BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Dana Alokasi Umum
1. Pengertian Dana Alokasi Umum
Menurut Bastian 2003:84 “Dana Alokasi Umum adalah dana perimbangan dalam rangka untuk pemerataan kemampuan keuangan antar-daerah.”
Menurut Brojonegoro dan C. Risyana dalam Sidik, et, al 2002:155 “Dana Alokasi Umum adalah transfer bersifat umum yang jumlahnya sangat
signifikan dimana penggunaanya menjadi kewenangan daerah”. Sedangkan menurut Halim 2002: 160 “Dana Alokasi Umum adalah
dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan daerah untuk
membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan desentralisasi”. Dari penjelasan diatas terlihat bahwa Dana Alokasi Umum memiliki jumlah
yang sangat signifikan sehingga semua pemerintah daerah menjadikannya sebagai sumber penerimaan terpenting dalam anggaran penerimaannya dalam APBN. Oleh
karena itu, Dana Alokasi Umum dapat dilihat sebagai respon pemerintah terhadap aspirasi daerah untuk mendapatkan sebahagian kontrol yang lebih besar terhadap
keuangan negara. Tujuan Dana Alokasi Umum adalah untuk mengatasi ketimpangan fiskal
keuangan antara pemerintah pusat dan ketimpangan horizontal antar pemerintah daerah karena ketidakmerataan sumber daya yang ada pada masing-masing daerah.
Penggunaan Dana Alokasi Umum ditetapkan oleh daerah dimana pada bagian ini dianggarkan jumlah DAU sesuai dengan alokasi yang ditetapkan oleh
Erwin Ginting : Pengalokasian Dana Alokasi Umum DAU Dan Pendapatan Asli Daerah PAD Dalam Belanja..., 2008 USU Repository © 2009
pemerintah. Dalam perhitungannya DAU menggunakan formula yang menggunakan beberapa aspek seperti luas daerah, jumlah penduduk, kepadatan penduduk, indeks
harga bangunan, dan jarak tingkat kemiskinan.
2. Sejarah Dana Alokasi Umum
a. Transfer dan Dana Alokasi Umum di Berbagai Negara Berkembang
Model transfer pada satu negara tidak yang dapat digunakan secara mutlak di negara lainnya, hal ini disebabkan karena memang kebutuhan dan
kondisi politik serta ekonomi yang terdapat pada masing-masing negara sangat mempengaruhi desain atau sistem transfer pusat ke daerah.
1. Cina
Negara cina mengenal sistem desentralisasi keuangan baru setengah dekade terakhir, sebagai akibat perubahan sistem perencanaan yang terpusat ke
perekonomian yang berbasis pasar. Cina merupakan Block Grant hanya pada provinsi sebesar 25 dari PPN, Pajak Bisnis, PPh BUMN, dan PPh
Perorangan.
2. Filipina
Filipina berbentuk kesatuan dengan struktur pemerintahannya berlapis multi tiered. Sejak tahun 1991 Filipina mengeluarkan Undang-undang Local
Government Code 1991. Didalam Code tersebut diatur bahwa Dana Alokasi Umum dialokasikan sebesar 23 untuk kota, dan 54 lagi untuk yang
lainnya. Dana ini dialokasikan dari penerimaan dalam negeri sebesar 40. Dana ini ditetapkan 20 untuk proyek-proyek pembangunan.
Erwin Ginting : Pengalokasian Dana Alokasi Umum DAU Dan Pendapatan Asli Daerah PAD Dalam Belanja..., 2008 USU Repository © 2009
3. Afrika Selatan
Sistem pemerintah di Afrika Selatan terdiri dari tiga lapis: Pusat, Provinsi, dan daerah lokal dengan masing-masing memiliki kapasitas pendapatan yang
berbeda. Negara ini mengenal sistem transfer sudah sejak lama, namun yang dianggap sukses mulai dikenalkan pada tahun 1997 untuk provinsi dan tahun
1998 untuk pemerintah daerah. Alokasi untuk provinsi lebih besar di banding alokasi untuk pemerintah daerah. Dana Block Grant diambil dari anggaran
nasional yang didistribusikan atas beberapa komponen, yaitu: 41 untuk pendidikan, 19 untuk kesehatan, 17 untuk jaminan kesejahteraan sosial,
8 komponen keterbelakangan, 5 bagi rata yang merupakan komponen institusional.
Sistem transfer di Indonesia yang ada saat ini merupakan hasil evolusi sepanjang kurun waktu 50 tahun sejak tahun 1945. Sistem ini mempunyai arti
yang sangat penting bagi pemerintah daerah. Karena sekitar dua per tiga pengeluarannya dibiayai melalui transfer yang diberikan oleh pemerintah
pusat. Secara umum, terdapat tiga jenis transfer di Indonesia, yaitu subsidi yang
bertujuan mencukupi kebutuhan rutin terutama gaji, bantuan yang bertujuan untuk memberikan bantuan pembangunan baik yang bersifat umum maupun
khusus, dan Daftar Isian Proyek DIP. Subsidi dfan bantuan dikategorikan sebagai bantuan antar tingkat pemerintah intergovermenta grants sebab
menjadi bagian dari anggaran pemerintah daerah. Sedang Daftar Isian Proyek diklarifikasikan sebagai dana yang mengalir ke daerah, namun tidak termasuk
ke dalam anggaran pemerintah daerah. Sebelum terbentuknya UU Nomor 32
Erwin Ginting : Pengalokasian Dana Alokasi Umum DAU Dan Pendapatan Asli Daerah PAD Dalam Belanja..., 2008 USU Repository © 2009
Tahun 1956 tentang perimbangan antara pemerintah pusat dan daerah, sistem subsidi yang dipakai adalah sistem sluit post, yaitu suatu bentuk subsidi yang
memberikan tunjangan sebesar selisih antara besarnya rencana pengeluaran dan penerimaan yang diajukan oleh daerah ke pusat. Namun dalam
prakteknya pemberian tunjangan sangat bergantung pada kebijakan sepihak dari pemerintah pusat. Hal ini cukup menyulitkan karena daerah tidak dapat
mengetahui atau mempunyai kepastian mengenai besarnya subsidi yang akan diberikan kepada daerah. Sejak tahun 1956, pola hubungan keuangan antara
pemerintah pusat dan daerah mengalami perubahan dengan keluarnya UU Nomor 32 tahun 1956. Secara konseptual pola hubungan keuangan antara
pemerintah pusat dan daerah diterjemahkan ke dalam 3 hal utama, yaitu: a.
Penyerahan sumber Pendapatan Negara kepada daerah b.
Pemberian bagian tertentu dari penerimaan berbagai pajak Negara kepada daerah.
c. Memberi ganjaran, subsidi, dan sumbangan kepada daerah.
Pemerintah pusat memberikan subsidi kepada daerah dengan kriteria alokasi dana yang didasarkan pada variabel-variabel yang justru tidak memiliki
kaitan dengan tujuan utama bantuan tersebut. Sebagai akibatnya, bantuan pusat ini memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesenjangan
pendapatan antar daerah. Sebahagian besar bantuan tersebut merupakan bantuan khusus, maka melalui konsep desentralisasi fiskal dalam UU no.
332004 lebih menekankan peranan dari bantuan yang bersifat umum general purpose grant yang dikenal sebagai Dana Alokasi Umum.
Erwin Ginting : Pengalokasian Dana Alokasi Umum DAU Dan Pendapatan Asli Daerah PAD Dalam Belanja..., 2008 USU Repository © 2009
3. Tujuan dan Fungsi Dana Alokasi Umum
Ada beberapa alasan perlunya dilakukan pemberian Dana Alokasi Umum dari pemerintah pusat ke daerah, yaitu:
A. Untuk mengatasi permasalahan ketimpangan fiskal vertical. Hal ini
disebabkan sebagian besar sumber-sumber penerimaan utama di negara bersangkutan. Jadi pemerintah daerah hanya menguasai sebahagian kecil
sumber-sumber penerimaan negara atau hanya berwenang untuk memungut pajak yang bersifat lokal dan mobilitas yang rendah dengan karakteristik
besaran penerimaan relatif kurang signifikan. B.
Untuk menanggulangi persoalan ketimpangan fiskal horizontal. Hal ini disebabkan karena kemampuan daerah untuk menghimpun pendapatan
sangat bervariasi, tergantung kepada kondisi daerah dan sangat bergantung pada sumber daya alam yang dimiliki daerah tersebut.
C. Untuk menjaga standar pelayanan minimum di setiap daerah tersebut.
D. Untuk stabilitas ekonomi. Dana Alokasi Umum dapat dikurangi di saat
perekonomian daerah sedang maju pesat, dan dapat ditingkatkan ketika perekonomian sedang lesu.
Sedang tujuan umum dari Dana Alokasi Umum adalah untuk: a.
Meniadakan atau meminimumkan Ketimpangan fiskal vertical b.
Meniadakan atau meminimumkan ketimpangan fiskal horizontal c.
Menginternalisasikanmemperhitungkan sebahagian atau seluruh limpahan manfaatbiaya kepada daerah yang menerima limpahan
manfaat tersebut.
Erwin Ginting : Pengalokasian Dana Alokasi Umum DAU Dan Pendapatan Asli Daerah PAD Dalam Belanja..., 2008 USU Repository © 2009
d. Sebagai bahan edukasi bagi pemerintah daerah agar secara intensif
menggali sumber-sumber penerimaannya, sehingga hasil yang diperoleh menyamai bahkan melebihi kapasitasnya.
4. Kriteria Desain Transfer Dana Alokasi Umum dan Formula Perhitungannya