Pengelolaan Pemerintah Daerah dalam Desentralisasi Fiskal Pengelolaan keuangan daerah

integral dari pembangunan nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan sumber daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat menuju madani yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. Kebijakan otonomi daerah lahir dengan tujuan untuk menyelamatkan pemerintahan dan keutuhan negara, membebaskan pemerintah pusat dari beban yang tidak perlu, mendorong kemampuan prakarsa dan kreativitas pemerintah daerah dan masyarakat daerah dalam mengejar kesejahteraan, walau dalam perjalanannya mengalami distorsi pemahaman yang lumayan memprihatinkan. Karena itu dalam rangka otonomi daerah diperlukan kombinasi yang efektif antara visi yang jelas serta kepemimpinan yang kuat dari pemerintah pusat, dengan keleluasaan berprakarsa dan berkreasi dari pemerintah daerah Haris, 2005 : 9. Dengan otonomi ini pemerintah diharapkan bisa meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan pembangunan daerah.

2. Pengelolaan Pemerintah Daerah dalam Desentralisasi Fiskal

Menurut Elmi 2002:26 menyatakan bahwa desentralisasi fiskal adalah pelimpahan kewenangan dibidang penerimaan yang sebelumnya tersentralisasi baik secara admisinstrasi dan pemanfatannya diatur atau dilakukan oleh pemerintah pusat. Oleh karena itu salah satu makna dari desentralisasi fiskal dalam bentuk pemberian otonomi di bidang keuangan sebagai sumber penerimaan kepada daerah-daerah merupakan suatu proses untuk mengintensifikasikan peranan dan sekaligus pemberdayaan daerah dalam Universitas Sumatera Utara pembangunan. Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah adalah suatu sistem pembiayaan pemerintahan dalam kerangka negara kesatuan yang menyangkut pembagian keuangan antara pemerintah pusat dan daerah serta pemerataan antar daerah secara proporsional, demokratis, adil, dan transfaran dengan memperhatikan potensi dan kondisi serta pembagian kewenangan tersebut, termasuk pengelolaan dan pengawasan keuangan. Soekarwo 2003:31 menyatakan bahwa kebutuhan fiskal adalah kebutuhan pembiayaan daerah, baik yang berifat rutin maupun pembangunan, sedangkan potensi fiskal adalah kemapuan penerimaan daerah yang berasal dari sumber-sumber penerimaan daerah.

3. Pengelolaan keuangan daerah

Berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 58 tahun 2005, keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 58 tahun 2005, pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perncanaan, peleksanaan, penata usahaan, pelaporan pertanggung jawaban dan pengawasan keuangan daerah. Terwujudnya pelaksanaan desentralisasi fiskal secara efektif dan efisien salah satunya tergantung pada pengelolaan keuangan daerah. Universitas Sumatera Utara Pamudji 1980 dalam Kaho 2007:138 menyatakan bahwa pemerintah daerah tidak akan dapat melaksanakan fungsinya dengan efektif dan efisien tanpa biaya yang cukup untuk memberikan pelayanan dan pembangunan. Keuangan ini salah satu dasar kriteria untuk mengetahui secara nyata kemampuan daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri. Syamsi dalam Kaho 2007:139 menyatakan bahwa keuangan daerah adalah sebagai salah satu indikator untuk mengetahui kemampuan daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri Terciptanya sistem pengelolaan keuangan daerah yang efisien dan efektif merupakan kebutuhan setiap pemerintah daerah untuk dapat mencapa kinerja yang optimal dalam pengelolaan sumber- sumber ekonomis, efisiensi, dan efektivitas pengelolaan keuangan daerah dipengaruhi oleh kemampuan pemerintah daerah dalam melaksanakan mekanisme yang bertumpu pada dua dimensi yaitu perencanaan dan pengendalian. Asas umum pengelolaan keuangan daerah : a. Keuangan daerah dikelola secara efektif dan taat pada peraturan perundang- undangan , efisien, ekonomis, efektif, transfaran dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatuhan, dan manfaat untuk masyarakat. b. Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah. Universitas Sumatera Utara

4. Belanja Daerah