DATA PENELITIAN Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hubungan Debt Default Terhadap Opini Going Concern

Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. DATA PENELITIAN

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi logistik. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi logistik. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda digunakan dengan menggunakan software SPSS versi 15. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output- output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, didapat 21 perusahaan yang memenuhi kriteria dan di jadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2005-2007. Tabel 4.1 Sampel Penelitian No Nama Perusahaan Kode 1 Ades Waters Indonesia ADES 2 BAT Indonesia BATI Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 3 Daya Sakti Unggul Corporindo DSUC 4 Eratex Djaja ERTX 5 Ever Shine Tex ESTI 6 Fatrapolindo Nusa Industrui FPNI 7 Hanson International MYRX 8 Jakarta Kyoei Steel Works JKSW 9 Karwell Indonesia KARW 10 Kedaung Indah Can KICI 11 Mulia Industrindo MLIA 12 Multi Prima Sejahtera LPIN 13 Perdana Bangun Pusaka KONI 14 Polysindo Eka Perkasa POLY 15 Resources Alam Indonesia KKGI 16 Schering Plough Indonesia SCPI 17 Sumalindo Lestari Jaya SULI 18 Surabaya Agung Industri Pulp Kertas SAIP 19 Surya Intrido Makmur SIMM 20 Texmaco Jaya TEJA 21 Tifico TFCO Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

B. ANALISIS HASIL PENELITIAN

1. Uji Data

a. Uji Asumsi Klasik

I Uji Multikolonieritas Regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat antara variabel bebasnya. Multikolinearitas adalah sistuasi adanya korelasi antara variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya, dalam hal ini kita sebut variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel-variabel yang bersifat ortogonal adalah variabel yang memiliki nilai korelasi diantaranya sama dengan nol. Dalam penelitian ini jejak multikolinearitas dapat dilihat dari nilai korelasi antar variabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Hasil uji gejala multikolinearitas disajikan pada tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas Sumber : Hasil pengolahan data Dari hasil pengujian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antara variabel independen. Gejala multikolinearitas terjadi apabila nilai korelasi antar variabel independen lebih besar dari 0.9. Constant DEF ADTR PO Step 1 Constant 1.000 -.548 -.461 -.556 DEF -.548 1.000 -.114 .188 ADTR -.461 -.114 1.000 .048 PO -.556 .188 .048 1.000 Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 matriks korelasi diatas memperlihatkan bahwa korelasi antar variabel independen yang paling besar hanya 0.556, lebih kecil dari 0,9. Berdasarkan hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa variabel debt default, kualitas audit dan opini audit lolos uji gejala multikolinearitas.

II. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Run test digunakan untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi pada penelitian ini, bila hasil output SPSS menunjukkan probabilitas signifikansi dibawah 0.05 disimpulkan terdapat gejala autokorelasi pada model regresi tersebut. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak. Ghozali 2005:103. H0 : residual res_1 random acak H1 : residual res_1 tidak random. Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardized Residual Test Value a .01900 Cases Test Value 30 Cases = Test Value 33 Total Cases 63 Number of Runs 31 Z -.364 Asymp. Sig. 2-tailed .716 a. Median Hasil output SPSS menunjukkan bahwa nilai test adalah 0.01900 dengan probabilitas 0.716 tidak signifikan pada 0.05 yang berarti hipotesis nol diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.

b. Menguji Model Fit Overall Model Fit Ttest

Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesiskan telah fit atau tidak dengan data. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 log likehood pada awal block number = 0 dengan nilai -2 loglikehood pada Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 akhir block number = 1. Nilai -2 log likehood awal pada block number = 0, dapat ditunjukkan melalui tabel 4.4 berikut ini : Tabel 4.4 Nilai -2 Log Likehood -2 LL awal Iteration Historya,b,c Iteration -2 Log likelihood Coefficients Constant Constant Step 0 1 87.194 .095 2 87.194 .095 Sumber : Hasil pengolahan data Nilai -2 log likehood akhir pada block number = 1, dapat ditunjukkan melalui tabel 4.5 berikut ini : Tabel 4.5 Nilai -2 log likehood -2 LL akhir Iteration Historya,b,c,d Iteration -2 Log likelihood Coefficients Constant DEF ADTR PO Constant Step 1 1 48.548 -1.483 1.281 -.283 2.125 2 45.442 -1.953 1.937 -.512 2.774 3 45.201 -2.115 2.182 -.612 3.014 4 45.198 -2.136 2.212 -.624 3.044 5 45.198 -2.136 2.213 -.624 3.045 Sumber : Hasil pengolahan data Dari tabel 4.4 dan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa -2 log likehood awal pada block number = 0, yaitu model yang hanya memasukkan konstanta yang dapat dilihat pada step 2, memperoleh nilai sebesar 87, 194. Kemudian pada tabel Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 selanjutnya dapat dilihat nilai -2 LL akhir dengan block number = 1 nilai -2 log likehood pada tabel 4.4 mengalami perubahan setelah masuknya beberapa variabel independen pada model penelitian, akibatnya nilai -2 LL akhir pada step 5 menunjukkan nilai 45.198 Adanya pengurangan nilai antara -2LL awal initial -2LL function dengan nilai -2LL pada langkah berikutnya -2LL akhir menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data Ghozali,2005. Penurunan nilai -2 log likehood menunjukkan bahwa model penelitian ini dinyatakan fit, artinya penambahan- penambahan variabel bebas yaitu debt default, kualitas audit, dan opini audit kedalam model penelitian akan memperbaiki model fit penelitian ini.

c. Menguji kelayakan model regresi.

Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan goodness of fitness test yang diukur dengan nilai chi square pada bagian bawah uji hosmer and lemeshow. Tabel 4.6 Hosmer and Lemeshow Test Sumber : Hasil pengolahan data Hasil pengujian statistik menunjukkan probabilitas signifikansi menunjukkan angka .079 nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0.05 maka Ho tidak dapat ditolak diterima. Hal ini berarti model regresi layak untuk digunakan Step Chi-square Df Sig. 1 9.881 5 .079 Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 dalam analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Tabel 4.7 Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test Opini Tahun Berjalan = Opini Tahun Berjalan = 1 Total Observed Expected Observed Expected Observed Step 1 1 13 12.226 .774 13 2 7 8.049 2 .951 9 3 2 3.801 4 2.199 6 4 6 3.211 1 3.789 7 5 1 1.436 4 3.564 5 6 1 .684 8 8.316 9 7 .591 14 13.409 14 Sumber : Hasil pengolahan data Dari tabel kontijensi untuk uji hosmer and lemeshow, dapat dilihat bahwa dari tujuh langkah pengamatan untuk pemberian opini audit dengan going concern 1 maupun opini audit non going concern 0, nilai yang diamati maupun nilai yang diprediksi, tidak mempunyai perbedaan yang terlalu ekstrim. Ini menunjukkan bahwa model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini mampu memprediksi nilai observasinya.

2. Hasil Pengujian Hipotesis

Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Hasil pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap opini audit. Pengujian dengan regresi logistik ditunjukkan dalam tabel-tabel berikut ini. Tabel 4.8 Ikhtisar Pengolahan Data Case Processing Summary Unweighted Casesa N Percent Selected Cases Included in Analysis 63 100.0 Missing Cases .0 Total 63 100.0 Unselected Cases .0 Total 63 100.0 Sumber : Hasil pengolahan data Berdasarkan tabel 4.8 diatas kita dapat melihat analisis statistik deskriptif. b. Jumlah sampel pengamatan sebanyak 63 sampel, dan seluruh sampel telah diperhitungkan kedalam pengujian hipotesis. c. Tidak ada variabel dependen yang dikeluarkan dengan nilai dummy variabel. Untuk variabel dependen bernilai 0 untuk non going concern dan bernilai 1 untuk going concern. d. Metode yang digunakan untuk memasukkan data adalah metode enter. Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Selanjutnya variabilitas antara variabel dependen dengan variabel independen dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini. Tabel 4.9 Model Summary Step -2 Log likelihood Cox Snell R Square Nagelkerke R Square 1 45.198a .487 .649 Sumber : Hasil pengolahan data Berdasarkan tabel 4.9 diatas, maka dapat dilihat bahwa hasil analisis regresi logistik secara keseluruhan menunjukkan nilai Cox and Snell R Square sebesar 0.487. Cox and Snell R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R 2 pada multiple regretion yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari satu,sehingga sulit untuk diinterpretasikan. Nagelerke’s R square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell. Untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 nol sampai 1 satu hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s R square dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelerke R 2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R 2 pada multiple regression. Dilihat dari hasil output pengolahan data nilai Nagalerke R Square adalah sebesar 0.649 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 64,9 , sisanya sebesar 35,1 dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model.

a. Matriks Klasifikasi

Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Matriks klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going concern pada perusahaan. Tabel 4.10 Matrik Klasifikasi Observed Predicted Opini Tahun Berjalan Percentage Correct 1 Step 1 Opini Tahun Berjalan 22 8 73.3 1 6 27 81.8 Overall Percentage 77.8 Sumber : Hasil pengolahan data Tabel 4.10 menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini going concern pada auditor sebesar 81.8, hal ini berarti bahwa dengan menggunakan model regresi yang digunakan ada 26 perusahaan yang diprediksi akan menerima opini audit going concern dari 32 perusahaan yang menerima opini audit going concern. Kekuatan prediksi model untuk menerima opini audit non going concern adalah sebesar 73,3 yang berarti bahwa dengan model regresi yang diajukan ada 23 auditee 73,3 yang diprediksi akan menerima opini audit non going concern dari total 31 perusahaan yang menerima opini audit non going concern.

b. Menguji Koefisien Regresi

Tabel 4.11 menunjukkan hasil pengujian dengan regresi logistik diatas maka diperoleh model regresi logistik sebagai berikut : Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien regresi B S.E. Wald df Sig. ExpB 95.0 C.I.for EXPB Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower Upper Step 1a DEF 2.213 .780 8.039 1 .005 9.142 1.980 42.204 ADTR -.624 .767 .662 1 .416 .536 .119 2.408 PO 3.045 .784 15.078 1 .000 21.004 4.517 97.669 Constant -2.136 .773 7.645 1 .006 .118 a Variables entered on step 1: DEF, ADTR, PO. Sumber : Hasil pengolahan data Dari pengujian persamaan regresi logistik diatas maka diperoleh model regresi logistik sebagai berikut : GC = -2.136 + 2.213 DEF – 0.624 ADTR + 3.045 PO Konstanta sebesar -2.136 menyatakan bahwa jika tidak memperhitungkan nilai debt default, kualitas audit, dan opini audit, maka kemungkinan penerimaan audit dengan pernyataan going concern adalah sebesar -2.136

C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hubungan Debt Default Terhadap Opini Going Concern

Variabel debt default berpengaruh positif terhadap penerimaan opini going concern. Debt default memiliki nilai koefisien positif sebesar 2.213 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.005 lebih kecil dari 0.05 artinya dapat disimpulkan bahwa debt default berpengaruh positif terhadap penerimaan opini going concern. Kegagalan dalam memenuhi kewajiban hutang dan atau bunga merupakan Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 indikator going concern yang banyak digunakan auditor dalam menilai kelangsungan hidup suatu perusahaan. Apabila perusahaan sedang berada dalam keadaan mengalami kegagalan untuk memenuhi kewajiban nya kepada kreditur maka auditor cenderung untuk mengeluarkan opini audit going concern kepada perusahaan, dimana auditor meragukan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan auditan. Penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Chen dan Church yang menemukan hubungan kuat antara status default terhadap opini going concern. Penelitian ini juga konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mutchler 1997 dan Carcello dan Neal 2000 yang menemukan bukti yang kuat antara pemberian status debt default dengan masalah going concern.

2. Hubungan Kualitas Audit Terhadap Opini Going Concern

Variabel kualitas audit yang diproyeksikan dengan besaran kantor akuntan publik menunjukkan nilai koefisien -0.624 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.416 lebih besar dari 0.05 5 artinya dapat disimpulkan bahwa variabel ini memiliki pengaruh negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini going concern. Tanda negatif pada koefisien kualitas audit menunjukkan bahwa perusahaan cenderung tidak memperoleh opini going concern ketika menggunakan jasa KAP Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 big four, sementara perusahaan yang menggunakan jasa KAP non big four cenderung memperoleh opini going concern. Pendapat Scott 2001 menjelaskan hal ini dimana manajer yang rasional tidak akan memilih auditor berkualitas tinggi dan membayar fee yang tinggi apabila karakteristik perusahaan tidak bagus. Argumen ini didasari anggapan bahwa auditor berkualitas tinggi akan mampu mendeteksi karakteristik perusahaan yang tidak bagus dan menyampaikannya kepada publik. Jadi dapat dikatakan perusahaan yang menggunakan jasa KAP big four adalah perusahaan yang cenderung memiliki kinerja dan karateristik yang baik, sehingga pendapat yang mereka terima adalah cenderung pendapat wajar tanpa pengecualian, sementara perusahaan dengan kinerja dan karakteristik yang tidak baik cenderung menggunakan KAP non big four dengan harapan bahwa KAP non big four tidak dapat mendeteksi kinerja dan karakteristik mereka yang tidak baik tersebut, sedandkan disisi lain auditor berusaha menjaga reputasinya dengan selalu bekerja secara objektif. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan Mutchler 1997 yang menemukan bukti univariate bahwa auditor berskala besar Big Six lebih cenderung untuk mengeluarkan opini going concern pada perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dibandingkan auditor berskala kecil non Big Six. Meskipun demikian hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Ramadhany 2004 dimana variabel skala auditor Big Four and Non Big Four tidak berpengaruh signifikan atas kemungkinan penerimaan opini going concern. Bukti tersebut juga konsisten dengan penelitian Setyarno, Januarti dan Faisal Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 2006, bahwa kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini going concern.

3. Hubungan Opini Audit Terhadap Opini Going Concern

Variabel opini audit menunjukkan nilai koefisien positif 3.045 dengan tingkat signifkansi sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05 5. Artinya dapat simpulkan opini audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan opini going concern. Hasil penelitian ini konsisten dengan Setyarno dan Januarti 2006, dimana mereka menemukan bukti empiris bahwa variabel opini audit berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini going concern. Hasil penelitian ni juga konsisten dengan penelitian Carcello dan Neal 2000 dan Rahmadhany 2004 yang menemukan bahwa opini audit going concern yang diterima tahun sebelumnya mempengaruhi keputusan auditor untuk menerbitkan kembali opini audit going concern. Hasil temuan ini memberikan bukti empiris bahwa auditor dalam menerbitkan opini audit going concern akan mempertimbangkan opini audit going concern yang telah diterima perusahaan pada tahun sebelumnya. Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. USU Repository © 2009

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel debt default berpengaruh positif signifikan terhadap penerimaan opini going concern. Apabila perusahaan sedang berada dalam keadaan mengalami kegagalan untuk memenuhi kewajiban nya kepada kreditur maka auditor cenderung untuk mengeluarkan opini audit going concern kepada perusahaan, dimana auditor meragukan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan auditan. Sementara variabel kualitas audit yang diproksi dengan ukuran kantor akuntan publik tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, Jadi dapat dikatakan perusahaan yang menggunakan jasa KAP big four adalah perusahaan yang cenderung memiliki kinerja dan karateristik yang

Dokumen yang terkait

Pengaruh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 43 85

Analisis Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, dan Opini audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

1 7 80

PENGARUH DEBT DEFAULT, KUALITAS AUDIT, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP PENERIMAAN OPINI Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Ter

0 1 15

PENGARUH DEBT DEFAULT, KUALITAS AUDIT, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP PENERIMAAN OPINI Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Ter

0 3 15

Analisis Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, dan Opini audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

0 0 11

Analisis Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, dan Opini audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

0 0 2

Analisis Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, dan Opini audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

0 1 7

Analisis Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, dan Opini audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

0 0 17

Analisis Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, dan Opini audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

0 1 2

Analisis Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, dan Opini audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

0 0 7