Penagihan Utang Pajak Dengan Surat Paksa.

membayar biaya penagihan pajak yang belum dibayar dan sisanya untuk membayar hutang pajak.

G. Penagihan Utang Pajak Dengan Surat Paksa.

Sesuai dengan Pasal 1 angka 12 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000, yang dimaksud dengan Surat Paksa adalah:Surat Perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak. Didalam Surat Paksa dicantumkan nama penanggung pajak dan alamatnya yang jelas serta jumlah utang pajaknya. Surat Paksa yang berkepala “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa”. Surat Paksa yang mempunyai kekuatan hukum yang sama seperti Grosse dari putusan hakim dalam perkara perdata yang tidak dapat diminta banding lagi pada Hakim atasan. Mekanisme Pelaksanaan penagihan pajak dengan surat paksa ini adalah suatu bentuk eksekusi tanpa peraturan hakim yang menjadi wewenang fiskus yang lazimnya dinamakan eksekusi langsung. Surat Paksa adalah surat keputusan yang mempunyai kekuatan yang sama dengan Grose yang asli keputusan hakim dalam perkara perdata yang tidak dapat diganggugugat lagi dengan cara meminta banding kepada hakim yang lebih atas. Surat paksa harus menggunakan kepala “atas nama keadilan” karena perkataan- perkataan itulah surat paksa mendapat kekuatan ekskutorial yaitu kekuatan untuk dijalankan dan kekuatan itu didapatkannya karena keadilan yang semata-mata memerintahkan pelaksakan itu. Surat paksa memuat perintah wajib pajak untuk melunasi pajaknya yang sudah barang tentu baru akan dikeluarkan setelah dipandang cukup. 1. Isi dan Karakteristik dari Surat Paksa. Universitas Sumatera Utara Berbicara lebih lanjut tentang surat paksa, maka surat paksa dapat ditinjau dari 2 dua segi, yaitu segi isinya dan segi karakteristiknya. a. Dari segi isinya: 1. Berkepala kata-kata “Atas Nama Keadilan” yang dengan Undang- Undang Nomor 14 Tahun 1970 pasal 4 disesuaikan bunyinya menjadi”Demi Keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. 2. Nama wajib pajak penanggung pajak, keterangan cukup tentang alasan yang menjadi dasar penagihan, perintah membayar. 3. Dikeluarkan ditandatangani oleh Pejabat berwenang yang ditunjuk oleh menteri Keuangan Kepala Daerah. b. Dari segi karakteristiknya: 1. Mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Grosse putusan hakim dalam perkara perdata yang tidak dapat diminta banding lagi pada Hakim atasan. 2. Mempunyai kekuatan hokum yang pasti in kracht van Gewijsde. 3. Mempunyai fungsi ganda yaitu menagih pajak dan menagih bukan pajak biaya-biaya penagihan. 4. Dapat dilanjutkan dengan tindakan penyitaan atau penyanderaanpencegahan. Surat paksa, dalam bahasa hukum disebut sebagai Parate Eksekusi eksekusi langsung, yang berarti bahwa penagihan pajak secara paksa dapt dilakukan tanpa melalui proses Pengadilan Negeri. Hal ini bisa dimengerti karena Universitas Sumatera Utara surat paksa itu mempunai kekuatan hukum yang pasti, dimana fiskus dalam melaksanakan kewajiban mempunyai hak “Parate Eksekusi”. 2. Penerbitan Surat Paksa Menurut Pasal 8 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 dinyatakan bahwa surat paksa diterbitkan apabila: 1. Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajak sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran dan kepadanya telah diterbitkan Surat teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis. 2. Terhadap Penanggung Pajak telah dilaksanakan penagihan seketika dan sekaligus. 3. Penanggung Pajak tidak memenuhi ketentuan segaimana tercantum dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak. Dalam hal tertentu, misalnya karena penaggung pajak mengalami kesulitan likuidasi, kepada penanggung pajak atas dasar permohonannya dapat diberikan persetujuan untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak melalui keputusan pejabat. Oleh karena itu keputusan dimaksud mengikat kedua belah pihak. Dengan demikian, apabila kemudian Penanggung Pajak, tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaaan pembayaran pajak. Maka Surat Paksa dapat diterbitkan langsung tanpa Surat Teguran, Surat Peringatan, atau surat lainnya yang sejenis. 3. Pelaksana Penagihan Universitas Sumatera Utara a. Jurusita pajak Adalah pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, penyitaan dan penyanderaan. Juru sita pajak diangkat dan diberhentikan oleh pejabat yang ditunjukkan oleh Menteri Keuangan untuk penagihan Pajak Daerah. 1. Syarat-syarat diangkat menjadi Juru Sita Pajak : a. Berijazah serendah-rendahnya Sekolah Menengah Umum atau yang setingkat dengan itu b. Berpangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda Golongan II c. Berbadan sehat d. Lulus pendidikan dan latihan Juru Sita Pajak e. Jujur, bertanggung jawab dan penuh pengabdian 2. Pemberhentian Jurusita Pajak Jurusita Pajak diberhentikan apabila : a. Meninggal dunia b. Pensiun c. Karena ahli tugas atau tidak cakap dalam menjalankan tugas melakukan perbuatan tercela ; melanggar sumpah atau janji Juru Sita Pajak ; atau d. Sakit jasmani atau rohani terus-menerus. Berdasarkan Pasal 5 UU No 19 Tahun 2000 jurusita Pajak bertugas: a. Melaksanakan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus b. Memberitahukan Surat Paksa Universitas Sumatera Utara c. Melaksanakan penyitaan atas barang Penanggung Pajak berdasarkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan; dan d. Melaksanakan penyanderaan berdasarkan Surat Perintah Penyanderaan. b. Petugas pelelangan adalah kantor yang berwenang melaksanakan penjualan secara lelang melalui pejabat.

H. Mekanisme Penagihan Dengan Surat Paksa