atau tidak dapat dapat mempengaruhinya. Disamping itu juga formula harus relatif mudah untuk dipahami.
f. Insentif
Desain transfer harus sedemikian rupa sehingga memberikan semacam insentif bagi daerah dengan manajmen fiskal yang baik,
dan sebaiknya menyangkal praktik-praktik yang tidak efisien.
B. Formula Perhitungan Dana Alokasi Umum
Dalam penyusunannya, rumus Dana Alokasi Umum mengacu pada beberapa prinsip dasar agar rumus yang dipakai memenuhi beberapa aspek, seperti
aspek legalitas hukum, aspek akademis, dan aspek implementasi di lapangan. Prinsip- prinsip tersebut adalah:
1. Norma hukum dalam UU Nomor 33 tahun 2004 Undang-undang nomor 33 yang telah disetujui DPR menjadi dasar
implementasi dana perimbangan. Didalam pemerintahan kabupaten karo Peraturan Daerah yang mengatur Dana Alokasi Umum yaitu Perda No.
10 Tahun 2004 tentang bagaimana Pengelolaan Dana Alokasi Umum. Oleh karena itu, dalam pembuatan rumus DAU harus memenuhi kaidah-
kaidah dasar yang telah dicantumkan dalam undang-undang No. 33 tahun 2004. Salah satu kaidah yang terpenting adalah bahwa Dana Alokasi
Umum dialokasikan kepada daerah dengan menggunakan bobot daerah. Sementara itu bobot daerah itu sendiri harus dirumuskan dengan
menggunakan suatu formula yang didasarkan atas pertimbangan kebutuhan dan potensi penerimaan daerah.
Erwin Ginting : Pengalokasian Dana Alokasi Umum DAU Dan Pendapatan Asli Daerah PAD Dalam Belanja..., 2008 USU Repository © 2009
2. Hubungan antara kebutuhan dan potensi daerah harus jelas. Daerah yang relatif lebih maju dan mampu berdiri sendiri bila dibandingkan
dengan daerah lain, maka daerah bersangkutan akan memerlukan bantuan dari pusat yang relatif kecil. Daerah yang lebih maju pada
umumnya akan memiliki Pendapatan Asli Daerah dan atau bagi hasil pajak dan bukan pajak sumber daya alam yang relatif lebih besar. Oleh
karena itu, dalam perumusannya formula Dana Alokasi Umum disepakati bahwa daerah yang akan memperoleh Dau adalah daerah yang
memerlukan pembiayaan kebutuhan daerah, tetapi tidak mampu membiayai selisih antara kebutuhan daerah dengan potensinya.
3. Rumus untuk menentukan alokasi DAU harus mudah dipahami dan logis Rumus Dana Alokasi Umum didasarkan atas formula yang sederhana,
mudah dipahami, dan juga mudah dihitung oleh daerah bila data tersedia. Selain itu rumus tersebut harus logis; artinya memenuhi kaidah-kaidah
prinsip teori maupun UU No. 33 tahun 2004, serta tidak mempertentangkan prinsip yang satu dengan yang lain konsisten.
4. Rumus didasarkan atas variabel-variabel yang datanya tersedia akurat. Formula alokasi DAU harus memiliki variabel-variabel yang datanya
terdapat di setiap daerah, dan selain itu data tersebut berasal dari sumber informasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarakan uraian
diatas, maka alur pemikiran dalam penyusunan formula Dana Alokasi Umum dapat digambarkan dalam suatu bagan sebagai berikut:
Erwin Ginting : Pengalokasian Dana Alokasi Umum DAU Dan Pendapatan Asli Daerah PAD Dalam Belanja..., 2008 USU Repository © 2009
VARIABEL KEBUTUHAN - Jumlah penduduk
- Luas wilayah - Kepadatan penduduk
- Indeks harga bangunan - Property Gap atau jarak
KEBUTUHAN FISKAL - Jumlah penduduk
- Luas wilayah - Keadaan geografi
- Penduduk miskin
FORMULA DAU
Amanat UU 251999 Perimbangan keuangan
Pusat dan daerah
VARIABEL POTENSI
-
PDRB Industri dan jasa - Bagi hasil DSA, PBB,
BPHTB
POTENSI PENERIMAAN - Potensi Industri
- Potensi SDA - Potensi SDM
- PDRB
Gambar 2.1 Proses penerapan variabel dan rumus DAU
Sumber: Sidik, et al. Dana Alokasi Umum, 2002
C. Potensi Penerimaan Potensi penerimaan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 104 tahun 2000