Hasil Model Estimasi Uji Parsial Uji t

3. Hasil model Estimasi dan Uji Parsial Uji t

a. Hasil Model Estimasi

Tabel 4.9 Coefficients a 14,863 1,788 8,312 ,000 ,193 ,141 ,284 1,372 ,174 ,203 ,054 ,346 3,737 ,000 ,013 ,008 ,163 1,681 ,097 ,095 ,107 ,181 ,891 ,376 Constant Retribusi_Daerah_Ln Pendapatan_Lain_Ln Pengelolaan_Kekayaan Ln Pajak_Daerah_Ln Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Dependent Variable: Belanja_Langsung_Ln a. Sumber : Lampiran diolah dari SPSS, 2009 Dari tabel diatas dapat diketahui persamaan regresi fungsi adalah sebagai berikut : Y= 14,863 + 0,095X1 + 0,193X2 + 0,013X3 + 0,203X4 Keterangan : Y = Belanja Langsung X1 = Pajak Daerah X2 = Retribusi Daerah X3 = Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan X4 = Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Pajak dearah memeliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,095, artinya apabila terjadi perubahan variabel pajak daerah sebesar 1 akan menaikkan belanja langsung sebesar 0,095 atau 9,5. Universitas Sumatera Utara Retribusi dearah memeliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,193, artinya apabila terjadi perubahan variabel retribusi daerah sebesar 1 akan menaikkan belanja langsung sebesar 0,193 atau 19,3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan memeliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,013, artinya apabila terjadi perubahan variabel hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 1 akan menaikkan belanja langsung sebesar 0,013 atau 1,3. Lain lain pendapatan asli yang sah memeliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,203, artinya apabila terjadi perubahan variabel lain lain pendapatan asli yang sah sebesar 1 akan menaikkan belanja langsung sebesar 0,203 atau 20,3.

b. Uji Parsial Uji t

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan uji t. Ada empat hipotesis yang akan diuji dengan uji t. H 2 : Retribusi daerah memiliki pengaruh signifikan terhadap belanja langsung. H 3 : Pajak daerah memiliki pengaruh signifikan terhadap belanja lansung. H 4 : Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan memiliki pengaruh signifikan terhadap belanja lansung. Universitas Sumatera Utara H 5 : Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah memiliki pengaruh signifikan terhadap belanja lansung. Uji t ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t-hitung dengan ketentuan:  jika t hitung t tabel pada α = 0,05, maka H i ditolak,  jika t hitung t tabel pada α = 0,05, maka H i diterima. Signifikansi koefisien variabel independen secara parsial uji t dapat dilihat dari tabel 4.10 berikut ini : Tabel 4.10 Uji Statistik t Coefficients a 14,863 1,788 8,312 ,000 ,193 ,141 ,284 1,372 ,174 ,203 ,054 ,346 3,737 ,000 ,013 ,008 ,163 1,681 ,097 ,095 ,107 ,181 ,891 ,376 Constant Retribusi_Daerah_Ln Pendapatan_Lain_Ln Pengelolaan_Kekayaan_ Ln Pajak_Daerah_Ln Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Dependent Variable: Belanja_Langsung_Ln a. Sumber : Lampiran diolah dari SPSS, 2009 Dari tabel 4.8 diatas dapt diambil suatu kesimpulan yaitu: a. Pajak daerah memiliki nilai signifikansi sebesar 0,376 yang berarti nilai ini lebih besar dari 0,05, sedangkan nilai t hitung diperoleh sebesar 0,891. Nilai t hitung ini lebih kecil dari nilai t tabel sebesar 2,000 0,891 2,000. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa H 2 ditolak atau pajak daerah tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap belanja langsung. b. Retribusi daerah memiliki nilai signifikansi sebesar 0,174 yang berarti nilai ini lebih besar dari 0,05, sedangkan nilai t hitung diperoleh sebesar 1,372. Nilai t hitung ini lebih kecil dari nilai t tabel sebesar 2,000 1,372 2,000. Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa H 3 ditolak atau retribusi daerah tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap belanja langsung. c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,097 yang berarti nilai ini lebih besar dari 0,05, sedangkan nilai t hitung diperoleh sebesar 1,681. Nilai t hitung ini lebih kecil dari nilai t tabel sebesar 2,000 1,681 2,000 . Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa H 4 ditolak atau hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap belanja langsung. d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti nilai ini lebih kecil dari 0,05, sedangkan nilai t hitung diperoleh sebesar 3,737. Nilai t hitung ini lebih besar dari nilai t tabel sebesar 2,000 3,737 2,000 . Berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa H 5 diterima atau pendapatan lain memiliki pengaruh signifikan terhadap belanja langsung. Universitas Sumatera Utara

D. Pembahasan Hasil Penelitian