Pendekatan, Penyusunan, Format, dan Klasifikasi APBD Kebijakan Tentang Pengalokasian Dana Alokasi Umum dalam Belanja pada Pemerintahan Kabupaten Karo

3. Pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, prasarana, dan sarana pemerintah Daerah. 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari: a. Asisten Sekretaris Daerah Asisten Sekretaris Daerah adalah unsur staf yang membantu pelaksanaan fungsi Skretaris Daerah dan mengendalikan pelaksanaan tugas-tugas Bagian. b. Bagian Setiap Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Asisten Sekretaris Daerah. c. Sub Bagian Setiap Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian.

3. Pendekatan, Penyusunan, Format, dan Klasifikasi APBD

Dalam penyusunan APBD, pemerintah Kabupaten Karo menggunakan format yang sesuai dengan Kep Mendagri No. 29 Tahun 2002. Kebijakan akuntansi dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Karo terutama dalam penyusunan Laporan Aliran Kas dan Neraca daerah adalah sebagai berikut: a. Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Karo mengacu pada format yang disajikan pada Kepmendagri No. 29 Tahun 2002. Erwin Ginting : Pengalokasian Dana Alokasi Umum DAU Dan Pendapatan Asli Daerah PAD Dalam Belanja..., 2008 USU Repository © 2009 b. Masa pembukuan adalah 1 satu tahun anggaran yang dimulai pada 1 Januari dan 31 Desember. c. Mata uang yang digunakan adalah Rupiah, Valuta asing dikonversi berdasarkan nilai kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca.

4. APBD Kabupaten Karo

Sesuai dengan penyusunan yang berlaku pada masa penyusunannya, maka APBD Kabupaten Karo menggunakan berdasarkan Keputusan Menteri dalam Negeri No. 29 Tahun 2002 Tentang pedoman pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah dan penyusunan Perhitungan APBD. Berikut ini merupakan ringkasan perubahan APBD Kabupaten Karo dari Tahun 2005-2007 : Tabel 4.2 Ringkasan APBD Kabuapaten Karo Tahun 2005-2007 Kode Rek. Uraian 2005 2006 2007 1 PENDAPATAN DAERAH

1.1 Pendapatan Asli Daerah

12.750.000.0000 15.194.558.000 17.491.160.000

1.1.1 Pajak Daerah

5.258.000.000 5.491.600.000 6.431.760.000 1.1.2. Retribusi Daerah 5.825.000.000 7.067.958.000 7.610.500.000

1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah 107.000.000 337.000.000 821.900.000 1.1.4 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 1.560.0000.000 2.298.000.000 2.627.000.000 1.2 Dana Perimbangan 225.493.049.000 386.702.551.000 440.589.974.256

1.2.1 Dana Bagi hasil PajakBagi Hasil bukan Pajak

8.692.049.000 14.659.551.000 18.953.974.256 1.2.2 Dana Alokasi Umum 194.397.000.000 334.102.000.000 373.637.000.000 Erwin Ginting : Pengalokasian Dana Alokasi Umum DAU Dan Pendapatan Asli Daerah PAD Dalam Belanja..., 2008 USU Repository © 2009

1.2.3 Dana Alokasi Khusus

12.360.000.000 26.764.000.000 47.999.000.000 1.2.4 Pendapatan bagi hasil pajak dan bantuan keuangan dari propinsi 10.044.000.000 11.177.000.000 - 1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 5.004.825.400 13.397.032.000 60.343.673.596

1.3.1 Hibah 19.029.164.000

1.3.2 Dana

Darurat 1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 7.940.000.000

1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

29.000.000.000 1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi 4.374.509.596 Total Pendapatan 243.247.874.400 415.294.141.000 518.424.807.852 2. BELANJA 2.1 Belanja Aparatur 278.466.614.100 247.259.122.405 2.1.1 Belanja Administrasi dan Umum 179.215.984.600 263.678.820.100 -

2.1.2 Belanja Pegawai

144.330.646.240 227.288.429.400 227.643.322.405 2.1.3 Belanja Barang dan Jasasosial 24.225.368.700 27.153.504.500 4.201.000.000

2.1.4 Belanja perjalanan dinas 4.646.160.000

5.012.420.000 2.1.5 Belanja Pemeliharaan 6.013.791.660 4.224.466.200 2.2. Belanja Publik 57.157.355.550 147.022.761.750 2.2.1 Belanja operasi dan pemeliharaan 33.914.798.550 77.730.970.900

2.2.2. Belanja pegawaipersonalia 2.797.661.000

22.541.551.000 34.253.944.634 2.2.3 Belanja barang dan jasa 12.119.650.000 6.261.000.000 77.115.032.794

2.2.4 Belanja Perjalanan dinas

- 80.000.000

2.2.5 Belanja pemeliharaan 18.997.487.550

48.848.419.900 2.2.6 Belanja Modal 23.242.557.000 63.009.258.750 180.869.899.993 2.2.7 Belanja bagi hasil dan bantuan keuangan 11.780.305.000 4.520.920.000 13.914.800.000 2.2.8 Belanja tidak Tersangka 220.000.0000 1.761.612.100 1.500.000.000 Total Belanja 248.373.645.150 425.489.375.850 539.497.999.826 SurplusDefisit 5.125.770.750 10.195.234.850 21.073.191.974 3 PEMBIAYAAN 3.1 Penerimaan Daerah

3.1.1 Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu

5.325.937.000 11.880.037.000 66.744.393.070 Erwin Ginting : Pengalokasian Dana Alokasi Umum DAU Dan Pendapatan Asli Daerah PAD Dalam Belanja..., 2008 USU Repository © 2009 3.2 Pengeluaran Daerah

3.2.1 Penyertaan Modal

200.166.250 1.634.803.150 33.200.000.000

3.2.2 Pembayaran pokok hutang

50.000.000 100.000.000 Jumlah Pembiayaan 5.125.770.750 10.195.234.850 33.444.393.070 Sumber : APBD Kabupaten Karo Tahun 2005-2007 Dari sumber APBD diatas dapat diketahui bahwa jumlah kenaikan pendapatan, belanja dan pembiayaan APBD Kabuapten Karo dari tahun 2005-2007 adalah: Pada tahun 2005 pendapatan yang diterima adalah sebesar Rp 243.247.874.400, hal ini berbeda jauh dari pendapatan yang diterima pada tahun 2006 yaitu sebesar Rp 415.294.141.000, maka dengan data ini dapat diketahui ada kenaikan pendapatan tahun 2005 ke tahun 2006 sebesar Rp 172.046.267.400 atau sebesar 170.7 . Pada tahun 2007 pendapatan yang diterima daerah adalah sebesar Rp 518.424.807.852, jadi dari tahun 2006 ke tahun 2007 pendapatan mengalami kenaikan sebesar Rp 103.130.666.852 atau sebesar 124.8. Dalam membiayai kebutuhan daerah maka harus ada belanja yang dianggarkan oleh pemerintah daerah, dari sumber APBD diatas dapat diketahui bahwa: Belanja daerah untuk tahun 2005 adalah sebesar Rp 248.373.645.150 Belanja pada tahun 2006 sebesar Rp 425.489.375.850, dengan perbandingan data ini berarti belanja dari tahun 2005-2006 mengalami kenaikan sebesar Rp 177.115.730.702 atau sebesar 171.3. Pada tahun 2007 belanja sebesar Rp 539.497.999.826 berarti dari tahun 2006-2007 belanja mengalami kenaikan sebesar Rp 114.008.624.026 atau sebesar 126.7. Pembiayaan tidak jauh berbeda dari pendapatan dan belanja, yaitu dimana pembiayaan tahun 2005 ke tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar Rp Erwin Ginting : Pengalokasian Dana Alokasi Umum DAU Dan Pendapatan Asli Daerah PAD Dalam Belanja..., 2008 USU Repository © 2009 5.069.463.100 atau sebesar 198.9, sedangkan pada tahun 2006-2007 pembiayaan mengalami kenaikan sebesar Rp 23.249.159.220. Surplus atau defisit dapat dilihat dari selisih antara jumlah Pendapatan dan jumlah Belanja yang ada pada tahun 2005-2007. Pada tahun 2005 belanja yang dianggarkan adalah sebesar Rp 248.373.645.150 dan anggaran pendapatan adalah sebesar Rp 243.247.847.400 maka terjadi Defisit sebesar Rp 5.125.770.750, akan tetapi apabila dibandingkan dengan realisasi belanja dan pendapatan pada tahun 2005 maka jumlah defisit ini akan berubah sesuai dengan jumlah realisasinya, dimana jumlah realisasi belanja pada tahun tersebut adalah sebesar Rp 250.309.310.000 dan jumlah pendapatan adalah sebesar Rp 259.706.060.155 maka defisit pada tahun 2005 adalah sebesar Rp 9.396.750.155. Pada tahun 2006 belanja yang dianggarkan adalah sebesar Rp 425.489.375.850 sedangkan anggaran pendapatan adalah sebesar Rp 415.294.141.000, sehingga terjadi defisit adalah sebesar Rp 10.195.234.850, pada tahun 2006 mengalami surplus sebesar Rp 45.084.972.077 yang berasal dari pengurangan realisasi pendapatan sebesar Rp 400.673.029.991 dan dengan realisasi belanja sebesar Rp 355.588.057.914, hal ini dikarenakan realisasi belanja lebih kecil dibandingkan dengan realisasi pendapatan. Untuk tahun 2007 terjadi defisit sebesar Rp 21.073.191.974 yang didapat dari perhitungan pengurangan antara anggaran belanja Rp 539.497.999.826 dan anggaran pendapatan sebesar Rp 518.424.807.852, akan tetapi pada tahun 2007 mengalami surplus sebesar Rp 33.310.272.696, yang berasal dari pengurangan Erwin Ginting : Pengalokasian Dana Alokasi Umum DAU Dan Pendapatan Asli Daerah PAD Dalam Belanja..., 2008 USU Repository © 2009 realisasi anggaran belanja sebesar Rp 482.992.194.894 dengan realisasi pendapatan sebesar Rp 516.302.467.590. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel ringkasan dibawah ini : Tabel 4.3 Perbandingan Realisasi dan Anggaran 2005-2007 N o Uraian Tahun Anggaran Realisasi 2005 243.247.874.400 259.706.060.155 2006 415.294.141.000 400.673.029.991 1 PENDAPATAN 2007 518.424.807.852 516.302.467.590 2005 248.373.645.150 250.302.310.000 2006 425.489.375.850 355.588.057.914 2 BELANJA 2007 539.497.999.826 482.992.194.894 2005 5.125.770.750 9.396.750.155 2006 10.195.234.850 45.084.972.077 3 SURPLUSDEFISIT 2007 21.073.191.974 33.310.272.696 Apabila Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Karo mengalami defisit maka untuk menanggulangi kekurangan tersebut diambil dari dana pembiayaan yaitu dari sisa perhitungan tahun lalu. Apabila terjadi defisit maka besarnya hanya boleh 3 dari PDRB Pendapatan Regional Domestik Bruto, dan apabila dibandingkan dengan APBD mulai tahun 2005-2007 adalah = PDRB x 100 Total Pendapatan Daerah Erwin Ginting : Pengalokasian Dana Alokasi Umum DAU Dan Pendapatan Asli Daerah PAD Dalam Belanja..., 2008 USU Repository © 2009 Maka dengan demikian dapat bahwa defisit anggaran mulai 2005-2007 tetap dibawah defisit anggaran yaitu 3.

5. Kebijakan Tentang Pengalokasian Dana Alokasi Umum dalam Belanja pada Pemerintahan Kabupaten Karo

Pada era reformasi yang dintandai dengan dikeluarkannya UU No.22 tahun 1999 dan UU No.25 Tahun 1999, pemerintah daerah sebagai daerah otonom memiliki kebebasan dalam menggunakan Anggaran ke arah yang dianggap pemerintah daerah memiliki prioritas yang paling utama dan hal ini juga harus berdasarakan hasil keputusan dan kesepakatan bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah masing-masing. Pada pemerintah Kabupaten Karo Pengalokasian Dana Alokasi Umum DAU dalam APBD terhadap belanja daerah ditetapkan berdasarkan kebijakan dari pemerintah Kabupaten Karo yakni 70 dialokasikan untuk belanja pegawai, 30 untuk belanja barang dan jasa serta belanja modal. Dalam laporan perhitungan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD atau laporan realisasi anggaran pemerintah kabupaten Karo disajikan perincian pengalokasian Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah. Secara terperinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Erwin Ginting : Pengalokasian Dana Alokasi Umum DAU Dan Pendapatan Asli Daerah PAD Dalam Belanja..., 2008 USU Repository © 2009 Tabel 4.4 Peranan DAU dan PAD Dalam Pendapatan Pemerintah Kabupaten Karo Keterangan Kabupaten Karo Tahun 2005 2006 2007 Pendapatan Asli Daerah 12.750.000.000 15.194.558.000 17.491.160.000 Dana Alokasi Umum 194.397.000.000 334.102.000.000 373.637.000.000 Jumlah pendapatan Non UKP 243.247.874.400 415.294.141.000 518.424.807.852 Presentase PAD 5,24 3,65 3,37 Presentase DAU 79,91 80,44 72,07 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa Dana Alokasi Umum memiliki peranan yang sangat besar sebagai sumber pendapatan bagi pemerintah Kabupaten Karo dimana persentasenya antara 72,07 sd 80,44. Hal ini menunjukkan jumlah yang sangat signifikan dalam penyususnan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD pemerintah kabupaten Karo. 6. Kebijakan Tentang Pengalokasian Pendapatan Asli Daerah dalam Belanja Pada Pemerintahan Kabupaten Karo. Pengalokasian Pendapatan Daerah terutama untuk pengalokasian Pendapatan Asli Daerah PAD dalam APBD, pemerintah daerah memiliki kebebasan yang penuh dalam menentukan prioritas belanja yang dianggap penting oleh daerah sehingga pemerintah daerah harus memiliki independen dan fleksibilitas dalam menentukan prioritas-prioritas kebutuhan daerah. Prioritas belanja daerah akan sangat berpengaruh kepada rencana strategis pemerintah daerah. Pengalokasian Pendapatan Asli Daerah PAD Erwin Ginting : Pengalokasian Dana Alokasi Umum DAU Dan Pendapatan Asli Daerah PAD Dalam Belanja..., 2008 USU Repository © 2009 dalam APBD terhadap belanja daerah pemerintah Kabupaten Karo ditetapkan berdasarkan kebijakan pemerintah Kabupaten Karo dialokasikan untuk belanja pegawai anggota DPRD dan belanja barang dan jasa. Berdasarkan tabel 4.4 pemerintahan Kabupaten Karo pada tahun anggaran 2005-2007 menunjukkan peningkatan penerimaan PAD, tahun 2005 Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp 12.750.000.000, tahun 2006 PAD sebesar Rp 15.194.558.000 dan pada tahun 2007 sebesar Rp 17.491.160.000, mulai dari tahun 2005 sd 2007 Pendapatan Asli Daerah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dari data ini dapat dilihat bahwa pemerintah Kabupaten Karo berusaha mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah PAD sebagai sumber penerimaan daerah. 7. Pengalokasian Dana Alokasi Umum DAU dan Pendapatan Asli Daerah PAD dalam Belanja Pada Pemerintahan Kabupaten Karo Pengalokasian Pendapatan Daerah terutama dalam hal Pengalokasian Pendapatan Asli Daerah PAD dan Dana Alokasi Umum DAU dalam APBD, masing-masing pemerintah daerah memiliki kebebasan dan kewenangan yang penuh dalam menentukan prioritas belanja yang dianggap lebih penting oleh daerah sehingga pemerintah daerah harus memiliki independensi dan fleksibilitas dalam menentukan prioritas-prioritas daerah. Adapaun prioritas belanja sangat dipengaruhi oleh rencana strategis pemerintah daerah dan anggaran belanja berdasarkan kebutuhan dari masing- masing dinasbagian. Berikut ini adalah Pengalokasian Dana Alokasi Umum Erwin Ginting : Pengalokasian Dana Alokasi Umum DAU Dan Pendapatan Asli Daerah PAD Dalam Belanja..., 2008 USU Repository © 2009 terhadap Belanja Pada Pemerintahan Kabupaten Karo untuk tahun 2005- 2007, disertai dengan persentasenya. Tabel 4.5 Pengalokasian Dana Alokasi Umum dalam Belanja Keterangan 2005 2006 2007 1 2 3 4 5 6 7 Dana Alokasi Umum 194.397.000.000 334.102.000.000 373.637.000.000 Belanja 1. Belanja Aparatur Belanja Adm. Umum Belanja PegawaiPersonalia 112.964.660.900 54,11 178.471.010.500 53,41 157.657.615.200 42,19 Belanja Barang dan Jasa 18.960.716.880 9,75 21.321.425.460 6,38 2.909.462.204 0,77 Belanja Perjalanan Dinas 3.636.454.929 1,87 3.935.843.396 1,17 - Belanja Pemeliharaan 4.706.871.895 2,42 3.317.127.577 0,99 - Belanja Publik Belanja OperasiPemeliharaan - 11.611.644.950 3,47 - Belanja PegawaiPersonalia 2.189.672.360 1,12 17.700.036,040 5,29 23.723.055.320 6,34 Belanja Barang dan Jasa 9.485.803.540 4,87 4.916.251.133 1,47 53.407.110.430 14,29 Belanja Perjalanan dinas - - - - - Belanja Pemeliharaan 14.868.946.660 7,64 38.356.667.510 11,48 - Belanja Modal 18.191.476.610 9,35 49.476.015.980 14,80 125.264.016.900 33,52 Belanja Bagi hasil Keuangan 9.220.205.111 4,74 3.549.908.652 1,06 9.636.892.328 2,57 Belanja Tidak Tersangka 172.189.525 0,085 1,383.249.799 0,41 1.038.846.300 0,27 Jumlah Belanja 194.397.000.0000 100 334.102.000.000 100 373.637.000.000 100 Sumber : APBD Kabupaten Karo Tahun 2005-2007 Dari tabel diatas dapat dilihat Bagaimana Pengalokasian DAU pada Pemerintahan Kabupaten Karo untuk tahun 2005 sampai 2007. Ternyata pengalokasian Dana Alokasi Umum yang paling besar dialokasikan untuk belanja Pegawai dan Personalia yaitu sebesar Rp 112.964.660.900 atau Erwin Ginting : Pengalokasian Dana Alokasi Umum DAU Dan Pendapatan Asli Daerah PAD Dalam Belanja..., 2008 USU Repository © 2009 sekitar 54,11 dari jumlah DAU, untuk tahun 2006 DAU dialokasikan sebesar Rp 178.471.010.500 atau sebesar 53,41 dari jumlah DAU, dan untuk tahun 2007 DAU dialokasikan sebesar Rp 157.657.615.200 atau sebesar 42,19 dari jumlah DAU. Selain untuk belanja pegawai dan personalia, beberapa bidang belanja yang mendapat pengalokasian DAU yang cukup besar adalah belanja Modal dan belanja Barang dan Jasa. Seperti dapat dilihat pada tahun 2005 belanja modal sebesar Rp 18.191.476.610 atau sebesar 9,35 dari jumlah DAU, sedangkan belanja Barang dan jasa dialokasikan sebesar Rp 18.960.716.880 atau sebesar 9,75 dari jumlah DAU. Pada tahun 2006 belanja modal dialokasikan sebesar Rp 49.476.015.980 atau sebesar 14,80 dari jumlah DAU, sedangkan belanja barang dan jasa sebesar Rp 21.321.425.460 atau sebesar 6,38 dari jumlah DAU. Pada tahun 2007 Belanja Modal mendapat pengalokasian DAU sebesar Rp 125.264.016.900 atau sebesar 33,52 dari jumlah DAU, sedangkan untuk belanja barang dan jasa mendapat pengalokasian sebesar Rp 53.407.110.430 atau sebesar 14,29 dari jumlah DAU. Pengalokasian Dana Alokasi Umum yang paling sedikit mendapat alokasi dari DAU berbeda dari tahun 2005-2007, pada tahun 2005 belanja yang mendapat alokasi yang paling sedikit adalah Belanja perjalanan dinas yaitu sebesar Rp 3.636.454.929 atau sebesar 1,87 dari jumlah DAU. Pada tahun 2006 Belanja bagi hasilbantuan keuangan yang mendapat alokasi yang terkecil yaitu sebesar Rp 3.549.908.652 atau sebesar 1,06 dari jumlah DAU dan pada tahun 2007 yang mendapat jumlah alokasi paling Erwin Ginting : Pengalokasian Dana Alokasi Umum DAU Dan Pendapatan Asli Daerah PAD Dalam Belanja..., 2008 USU Repository © 2009 sedikit adalah Belanja barang dan jasa yaitu sebesar Rp 2.909.462.204 atau sebesar 0,77 dari jumlah DAU. Berikut ini adalah pengalokasian Pendapatan Asli Daerah PAD pada pemerintahan Kabupaten Karo tahun 2005-2007 dilengkapi dengan persentasenya. Tabel 4.6 Pengalokasian Pendapatan Asli Daerah dalam Belanja Keterangan 2005 2006 2007 1 2 3 4 5 6 7 Pendapatan Asli Daerah 12.750.000.000 15.194.558.000 Belanja 1. Belanja Aparatur Belanja Adm. Umum Belanja PegawaiPersonalia 7.409.062.006 58,0 8 8.116.647.371 53,41 7.380.464.386 42,19 Belanja Barang dan Jasa 1.234.584.727 9,75 969.672.847 6,38 136.201.360 0,77 Belanja Perjalanan Dinas 238.505.740 1,87 178.997.439 1,17 Belanja Pemeliharaan 308.711.639 2,42 150.858.980 0,99 Belanja Publik Belanja OperasiPemeliharaan - 528.083.673 3,47 Belanja PegawaiPersonalia 143.614.986 1,12 804.976.391 5,29 1.110.553.147 6,34 Belanja Barang dan Jasa 622.149.493 4,87 223.585.199 1,47 2.500.160.025 14,29 Belanja Perjalanan dinas - 2.856.862 0,01 Belanja Pemeliharaan 975.216.026 7,64 1.744.415.193 11,48 Belanja Modal 1.193.132.233 9,35 2.250.109.013 14,80 5.864.014.829 33,52 Belanja Bagi hasil Keuangan 604.729.579 4,74 161.423.086 1,06 451.134.179 2,57 Belanja Tidak Tersangka 11.293.468 0,88 62.908.540 0,41 48.631.764 0,27 Jumlah Belanja 12.750.000.000 100 15.194.558.000 100 17.491.160.000 100 Sumber : APBD Kabupaten Karo 2005-2007 Prioritas Belanja dari alokasi PAD terhadap masing-masing belanja sama halnya dengan prioritas belanja dari alokasi DAU terhadap masing-masing Erwin Ginting : Pengalokasian Dana Alokasi Umum DAU Dan Pendapatan Asli Daerah PAD Dalam Belanja..., 2008 USU Repository © 2009 belanja daerah. Hal ini disebabkan karena PAD juga dialoksikan kepada semua masing-masing sektor belanja. Tidak jauh berbeda dari DAU, demikian juga PAD dialokasikan belanja pegawai dan personalia mendapat alokasi yang paling besar, dimana pada tahun 2005 yaitu sebesar Rp 7.409.062.006 atau sebesar 58,08 dari jumlah PAD, pada tahun 2006 alokasi PAD sebesar Rp 8.116.647.371 atau sebesar 53,41 dari jumlah PAD dan pada tahun 2007 jumlah belanja pegawaipersonalia sebesar Rp 7.380.464.386 atau sebesar 42,19 dari jumlah PAD. Belanja Modal juga mendapat alokasi yang besar dari PAD, hal ini dapat di lihat pada tahun 2005 jumlah yang dialokasikan sebesar Rp 1.193.132.233 atau sebesar 9,35 dari jumlah PAD, pada tahun 2006 juga mendapat alokasi yang cukup besar yaitu sebesar Rp 2.250.109.813 atau sebesar 14,80 dari jumlah PAD, dan pada tahun 2007 belanja modal sebesar Rp 5.864.014.829 atau sebesar 33,52 dari jumlah PAD.

B. Analisis Hasil Penelitian 1. APBD Kabupaten Karo

Belanja, pendapatan dan pembiayaan APBD Kabupaten Karo sejak tahun 2005-2007 mengalami kenaikan. Sejak tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar Rp 177.115.730.702 atau sebesar 171.3 dan belanja tahun 2006 ke tahun 2007 terdapat kenaikan sebesar Rp 114.008.624.026 atau sebesar 126.7. Erwin Ginting : Pengalokasian Dana Alokasi Umum DAU Dan Pendapatan Asli Daerah PAD Dalam Belanja..., 2008 USU Repository © 2009

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Pendapatan lain-lain yang Dianggap Sah Terhadap Belanja Pemerintahan Daerah : Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara.

7 108 82

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Jumlah Penduduk Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Belanja Daerah Pada Pemda Di Sumatera Utara

0 46 101

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dan Dana Bagi Hasil (DBH) Terhadap Belanja Langsung Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Jambi

1 37 98

Pengalokasian Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Belanja Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu

1 40 81

Pengalokasian Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD)Dalam Belanja Pada Pemerintahan Kabuapten Tapanuli Tengah

1 39 82

Pengaruh Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Dana Alokasi Umum (DAU) Pada Pemerintahan Kota Tanjung Balai

2 42 103

Pengalokasian Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Belanja Pada Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Tengah

1 45 82

Pengalokasian Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah Dalam Belanja Pemerintah Kota Di Sumatera Utara

3 30 131

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Terhadap Belanja Modal dengan Pertumbuhan Ekonomi sebagai Variabel Moderator (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten/Kota Sumatera Utara Tahun 2010-2014)

2 38 106

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Provinsi se Indonesia

0 36 72