sektor pariwisata maupun perhotelan. Peran strategis ini perlahan dirasakan kian memudar, hal ini disebabkan oleh melemahnya semangat dan disiplin dari para staf
pengajar dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Hal tersebut diindikasikan oleh persentase tingkat kehadiran mengajar para staf pengajar yang rata-rata hanya
mencapai 70. Pada sisi lain terlihat kenyataan, dimana dosen dengan tingkat kemampuan yang baik dan didorong oleh kuatnya semangat dan disiplin kerja
cenderung mampu menunjukkan produktivitas kerja yang tinggi. Kondisi tersebut mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian dengan
mencari tahu secara dasar penyebab kurangnya semangat kerja dan disiplin kerja yang mempengaruhi produktiviatas kerjanya.
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Sejauhmana pengaruh semangat kerja, dan disiplin kerja terhadap
produktivitas kerja pegawai di Akademi Pariwisata Medan ? 2.
Sejauhmana pengaruh kepemimpinan, dan iklim organisasi terhadap semangat kerja pegawai di Akademi Pariwisata Medan ?
I.3.
Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah, maka dilaksanakan penelitian yang bertujuan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh semangat kerja, dan disiplin
kerja terhadap produktivitas kerja pegawai di Akademi Pariwisata Medan. 2.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan, dan iklim organisasi terhadap semangat kerja pegawai di Akademi Pariwisata Medan.
I.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapakan dari penelitianan ini adalah sebagai berikut : 1.
Sebagai bahan masukan bagi pimpinan Akademi Pariwisata Medan di dalam mengelola manajemen sumber daya manusia melalui semangat kerja, dan
disiplin kerja terhadap produktivitas kerja pegawai. 2.
Sebagai menambah khazanah dan memperkaya penelitian ilmiah di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, khususnya di Program Studi
Magister Ilmu Manajemen. 3.
Menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam bidang Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya mengenai pengaruh semangat
kerja, dan disiplin kerja terhadap produktivitas kerja pegawai di Akademi Pariwisata Medan.
4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji
masalah yang sama di masa mendatang.
I.5. Kerangka Berpikir
Semangat Kerja berasumsi terhadap sikap individu ataupun kelompok yang sukarela bekerjasama sebagaimana Westra 1980 menyatakan bahwa ”Semangat
Universitas Sumatera Utara
kerja adalah sikap dari individu ataupun sekelompok orang terhadap kesukarelaannya untuk bekerjasama agar dapat mencurahkan kemampuannya secara menyeluruh”.
Sedangkan Moekijat 1983 menyatakan bahwa ”Semangat kerja menggambarkan perasaan berhubungan dengan jiwa, semangat kelompok, kegembiraan, dan kegiatan.
Apabila pekerja tampak merasa senang, optimis mengenai kegiatan dan tugas, serta ramah satu sama lain, maka karyawan itu dikatakan mempunyai semangat yang
tinggi. Sebaliknya, apabila karyawan tampak tidak puas, lekas marah, sering sakit, suka membantah, gelisah, dan pesimis, maka reaksi ini dikatakan sebagai bukti
semangat yang rendah”.
Didalam semangat kerja itu sendiri terdapat beberapa faktor yang mendukung diantaranya dalam hal kepemimpinan. K
epemimpinan dapat
mempengaruhi orang‐orang yang diarahkan dalam pencapaian tujuan sebagaimana
menurut Mulyasa 2004 menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai kegiatan untuk
mempengaruhi orang‐orang yang diarahkan terhadap tercapainya tujuan organisasi.
Sedangkan kepemimpinan menurut Hasibuan 2005 menyatakan bahwa
“Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan,
agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan
organisasi”.
Kemudian Sergiovanni 2001 menyatakan bahwa “Iklim mempengaruhi kinerja pegawai. Iklim sebagai pengaruh subyektif yang dapat dirasakan dari sistem
formal, gaya informal pemimpin dan faktor-faktor lingkungan penting lainnya, yang
Universitas Sumatera Utara
menyangkut sikapkeyakinan dan kemampuan memotivasi orang-orang yang bekerja pada organisasi tersebut”. Sedangkan menurut
Steers 1995 menyatakan bahwa “Iklim Organisasi merupakan lingkungan internal yang mewakili faktor-faktor
dalam organisasi yang menciptakan kultur dan lingkungan sosial dimana aktivitas- aktivitas pencapaian tujuan berlangsung.
Di samping Semangat Kerja, faktor lain yang menentukan produktivitas adalah Disiplin Kerja. Disiplin adalah sebagai sikap mental yang tercermin dalam
perbuatan atau tingkah laku perorangan, kelompokmasyarakat berupa ketaatan- ketaatan yang ditetapkan pemerintahetika, norma, kaidah-kaidah yang berlaku
untuk tujuan tertentu Sinungan, 1995 yang berarti kesediaan untuk mematuhi peraturan ketentuan yang berlaku dalam lingkungan organisasi kerja masing-masing
sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi kerja. Kemudian produktivitas itu sendiri dapat dilihat sebagai penggunaan secara
intensif terhadap semua tenaga kerja yang efisien seperti halnya Sinungan 1995 menyatakan sebagai berikut: ”Produktivitas kadang-kadang dipandang sebagai
penggunaan secara intensif terhadap sumber-sumber konversi seperti tenaga kerja dan mesin yang diukur secara tepat dan benar-benar menunjukan suatu penampilan yang
efisiensi”. Lalu Hasibuan 2005 menyatakan : ”Produktivitas adalah perbandingan antara output hasil dengan input masukan. Jika produktivitas naik ini hanya
dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi waktu-bahan-tenaga dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya”.
Universitas Sumatera Utara
Dengan kata lain suatu organisasi kerja akan tinggi produktivitasnya dalam segi kuantitas maupun kualitasnya, apabila personal pengelolaannya dari tenaga kerja
yang berkualitas mutu. Dalam suatu perusahaan dapat dibedakan menjadi tiga jenis usaha yaitu dengan meningkatkan mutu yang rendah, mempertahankan mutu yang
tinggi, dan meningkatkan mutu yang sudah tinggi agar semakin tinggi. Adapun kerangka pemikiran dalam penyusunan usulan penelitian dapat dilihat pada Gambar
I.1. sebagai berikut :
Gambar I.1. Kerangka Berpikir
I.6. Hipotesis