1.2.3 Dana Alokasi Khusus
12.360.000.000 26.764.000.000 47.999.000.000 1.2.4
Pendapatan bagi hasil pajak dan bantuan keuangan dari propinsi
10.044.000.000 11.177.000.000 -
1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang
Sah 5.004.825.400 13.397.032.000 60.343.673.596
1.3.1 Hibah 19.029.164.000
1.3.2 Dana
Darurat 1.3.3
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 7.940.000.000
1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
29.000.000.000 1.3.5
Bantuan Keuangan dari Provinsi 4.374.509.596
Total Pendapatan 243.247.874.400 415.294.141.000 518.424.807.852
2. BELANJA 2.1 Belanja
Aparatur 278.466.614.100 247.259.122.405
2.1.1 Belanja Administrasi dan Umum
179.215.984.600 263.678.820.100 -
2.1.2 Belanja Pegawai
144.330.646.240 227.288.429.400 227.643.322.405 2.1.3
Belanja Barang dan Jasasosial 24.225.368.700 27.153.504.500 4.201.000.000
2.1.4 Belanja perjalanan dinas 4.646.160.000
5.012.420.000 2.1.5 Belanja
Pemeliharaan 6.013.791.660 4.224.466.200
2.2. Belanja Publik
57.157.355.550 147.022.761.750 2.2.1
Belanja operasi dan pemeliharaan 33.914.798.550 77.730.970.900
2.2.2. Belanja pegawaipersonalia 2.797.661.000
22.541.551.000 34.253.944.634 2.2.3
Belanja barang dan jasa 12.119.650.000 6.261.000.000 77.115.032.794
2.2.4 Belanja Perjalanan dinas
- 80.000.000
2.2.5 Belanja pemeliharaan 18.997.487.550
48.848.419.900 2.2.6
Belanja Modal 23.242.557.000 63.009.258.750
180.869.899.993 2.2.7
Belanja bagi hasil dan bantuan keuangan
11.780.305.000 4.520.920.000 13.914.800.000 2.2.8
Belanja tidak Tersangka 220.000.0000
1.761.612.100 1.500.000.000
Total Belanja 248.373.645.150 425.489.375.850 539.497.999.826
SurplusDefisit 5.125.770.750 10.195.234.850
21.073.191.974 3 PEMBIAYAAN
3.1 Penerimaan Daerah
3.1.1 Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu
5.325.937.000 11.880.037.000 66.744.393.070
Erwin Ginting : Pengalokasian Dana Alokasi Umum DAU Dan Pendapatan Asli Daerah PAD Dalam Belanja..., 2008 USU Repository © 2009
3.2 Pengeluaran Daerah
3.2.1 Penyertaan Modal
200.166.250 1.634.803.150 33.200.000.000
3.2.2 Pembayaran pokok hutang
50.000.000 100.000.000
Jumlah Pembiayaan 5.125.770.750 10.195.234.850 33.444.393.070
Sumber : APBD Kabupaten Karo Tahun 2005-2007
Dari sumber APBD diatas dapat diketahui bahwa jumlah kenaikan pendapatan, belanja dan pembiayaan APBD Kabuapten Karo dari tahun 2005-2007 adalah:
Pada tahun 2005 pendapatan yang diterima adalah sebesar Rp 243.247.874.400, hal ini berbeda jauh dari pendapatan yang diterima pada tahun 2006 yaitu
sebesar Rp 415.294.141.000, maka dengan data ini dapat diketahui ada kenaikan pendapatan tahun 2005 ke tahun 2006 sebesar Rp 172.046.267.400 atau sebesar
170.7 . Pada tahun 2007 pendapatan yang diterima daerah adalah sebesar Rp 518.424.807.852, jadi dari tahun 2006 ke tahun 2007 pendapatan mengalami
kenaikan sebesar Rp 103.130.666.852 atau sebesar 124.8. Dalam membiayai kebutuhan daerah maka harus ada belanja yang
dianggarkan oleh pemerintah daerah, dari sumber APBD diatas dapat diketahui bahwa: Belanja daerah untuk tahun 2005 adalah sebesar Rp 248.373.645.150
Belanja pada tahun 2006 sebesar Rp 425.489.375.850, dengan perbandingan data ini berarti belanja dari tahun 2005-2006 mengalami kenaikan sebesar Rp
177.115.730.702 atau sebesar 171.3. Pada tahun 2007 belanja sebesar Rp 539.497.999.826 berarti dari tahun 2006-2007 belanja mengalami kenaikan
sebesar Rp 114.008.624.026 atau sebesar 126.7. Pembiayaan tidak jauh berbeda dari pendapatan dan belanja, yaitu dimana
pembiayaan tahun 2005 ke tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar Rp
Erwin Ginting : Pengalokasian Dana Alokasi Umum DAU Dan Pendapatan Asli Daerah PAD Dalam Belanja..., 2008 USU Repository © 2009
5.069.463.100 atau sebesar 198.9, sedangkan pada tahun 2006-2007 pembiayaan mengalami kenaikan sebesar Rp 23.249.159.220.
Surplus atau defisit dapat dilihat dari selisih antara jumlah Pendapatan dan jumlah Belanja yang ada pada tahun 2005-2007. Pada tahun 2005 belanja
yang dianggarkan adalah sebesar Rp 248.373.645.150 dan anggaran pendapatan adalah sebesar Rp 243.247.847.400 maka terjadi Defisit sebesar Rp
5.125.770.750, akan tetapi apabila dibandingkan dengan realisasi belanja dan pendapatan pada tahun 2005 maka jumlah defisit ini akan berubah sesuai dengan
jumlah realisasinya, dimana jumlah realisasi belanja pada tahun tersebut adalah sebesar Rp 250.309.310.000 dan jumlah pendapatan adalah sebesar Rp
259.706.060.155 maka defisit pada tahun 2005 adalah sebesar Rp 9.396.750.155. Pada tahun 2006 belanja yang dianggarkan adalah sebesar Rp
425.489.375.850 sedangkan anggaran pendapatan adalah sebesar Rp 415.294.141.000, sehingga terjadi defisit adalah sebesar Rp 10.195.234.850,
pada tahun 2006 mengalami surplus sebesar Rp 45.084.972.077 yang berasal dari pengurangan realisasi pendapatan sebesar Rp 400.673.029.991 dan dengan
realisasi belanja sebesar Rp 355.588.057.914, hal ini dikarenakan realisasi belanja lebih kecil dibandingkan dengan realisasi pendapatan. Untuk tahun 2007
terjadi defisit sebesar Rp 21.073.191.974 yang didapat dari perhitungan pengurangan antara anggaran belanja Rp 539.497.999.826 dan anggaran
pendapatan sebesar Rp 518.424.807.852, akan tetapi pada tahun 2007 mengalami surplus sebesar Rp 33.310.272.696, yang berasal dari pengurangan
Erwin Ginting : Pengalokasian Dana Alokasi Umum DAU Dan Pendapatan Asli Daerah PAD Dalam Belanja..., 2008 USU Repository © 2009
realisasi anggaran belanja sebesar Rp 482.992.194.894 dengan realisasi pendapatan sebesar Rp 516.302.467.590.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel ringkasan dibawah ini :
Tabel 4.3 Perbandingan Realisasi dan Anggaran 2005-2007
N o
Uraian Tahun Anggaran
Realisasi
2005 243.247.874.400 259.706.060.155 2006 415.294.141.000 400.673.029.991
1 PENDAPATAN 2007 518.424.807.852 516.302.467.590
2005 248.373.645.150 250.302.310.000 2006 425.489.375.850 355.588.057.914
2 BELANJA 2007 539.497.999.826 482.992.194.894
2005 5.125.770.750 9.396.750.155
2006 10.195.234.850 45.084.972.077
3 SURPLUSDEFISIT 2007
21.073.191.974 33.310.272.696
Apabila Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Karo mengalami defisit maka untuk menanggulangi kekurangan tersebut diambil
dari dana pembiayaan yaitu dari sisa perhitungan tahun lalu. Apabila terjadi defisit maka besarnya hanya boleh 3 dari PDRB Pendapatan Regional
Domestik Bruto, dan apabila dibandingkan dengan APBD mulai tahun 2005-2007 adalah
= PDRB
x 100 Total Pendapatan Daerah
Erwin Ginting : Pengalokasian Dana Alokasi Umum DAU Dan Pendapatan Asli Daerah PAD Dalam Belanja..., 2008 USU Repository © 2009
Maka dengan demikian dapat bahwa defisit anggaran mulai 2005-2007 tetap dibawah defisit anggaran yaitu 3.
5. Kebijakan Tentang Pengalokasian Dana Alokasi Umum dalam Belanja pada Pemerintahan Kabupaten Karo