memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk didalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya
mempertahankan atau menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas dan kualitas aset. Belanja modal dapat dikategorikan dalam 5 lima
kategori utama:
Belanja Modal Tanah
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Modal Fisik Lainnya
Belanja Tidak Langsung
Yaitu belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja tidak langsung meliputi : belanja
pegawai, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga.
5. Pendapatan Asli Daerah PAD
PAD menurut Halim 2004 : 67 merupakan “ semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah”. Upaya peningkatan PAD secara
positif dalam pengertian bahwa keleluasaan oleh daerah harus dapat dimanfaatkan untuk dapat meningkatkan PAD untuk menggali sumber-sumber penerimaan baru
tanpa membebani masyarakat dan tanpa menimbulkan ekonomi biaya tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Upaya peningkatan PAD tersebut harus dipandang sebagai perwujudan tanggung jawab pemerintah daerah meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Undang-Undang No.33 tahun 2004 dalam upaya meningkatkan PAD, daerah dilarang untuk menetapkan peraturan dearah tentang pendapatan
yang menyebabkan ekonomi biaya yang tinggi dan menetapkan peraturan daerah tentang pendapatan yang menghambat mobilitas penduduk, lalu lintas barang dan
jasa antar daerah kegiatan ekspor atau impor. IASC dalam Halim 2004:67 pendapatan asli daerah merupakan sumber
murni daerah yang terdiri dari: a.
Pajak Dearah b.
Retribusi Daerah c.
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan d.
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Klasifikasi PAD yang dinyatakan oleh Halim 2004:67 adalah sesuai
dengan klasifikasi PAD berdasarkan permendagri Nomor 13 Tahun 2006. Pajak Daerah
Berdasarkan Undang-Undang No. 34 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-Undang N0. 18 Tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah,
yang dimaksud dengan “pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi dan badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang,
yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan
pembangunan daerah.”
Universitas Sumatera Utara
Pajak Daerah merupakan penerimaan daerah yang berasal dari pajak. Penerimaan ini meliputi:
a Pajak Kendaraan Bermotor
b Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
c Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
d Pajak Kendaraan di Atas Air
e Pajak Air di Bawah Tanah
f Pajak Air Permukaan.
Jenis pajak kabupatenkota menurut Undang-Undang No.34 tahun 2000 tentang perubahan Undang-Undang No.18 tahun 1997 tentang pajak daerah dan
retribusi daerah terdiri atas: a
Pajak Hotel b
Pajak Restoran c
Pajak Hiburan d
Pajak Reklame e
Pajak Penerangan Jalan f
Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C g
Pajak Parkir
Retribusi Daerah
Menurut Kaho 2007 : 170 menyatakan bahwa retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas pemakaian jasa atau karena
mendapatkan jasa pekerjaan, usaha atau milik daerah bagi yang berkepentingan atau karena jasa yang diberikan oleh daerah.
Berdasarkan Undang-Undang No.34 2004 tentang problem atas Undang- Undang No.18 tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, “Pajak
daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi dan badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Macam retribusi untuk kabupatenkota meliputi objek pendapatan sebagai berikut :
a. Retribusi Jasa Umum, terdiri dari :
1 Pelaayanan kesehatan
2 Pelayanan kebersihan dan persampahan
3 Penggantian biaya cetak KTP dan akta catatan sipil
4 Pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat
5 Pelayanan Parkir di tepi jalan umum
6 Pelayanan Pasar
7 Pelayanan air bersih
8 Pelayanan Kendaraan Bermotor
9 Pemeriksaan alat pemadam kebakaran
10 Penggantian biaya cetak peta
11 Pengujian terhadap kapal perikanan
b. Retribusi Jasa Usaha, terdiri dari :
1 Pemakaian kekayaan daerah
2 Pasar grosir atau pertokoan
3 Pelayanan terminal khusus parkir
4 Pelayanan tempat khusus parkir
5 Pelayanan tempat penitipan anak
6 Penginapanpesanggrahanvila
Universitas Sumatera Utara
7 Penyedotan kakus
8 Rumah potong hewan
9 Tempat pendaratan kapal
10 Tempat rekreasi dan olahraga
11 Penyeberangan di atas air
12 Pengelolaan air limbah
13 Penjualan usaha produksi daerah
c. Retribusi Perijinan Tertentu, terdiri dari :
1 Ijin penggunaan tanah
2 Ijin Mendirikan Bangunan IMB
3 Ijin tempat penjualan minuman beralkohol
4 Ijin gangguan
5 Ijin trayek
6 Ijin pengambilan hasil hutan
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Undang-Undang No. 33 tahun 2004, jenis hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dapat dirinci menurut objek pendapatan yang mencakup
bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerahBUMD, bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintahBUMN dan bagian
laba atas peyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat.
Halim 2004 : 68 , jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan berikut:
Universitas Sumatera Utara
1 Bagian laba perusahaan milik daerah
2 Bagian lembaga keuangan bank
3 Bagian laba lembaga keuangan nonbank
4 Bagian laba atas penyertaan modalinvestasi
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
Undang-Undang No. 33 tahun 2004 menjelaskan tentang Pendapatan Asli Daerah yang Sah, disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak
termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Halim 2004 : 69, jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan berikut: 1
Hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan 2
Penerimaan jasa giro 3
Penerimaan bunga deposito 4
Denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan 5
Penerimaan ganti rugi atas kerugian kehilangan kekayaan daerah”.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu