Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Pada saat auditor menetapkan bahwa ada keraguan yang pasti terhadap kemampuan klien untuk melanjutkan usahanya sebagai going concern, auditor
diijinkan untuk memilih apakah akan mengeluarkan opini wajar tanpa syarat atau opini disclaimer.
PSAK 29 paragraf 11 huruf d, menyatakan bahwa keraguan yang besar tentang kemampuan suatu usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
merupakan keadaan yang mengharuskan auditor menambah paragraf penjelasan dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa
pengecualian yang dinyatakan auditor.
D. GOING CONCERN
Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha, dengan adanya going concern maka suatu badan usaha dianggap mampu mempertahankan
kegiatan usahanya dalam jangka waktu panjang dan tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek.
PSAK 30 menyatakan bahwa going concern dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan
hal yang berlawanan. Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup suatu badan usaha adalah
berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar
aktiva kepada pihak luar secara bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar atau kegiatan serupa lainnya.
Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Menurut Altman dan McGough 1974 masalah going concern terbagi dua, yaitu masalah keuangan yang meliputi kekurangan defisiensi likuiditas, defisiensi ekuitas,
penunggakan utang, kesulitan memperoleh dana, serta masalah operasi yang meliputi kerugian operasi yang terus-menerus, prospek pendapatan yang meragukan,
kemampuan operasi terancam, dan pengendalian yang lemah atas operasi.
Audit report dengan modifikasi mengenai going concern mengindikasikan bahwa dalam penilaian auditor terdapat resiko perusahaan tidak dapat bertahan
dalam bisnis. Auditor harus mempertimbangkan hasil dari operasi, kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan pembayaran hutang, dan
kebutuhan likuiditas dimasa yang akan datang Lenard dkk,1998. Dalam pelaksanaan prosedur audit, auditor dapat mengidentifikasi informasi
mengenai kondisi atau peristiwa tertentu yang dipertimbangkan secara keseluruhan, menunjukkan adanya kesangsian besar tentang kemampuan satuan
usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. Signifikan atau tidaknya kondisi atau peristiwa tersebut akan tergantung
atas keadaan, dan beberapa diantaranya kemungkinan hanya menjadi signifikan jika ditinjau bersama-sama dengan kondisi atau persitiwa yang lain. Berikut
beberapa contoh, namun tidak terbatas pada kondisi dan peristiwa tersebut. 1. Trend negatif.
Sebagai contoh, kerugian operasi yang berulang kali terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha, rasio keuangan penting yang jelek.
2. Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan.
Revol Ulung Bisara Tamba : Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Sebagai contoh, kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya, atau perjanjian serupa, penunggakan pembayaran deviden, penolakan oleh pemasok
terhadap pengajuan permintaan kredit biasa, restrukturisasi utang, kebutuhan untuk mencari sumber atau metode pembelanjaan baru, atau penjualan
sebagian besar aktiva. 3. Masalah intern.
Sebagai contoh, pemogokan kerja atau kesulitan hubgungan perburuhanyang lain, ketergantungan besar atas sukses proyek tertentu, komitmen jangka
panjang yang tidak bersifat ekonomi, kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki operasi.
4. Masalah luar yang terjadi.
Sebagai contoh, pengajuan gugatan pengadilan, keluarnya undang-undang, atau masalah-masalah lain yang kemungkinan membahayakan kemampuan satuan
usaha untuk beroperasi, kehilangan frenchise, lisensi, atau paten yang penting, kehilangan pelanggan atau pemasok utama, kerugian akibat bencana besar
seperti gempa bumi, banjir, kekeringan yang tidak diasuransikan atau diasuransikan dengan pertanggungan rendah.
E. OPINI AUDIT GOING CONCERN