Pengertian dan Jenis-jenis Disiplin Kerja

Sedangkan Menurut Steers 1995 bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi Iklim Organisasi adalah : ”1. Struktur tugas, 2. Imbalan dan hukuman yang diberikan, 3. Sentralisasi keputusan, 4. Tekanan pada prestasi, 5. Tekanan pada latihan dan pengembangan, 6. Keamanan dan resiko pelaksanaan tugas, 7. Keterbukaan dan Ketertutupan individu, 8. Status dalam organisasi, 9. Pengakuan dan umpan balik, 10. Kompetensi dan fleksibilitas dalam hubungan pencapaian tujuan organisasi secara fleksibel dan kreatif”.

II.6. Teori Tentang Disiplin Kerja

II.6.1. Pengertian dan Jenis-jenis Disiplin Kerja

Disiplin merupakan suatu keadaan tertib karena orang-orang yang tergbung dalam suatu organisasi tunduk dan taat pada pertauran yang ada serta melaksanakan dengan senang hati Nitisemeto, 1982. Disiplin dalam arti yang positif seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini, Hodges dalam Asnawi, 2002 menyatakan bahwa “disiplin dapat diartikan sebagai sikap seseorang atau kelompok yag berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan”. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, pengertian disiplin kerja adalah suatu sikap dan tingkah laku yang menunjukkan ketaatan karyawan terhadap peraturan organisasi. Berikutnya Disiplin Kerja dapat didefinisikan sebagai “suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya” Sastrohadiwiryo, 2002 Universitas Sumatera Utara Jenis-jenis Disiplin Kerja Didalam Disiplin Kerja itu sendiri dapat dibagi menjadi 2 aspek sebagaimana Terry 1993 menyatakan bahwa ”disiplin kerja dapat timbul dari diri sendiri dan dari perintah, yang terdiri dari : 1 Self Inposed Dicipline yaitu disiplin yang timbul dari diri sendiri atas dasar kerelaan, kesadaran dan bukan timbul atas dasar paksaan. Disiplin ini timbul karena seseorang merasa terpenuhi kebutuhannya dan merasa telah menjadi bagian dari organisasi sehingga orang akan tergugah hatinya untuk sadar dan secara sukarela memenuhi segala peraturan yang berlaku. 2 Command Dicipline yaitu disiplin yang timbul karena paksaan, perintah dan hukuman serta kekuasaan. Jadi disiplin ini bukan timbul karena perasaan ikhlas dan kesadaran akan tetapi timbul karena adanya paksaanancaman dari orang lain”. Dalam setiap organisasiperusahaan yang diinginkan adalah jenis disiplin yang timbul dari diri sendiri atas dasar kerelaan dan kesadaran. Akan tetapi dalam kenyataan selalu menyatakan bahwa disiplin itu lebih banyak disebabkan adanya paksaan dari luar. Untuk itu perlu melaksanakan kegiatan pendisiplinan yang mencakup disiplin preventif dan disiplin korektif. Disiplin preventif merupakan kegiatan yang dilakukan dengan maksud untuk mendorong para karyawan agar secara sadar mentaati berbagai standart dan aturan sehingga dapat dicegah berbagai penyelewenganpelanggaran. Lebih utama dalam hal ini adalah dapat ditumbuhkan “Self Dicipline” disiplin diri pada setiap karyawan tanpa kecuali. Untuk memungkinkan iklim yang penuh disiplin kerja tanpa paksaan tersebutperlu kiranya standart itu sendiri bagi setiap karyawan dengan demikian dicegah kemungkinan-kemungkinan timbulnya pelanggaran-pelanggaran penyimpangan dari standart yang ditentukan. Universitas Sumatera Utara Disiplin Korektif merupakan kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran yang telah terjadi terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran lebih lanjut, kegiatan korektif ini dapat berupa suatu hukuman tindakan pendisiplinan Dicipline Action yang wujudnya berupa scorsing Handoko, 1996. Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi Hasibuan, 2005. Diantaranya : 1. Tujuan dan kemampuan 2. Teladan pimpinan 3. Balas jasa 4. Keadilan 5. Waskat 6. Sanksi Hukuman 7. Ketegasan 8. Hubungan Kemanusiaan.” Disiplin kerja karyawan dapat dikatakan baik, apabila memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Para karyawan datang tepat waktu, tertib, teratur 2. Berpakaian rapi 3. Mampu memanfaatkan dan menggerakkan perlengkapan secara baik 4. Menghasilkan pekerjaan yang memuaskan 5. Mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh perusahaan 6. Memiliki tanggung jawab yang tinggi Soejono, 1997. II.7. Teori Tentang Produktivitas Kerja II.7.1. Pengertian Produktivitas Kerja Produktivitas juga merupakan perbandingan antara hasil dengan masukan sebagaimana Hasibuan 2000 menyatakan bahwa : Universitas Sumatera Utara ”Produktivitas adalah perbandingan antara hasil output dengan masukan input. Jika produktivitas naik ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi waktu-bahan-tenaga dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenga kerjanya”. Ukuran output dapat dinyatakan dalam bentuk : jumlah satuan fisik produkjasa, nilai rupiah produkjasa, nilai tambah, jumlah pekerjaankerja dan jumlah laba kotor. Sedangkan ukuran input dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah : waktu, tenaga kerja, jam-orang, biaya tenaga kerja, jam mesin, biaya penyusutan dan perawatan mesin, material, biaya material, seluruh biaya pengusahaan dan luas tanah. Sebagaimana pendapat dari John Kendrich yang dikutip oleh Stoner 1996 menyatakan produktivitas sebagai ”hubungan antara keluaran output = O berupa barang dan jasa dengan masukan input = I berupa sumber daya, manusia atau bukan, yang digunakan dalam proses produksi; hubungan tersebut biasanya dinyatakan dengan bentuk rasio OI.” Baik tingkat rasio produktivitas pada periode tertentu maupun perbandingannya dengan rasio produktivitas dari waktu ke waktu merupakan tolak ukur yang penting. Tingkat produktivitas pada saat tertentu menggambarkan efisiensi operasi pada saat itu. Sementara, perbandingan dari waktu ke waktu akan menunjukkan peningkatan atau penurunan produktivitas. Kemudian Gie 1998 menyatakan bahwa ”Produktivitas adalah merupakan perbandingan antara hasil kerja yang berupa barang-barang atau jasa dengan sumber atau tenaga yang dipakai dalam suatu proses produksi tersebut”. Sejalan dengan itu Sinungan 1995 menyatakan bahwa : Universitas Sumatera Utara ”Pengertian tentang Produktivitas dalam beberapa kelompok sebagai berikut : 1. Rumusan tradisional bagi keseluruhan produksi tidak lain adalah ratio apa yang dihasilkan output terhadap keseluruhan peralatan produksi yang digunakan. 2. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari pada kemarin dan hari esok lebih baik dan hari ini. 3. Produktivitas merupakan interaksi terpadu serasi dan tiga faktor esensial, yakni : Investasi termasuk pengetahuan dan tehnologi serta riset, manajemen dan tenaga kerja. Dari ketiga pengertian tersebut merupakan perkembangan dan pengertian produktivitas berasal dari rumusan tradisional sampai pada produktivitas yang didukung oleh adanya IPTEK, manajemen yang baik dan faktor tenaga kerja itu sendiri, yang diharapkan dapat berjalan selaras dan saling mendukung. Jadi produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana aplikasi penggunaan cara yang produktivitas untuk menggunakan sumber-sumber secara efisien dan tetap menjaga adanya kualitas yang tinggi. Produktivitas mengikutsertakan pendayagunaan secara terpadu sumber daya manusia dan ketrampilan barang modal teknologi manajemen, infomasi, energi dan sumber-sumber lain menuju pada pengembangan dan peningkatan standar hidup. Dalam penelitian ini produktivitas dikaitkan dengan tenaga kerja. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan faktor-faktor tenaga kerja ini adalah: a Motivasi pengabdian disiplin etos kerja produktivitas dan masa depannya. b Hubungan industrial yang serasi dan harmonis dalam suasana keterbukaan Sinungan, 1995. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian dapat dilihat bahwa meskipun ada sejumlah perbedaan mengenai definisi produktivitas yang tergantung pada keadaan yang nyata dan tujuan- tujuan yang ada pendekatan umum bukan definisi untuk mengatur pola dari model produktivitas adalah mengidentifikasikan output dan komponen-komponen input yang benar dan sesuai dengan tujuan jangka panjang, menengah, dan pendek perusahaan Sinungan, 1995. Dari beberapa pendapat tersebut dapat dilihat bahwa produktivitas kerja adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan barangjasa dengan menggunakan berbagai sumber produksi sesuai dengan mutukualitas dan jangka waktu yang telah ditetapkan perusahaan Hasibuan, 2005.

II.7.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja