Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Sebagai contoh, kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya, atau perjanjian serupa, penunggakan pembayaran deviden, penolakan oleh pemasok
terhadap pengajuan permintaan kredit biasa, restrukturisasi utang, kebutuhan untuk mencari sumber atau metode pembelanjaan baru, atau penjualan
sebagian besar aktiva. 3. Masalah intern.
Sebagai contoh, pemogokan kerja atau kesulitan hubgungan perburuhanyang lain, ketergantungan besar atas sukses proyek tertentu, komitmen jangka
panjang yang tidak bersifat ekonomi, kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki operasi.
4. Masalah luar yang terjadi.
Sebagai contoh, pengajuan gugatan pengadilan, keluarnya undang-undang, atau masalah-masalah lain yang kemungkinan membahayakan kemampuan satuan
usaha untuk beroperasi, kehilangan frenchise, lisensi, atau paten yang penting, kehilangan pelanggan atau pemasok utama, kerugian akibat bencana besar
seperti gempa bumi, banjir, kekeringan yang tidak diasuransikan atau diasuransikan dengan pertanggungan rendah.
E. OPINI AUDIT GOING CONCERN
Going concern adalah salah satu konsep paling penting yang mendasari pelaporan keuangan. Pihak manajemen bertanggung jawab untuk menentukan
kelayakan dari persiapan laporan keuangan menggunakan dasar going concern dan auditor bertanggung jawab untuk meyakinkan dirinya bahwa penggunaan
Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
dasar going concern oleh perusahaan adalah layak dan diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan.
PSAP seksi 341 memberikan pedoman kepada auditor tentang dampak kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
terhadap opini auditor sebagai berikut. 1.
Jika auditor yakin terdapat keraguan mengenai kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang
pantas, maka auditor harus : a.
memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut,
b. menetapkan kemungkinan bahwa rencana tersebut secara efektif
dilaksanakan. 2. Jika manajemen tidak memiliki rencana untuk mengurangi dampak kondisi
dan peristiwa terhadap kamampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka auditor mempertimbangkan unutk memberikan
pernyataan tidak memberikan pendapat disclaimer opinion. 3. Jika manajemen memiliki rencana untuk mengurangi dampak kondisi dan
peristiwa diatas, maka auditor menyimpulkan berdasarkan pertimbangannya atas efektifitas rencana tersebut, dan:
6. jika auditor berkesimpulan bahwa rencana tersebut tidak efektif, maka
auditor menyatakan tidak memberikan pendapat disclaimer opinion, 7.
jika auditor berkesimpulan bahwa rencana tersebut efektif dan klien mengungkapkan keadaan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan,
Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
maka auditor menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified opinion,
8. jika auditor berkesimpulan bahwa rencana tersebut efektif, tetapi klien
tidak mengungkapkannya dalam catatan atas laporan keuangan, maka auditor menyatakan pendapat tidak wajar adverse opinion.
F. KUALITAS AUDIT