower Upper
Lower Upper
Step 1a
DEF 2.213
.780 8.039
1 .005
9.142 1.980
42.204 ADTR
-.624 .767
.662 1
.416 .536
.119 2.408
PO 3.045
.784 15.078
1 .000
21.004 4.517
97.669 Constant
-2.136 .773
7.645 1
.006 .118
a Variables entered on step 1: DEF, ADTR, PO. Sumber : Hasil pengolahan data
Dari pengujian persamaan regresi logistik diatas maka diperoleh model regresi logistik sebagai berikut :
GC = -2.136 + 2.213 DEF – 0.624 ADTR + 3.045 PO Konstanta sebesar -2.136 menyatakan bahwa jika tidak memperhitungkan
nilai debt default, kualitas audit, dan opini audit, maka kemungkinan penerimaan audit dengan pernyataan going concern adalah sebesar -2.136
C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hubungan Debt Default Terhadap Opini Going Concern
Variabel debt default berpengaruh positif terhadap penerimaan opini going concern. Debt default memiliki nilai koefisien positif sebesar 2.213 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0.005 lebih kecil dari 0.05 artinya dapat disimpulkan bahwa debt default berpengaruh positif terhadap penerimaan opini going concern.
Kegagalan dalam memenuhi kewajiban hutang dan atau bunga merupakan
Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
indikator going concern yang banyak digunakan auditor dalam menilai kelangsungan hidup suatu perusahaan.
Apabila perusahaan sedang berada dalam keadaan mengalami kegagalan untuk memenuhi kewajiban nya kepada kreditur maka auditor cenderung untuk
mengeluarkan opini audit going concern kepada perusahaan, dimana auditor meragukan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan auditan.
Penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chen dan Church yang menemukan hubungan kuat antara status default terhadap opini
going concern. Penelitian ini juga konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mutchler 1997 dan Carcello dan Neal 2000 yang menemukan
bukti yang kuat antara pemberian status debt default dengan masalah going concern.
2. Hubungan Kualitas Audit Terhadap Opini Going Concern
Variabel kualitas audit yang diproyeksikan dengan besaran kantor akuntan publik menunjukkan nilai koefisien -0.624 dengan tingkat signifikansi sebesar
0.416 lebih besar dari 0.05 5 artinya dapat disimpulkan bahwa variabel ini memiliki pengaruh negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan
opini going concern. Tanda negatif pada koefisien kualitas audit menunjukkan bahwa perusahaan
cenderung tidak memperoleh opini going concern ketika menggunakan jasa KAP
Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
big four, sementara perusahaan yang menggunakan jasa KAP non big four cenderung memperoleh opini going concern. Pendapat Scott 2001 menjelaskan
hal ini dimana manajer yang rasional tidak akan memilih auditor berkualitas tinggi dan membayar fee yang tinggi apabila karakteristik perusahaan tidak bagus.
Argumen ini didasari anggapan bahwa auditor berkualitas tinggi akan mampu mendeteksi karakteristik perusahaan yang tidak bagus dan menyampaikannya
kepada publik. Jadi dapat dikatakan perusahaan yang menggunakan jasa KAP big four adalah perusahaan yang cenderung memiliki kinerja dan karateristik yang
baik, sehingga pendapat yang mereka terima adalah cenderung pendapat wajar tanpa pengecualian, sementara perusahaan dengan kinerja dan karakteristik yang
tidak baik cenderung menggunakan KAP non big four dengan harapan bahwa KAP non big four tidak dapat mendeteksi kinerja dan karakteristik mereka yang
tidak baik tersebut, sedandkan disisi lain auditor berusaha menjaga reputasinya dengan selalu bekerja secara objektif.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan Mutchler 1997 yang menemukan bukti univariate bahwa auditor berskala besar
Big Six lebih cenderung untuk mengeluarkan opini going concern pada perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dibandingkan auditor berskala
kecil non Big Six. Meskipun demikian hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
Ramadhany 2004 dimana variabel skala auditor Big Four and Non Big Four tidak berpengaruh signifikan atas kemungkinan penerimaan opini going concern.
Bukti tersebut juga konsisten dengan penelitian Setyarno, Januarti dan Faisal
Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
2006, bahwa kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini going concern.
3. Hubungan Opini Audit Terhadap Opini Going Concern
Variabel opini audit menunjukkan nilai koefisien positif 3.045 dengan tingkat signifkansi sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05 5. Artinya dapat simpulkan
opini audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan opini going concern. Hasil penelitian ini konsisten dengan Setyarno dan Januarti 2006, dimana
mereka menemukan bukti empiris bahwa variabel opini audit berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini going concern.
Hasil penelitian ni juga konsisten dengan penelitian Carcello dan Neal 2000 dan Rahmadhany 2004 yang menemukan bahwa opini audit going concern yang
diterima tahun sebelumnya mempengaruhi keputusan auditor untuk menerbitkan kembali opini audit going concern. Hasil temuan ini memberikan bukti empiris
bahwa auditor dalam menerbitkan opini audit going concern akan mempertimbangkan opini audit going concern yang telah diterima perusahaan
pada tahun sebelumnya.
Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel debt default berpengaruh
positif signifikan terhadap penerimaan opini going concern. Apabila perusahaan sedang berada dalam keadaan mengalami kegagalan untuk memenuhi kewajiban
nya kepada kreditur maka auditor cenderung untuk mengeluarkan opini audit going concern kepada perusahaan, dimana auditor meragukan kemampuan satuan
usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan auditan.
Sementara variabel kualitas audit yang diproksi dengan ukuran kantor akuntan publik tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit
going concern, Jadi dapat dikatakan perusahaan yang menggunakan jasa KAP big four adalah perusahaan yang cenderung memiliki kinerja dan karateristik yang