Pengertian Pajak Dasar Hukum Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Sebagai Berikut: Penagihan Pajak

BAB III GAMBARAN DATA PKLM

A. Pengertian Pajak

Prof. Dr. P.J. A. Adriani pernah menjadi guru besar pada Universitas Amsterdam dikutip dari buku pengantar perpajakan; Bohari, S.H adalah sebagai berikut ”Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara yang dapat dipaksakan yang terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan- peraturan dengan tidak dapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas pemerintah” Pengantar perpajakan;Bohari, S.H, hal 31. Sedangkan Undang-Undang 28 Tahun 2007 Pajak adalah Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi kemakmuran rakyat.

B. Dasar Hukum Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Sebagai Berikut:

1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. 2. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 561KMK.042000 Tanggal 26 Desember 2000 tentang Tata Cara Universitas Sumatera Utara Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa. 3. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor Se- 02PJ.752002 tentang Kebijaksanaan Penagihan Pajak Tahun 2002. 4. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor Se- 08PJ.752002 tentang Pemeriksaan Untuk Tujuan Penagihan Pajak. 5. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor Se- 02PJ.752004 tentang Kebijakan Penagihan Pajak Tahun 2004. Dengan adanya peraturan dan Undang-Undang yang menjadi landasan hukum penagihan pajak dengan surat paksa di Indonesia ini, maka pajak yang dipungut oleh pemerintah sudah mempunyai suatu pondasi yang kuat dan tegas sehingga tidak perlu lagi adanya keragu-raguan ataupun alasan bagi wajib pajak.

C. Penagihan Pajak

Penagihan menurut H. Moeljohadi, S.H pengertian penagihan khusus di dalam bidang perpajakan adalah; “Serangkaian tindakan dari operator Direktorat Jenderal Pajak, berhubung Wajib Pajak tidak melunasi baik sebagian seluruh kewajiban perpajakan yang terhutang menurut Undang-Undang perpajakan yang berlaku”. Sedangkan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Penagihan Pajak adalah serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita. Universitas Sumatera Utara Penagihan dilakukan karena adanya utang pajak dari wajib pajak, yang belum dilunasi sehingga dilakukan penagihan pajak melalui Surat Tagihan Pajak. Surat Tagihan Pajak menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 1 angka 19 adalah;”Surat untuk melakukan tagihan pajak danatau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda. Beberapa alasan yang menyebabkan Surat Tagihan Pajak STP dapat dikeluarkan kepada Wajib Pajak adalah: 1. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar. 2. Dari hasil penelitian Surat Pemberitahuan terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan atau salah hitung. 3. Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda danatau bunga. 4. Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang PPN 1984 tetapi tidak melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP. 5. Pengusaha yang tidak dikukuhkan sebagai PKP tetapi membuat faktur pajak atau pengusaha telah dikukuhkan sebagai PKP tetapi tidak membuat Faktur Pajak. 6. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP tidakmembuat faktur pajak tidak tepat waktu atau tidak mengisi selengkapnya faktur pajak. Dalam hal ini Fungsi Surat Tagihan Pajak adalah: 1. Sebagai koreksi atas jumlah pajak yang terutama SPT Wajib Pajak, yang artinya jika pajak dalam tahun berjalan yang tidak Universitas Sumatera Utara atau kurang dibayar disetor ataupun kekurangan pembayaran penyetoran pajak, akibat salah tuilis dan atau salah hitung dalam surat pemberitahuan. 2. Sarana untuk mengenakan sanksi berupa bunga atau denda 3. Alat untuk menagih pajak Didalam alam kemerdekaan yang telah kita nikmat sekarang ini, tidak dapat dihindarkan bahwa pengalaman pahit dimasa lalu masih terbawa. Dalam sistem yang lama petugas pajak mendatangi masyarakat untuk didaftarkan sebagai wajib pajak, demikian juga besarnya pajak dihitung oleh petugas pajak. Pada umumnya banyak Wajib Pajak yang belum begitu mengerti dan memahami peraturan perpajakan sehingga menimbulkan penilaian atas penggunaan pajak seperti: a. Anggapan Wajib Pajak Dalam pembayaran pajak, Wajib Pajak merasakan adanya ketidakadilan. Dimana Wajib Pajak yang dibayar atau pajak yang terutang lebih dari yang seharusnya. Perasaan ini saja timbul karena Wajib Pajak pada dasarnya tidak membedakan untuk pajak daerah, pajak pusat, iuran, sumbangan, pungutan dan sebagainya. Sehingga seringkali Wajib Pajak menganggap semua itu menjadi bebannya, tidak rela sebagian penghasilannya dipotong sebagai pajak. b. Rasional Wajib Pajak yang paham dan matang terhadap perpajakan pasti akan selalu mencari kemungkinan yang diperhitungkan dalam reaksinya menghindari Universitas Sumatera Utara ataupun mengurangi beban pajak, seperti:menghindari pajak ataupun menyeludupkan pajak. Sebagaimana diketahui dalam sistem perpajakan saat ini kepada Wajib Pajak diberikan kepercayaan untuk melaksanakan sistem menghitung, memperhitungkan, dan membayar sendiri pajak yang terutang Self Assessment. Melalui Azas Self Assessment ini tentu saja memerlukan waktu, keuletan, kerja keras dan menuntut pengabdian serta disiplin yang tinggi. Hal demikianlah yang membuat Wajib Pajak terbengkalai akan kewajiban dalam pembayaran pajak. Sehingga kegairahan Wajib Pajak dalam membayar pajak menjadi berkurang ataupun Wajib Pajak bersikap pasif. Sikap ini otomatis akan mempengaruhi penerimaan Negara semakin berkurang. Untuk mengantisifasi masalah ini, maka fiskus akan bertindak melakukan penagihan pasif, maupun penagihan aktif salah satunya dengan Penagihan Surat Paksa.

D. Penagihan Utang Pajak