ataupun mengurangi beban pajak, seperti:menghindari pajak ataupun menyeludupkan pajak. Sebagaimana diketahui dalam sistem perpajakan saat ini
kepada Wajib Pajak diberikan kepercayaan untuk melaksanakan sistem menghitung, memperhitungkan, dan membayar sendiri pajak yang terutang Self
Assessment. Melalui Azas Self Assessment ini tentu saja memerlukan waktu, keuletan, kerja keras dan menuntut pengabdian serta disiplin yang tinggi.
Hal demikianlah yang membuat Wajib Pajak terbengkalai akan kewajiban dalam pembayaran pajak. Sehingga kegairahan Wajib Pajak dalam membayar
pajak menjadi berkurang ataupun Wajib Pajak bersikap pasif. Sikap ini otomatis akan mempengaruhi penerimaan Negara semakin berkurang. Untuk
mengantisifasi masalah ini, maka fiskus akan bertindak melakukan penagihan pasif, maupun penagihan aktif salah satunya dengan Penagihan Surat Paksa.
D. Penagihan Utang Pajak
Tindakan penagihan utang pajak secara teoritis dapat dilakukan dengan 2 langkah:
1. Penagihan Pasif
Penagihan pajak pasif dilakukan dengan menggunakan Surat Tagihan Pajak STP, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB, Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT, Surat Keputusan Pembetulan yang menyebabkan pajak terutang menjadi
lebih besar, Surat Keputusan Keberatan yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar. Jika dalam jangka waktu 30 hari belum
dilunasi, maka tujuh hari setelah jatuh tempo akan diikuti dengan
Universitas Sumatera Utara
penagihan pajak secara aktif yang dimulai dengan tindakan sita yang telah didahului adanya surat tegoran, dan dilanjutkan dengan
pelaksanaan lelang. Dalam hal ini Utang Pajak itu adalah: Pajak yang masih harus dibayar
termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda, atau kenaikan yang tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan. 2.
Penagihan Aktif Penagihan pajak aktif merupakan kelanjutan dari penagihan pajak
pasif, di mana dalam upaya penagihan ini fiskus berperan aktif dalam arti tidak hanya mengirim surat tagihan atau Surat Ketetapan Pajak
tetapi akan diikuti dengan tindakan sita yang didahului dengan surat tegoran dan surat paksa dan dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang.
Surat Paksa sekurang-kurangnya memuat: 1.
Nama Wajib Pajak, atau Penanggung Pajak 2.
Besarnya utang pajak 3.
Perintah untuk membayar dalam waktu 2x24 jam dua kali dua puluh empat jam jam sejak surat paksa disampaikan.
E. Dasar Penagihan Pajak.
Sesuai dengan sistem Self Assessment yang berlaku sekarang ini, Wajib Pajak diwajibkan menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan
sendiri utang pajaknya. Apabila terdapat kekeliruan atau kesalahan dalam
Universitas Sumatera Utara
melakukan penghitung pajak yang terutang atau wajib pajak melanggar ketentuan Undang-Undang perpajakan barulah Direktorat Jenderal Pajak menerbitkan surat
ketetapan pajak yang dapat berupa STP, SKPKB, SKBKBT, SKP, SKK, PB. 1. Surat Tagihan Pajak STP
Adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.
Surat Tagihan Pajak dikeluarkan apabila: 1.
Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar. 2.
Dari hasil penelitian Surat Pemberitahuan terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan atau salah hitung.
3. Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda dan atau
bunga. 2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB
Adalah Surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak,
besarnya sanksi administrasi dan jumlah pajak yang harus dibayar. SKPKB diatur dalam Pasal 13 Undang-Undang KUP.SKPKB dikeluarkan dalam jangka waktu
10 tahun sesudah saat terutangnya pajak, atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak. SKPKB diterbitkan apabila:
1. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak
yang terutang tidak atau kurang dibayar. 2.
Apabila Surat Pemberitahuan SPT tidak disampaikan daln jangka waktu yang telah ditetapkan dan setelah ditegur secara tertulis tidak
Universitas Sumatera Utara
disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran.
3. Kewajiban menyelenggarakan pembukuan dan membantu proses
pemeriksaan yang dilakukan oleh fiskus tidak dipenuhi oleh Wajib Pajak sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang.
3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT Adalah Surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah
pajak yang telah ditetapkan oleh fiskus dalam surat ketetapan pajak yang telah diterbitkan sebelumnya. Ketentuan tentang SKPKBT diatur dalam Pasal 15
Undang-Undang No. 6 Tahun 1983, sebagaimana telah diubah dengan UU. No. 9 Tahun 1994 Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan SKPKBT dalam jangka
waktu 10 tahun sesudah saat pajak terutang, berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, apabila ditemukan data baru dan atau data yang semula belum terungkap
yang menyebabkan jumlah pajak yang terutang.
4. Surat Keputusan Pembetulan SKP Adalah Surat Keputusan untuk membetulkan kesalahan tulis, kesalahan
hitung, atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan yang terdapat dalam surat ketetapan pajak atas surat tagihan
pajak. 5. Surat Keputusan Keberatan SKK
Universitas Sumatera Utara
Adalah Surat keputusan atas keberatan terhadap surat ketetapan pajak atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh
wajib pajak. 6. Putusan Banding PB
Adalah Putusan badan peradilan atau banding terhadap surat keputusan yang diajukan oleh wajib pajak.
Keenam jenis surat ini merupakan dasar atau sarana atau administrasi Direktorat Jenderal Pajak untuk melakukan penagihan pajak. Untuk tertibnya dan
keseragaman tindakan dalam melaksanakan penagihan pajak. Menteri Keuangan akan mengatur tata caranya termasuk aspek administratif baik mengenai tindakan
penagihan itu sendiri maupun aspek pelaksanaan pembayaran atas tagihan pajak.
F. Jadwal Waktu Pelaksanaan Penagihan Pajak.