31
I.8. Sistematika Penulisan BAB I
: PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka
teori, definisi konsep, definisi operasional, dan sistematika penulisan.
BAB II : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sample, teknik
pengumpulan data dan teknik analisa data.
BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini memberikan gambaran umum mengenai daerah penelitian yang meliputi keadaan geografis,
kependudukan, sosial ekonomi, dan pemerintahan.
BAB IV : PENYAJIAN DATA
Bab ini membahas tentang hasil data-data yang diperoleh di lapangan.
BAB V : ANALISA DATA
Bab ini merupakan tempat uaraian data yang diperoleh saat penelitian dan memberikan
pembahasan dan interpretasinya atas permasalahan yang diajukan.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan saran-saran yang
dianggap penting dan perlu sebagai rekomendasi program.
Universitas Sumatera Utara
32
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
II.1. Metode Penelitian
Metode peneltian yang digunakan untuk menjawab pelaksanaan penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Moeloeng 2004: 6 menyatakan
bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang hal-hal yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik
utuh dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah. Dengan demikian dapat ditegaskan kembali bahwa
penelitian ini juga ditempuh berdasarkan tujuan untuk memahami bagaimana implementasi sistem informasi manajemen dalam pelaksanaan tugas pegawai.
II.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. PLN Persero Ranting Parapat.
II.3. Populasi dan Sampel
Adapun yang menjadi populasi sekaligus sampel dalam penelitian ini adalah beberapa orang dari pegawai PT. PLN Persero Ranting Parapat, yang
dijadikan oleh peneliti sebagai key informan, dan dianggap peneliti dapat mewakili dalam mendapatkan informasi dalam penelitian ini, yaitu :
1. Manajer Ranting 2. Supervisor
a. Supervisor Pelayanan Pelanggan
b. Supervisor Administrasi Keuangan
c. Supervisor Catat Meter
3. Operator Sistem Informasi Pengelolaan Piutang
Pelanggan SIP3
Universitas Sumatera Utara
33
II.4. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data primer :
a. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak yang yang berhubungan dengan penelitian. Penelitian ini melakukan wawancara langsung
dengan Pegawai PT. PLN Persero Ranting Parapat 2.
Teknik pengumpulan data sekunder : a.
Penelitian kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi melalui literatur yang relevan dengan judul penelitian seperti
buku-buku, artikel dan makalah yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.
b. Studi dokumentasi yaitu dengan cara memperoleh data melalui
pengkajian dan penelaahan terhadap catatan penulis maupun dokumen- dokumen yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti.
II.5. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah analisa data deskriptif kualitatif, Yaitu menguraikan serta menginterpretasikan data yang diperoleh di
lapangan dari para responden. Pada tahap berikutnya, data yang diperoleh dianalisis secara cermat guna mendapatkan kesimpulan yang penulis harapkan
dapat dijadikan kontribusi penelitian ini bagi implementasi sistem informasi manajemen dalam pelaksanaan tugas pegawai tempat penelitan ini berlangsung.
Universitas Sumatera Utara
34
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
III.1. Gambaran Umum Perusahaan
III.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
1. Sebelum Kemerdekaan Sampai Dengan Tahun 1965
Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik mulai ada di wilayah Indonesia tahun 1893 di daerah Batavia Jakarta sekarang , maka
30 tahun kemudian 1923 listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di tanah pertapakan Kantor PLN Cabang Medan yang sekarang di Jl. Listrik No. 12
Medan, dibangun oleh NV NIGEM OGEM perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan
Brandan 1924, Tebing Tinggi 1927, Sibolga NV ANIWM Brastagi dan Tarutung 1929, Tanjung Balai 1931 milik Gemeente – Kotapraja, Labuhan
Bilik 1936 dan Tanjung Tiram 1937. Masa penjajahan Jepang , Jepang hanya mengambil alih pengelolaan
Perusahaan Listrik Swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerja dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera
Utara, Perusahaan Listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintahan tentara Jepang waktu itu.
Setelah Proklamasi RI 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil
alih perusahaan listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan Listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini
Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu, maka
Universitas Sumatera Utara
35 dengan Penetapan Pemerintah No.1 SD45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai
Hari Listrik. Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang makin memburuk dalam hubungan Indonesia – Belanda, tanggal 3 Oktober 1953
keluar Surat Keputusan Presiden No. 163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33
ayat2 UUD 1945. Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan
Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara Sumatera Timur dan Tapanuli yang mula – mula dikepalai R.Sukarno merangkap kepala di Aceh , tahun
1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PPUT No. 16120 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan
dirubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar, Riau menjadi PLN Eksploitasi. Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan Peraturan Menteri PUT No. 9 PRT64 dan
Peraturan Menteri No. 1PRT65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Kesatuan daerah Eksploitasi. Sumatera Utara tetap menjai Eksploitasi I.
2. Dari Eksploitasi I Menjadi Wilayah II
Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Ekploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. KPTS 009DIRPLN66
tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu sektor, yaitu Cabang Medan, Binjai, Sibolga, P.Siantar Berkedudukan di Tebing
Tinggi. PP No. 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab
membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik ke seluruh Wilayah RI. Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
36 dirubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara.Kemudian menyusul
Peraturan Menteri PUTL No. 013PRT75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera
Utara. 3.
Dari Perum Menjadi Persero Dengan keluarnya peraturan pemerintah No. 23 1994 tanggal 16 Juni
1994 maka ditetapkan status PLN sebagi persero. Adapun yang melatarbelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang
terus meningkat dewasa ini. Dimana pada abad 21 nanti, PLN tidak dapat tidak harus mampu menghadapi tantangan yang ada. PLN harus mampu menggunakan
tolak ukur Internasional, dan harus mampu berswadaya tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka, desentralisasi, profit center dan cost center.
Untuk mencapai tujuan PLN meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perkembangan industri pada PJPT II yang tanggung jawabnya cukup
besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi dan lembaga yang terkait perlu dibina dan ditingkatkan terus.
III.1.2. Visi, Misi dan Motto Perusahaan
Adapun yang menjadi visi PT. PLN Persero Adalah : “Diakui sebagai Prusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh-kembang,
unggul, dan terpercaya dengan bertumpu kepada potensi insani”
Universitas Sumatera Utara
37 Sedangkan yang menjadi visi perusahaan adalah :
a. menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi kepada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat. c.
Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi
d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan
Dan yang menjadi motto perusahaan adalah : “Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik”
III.1.3. Aktivitas Perusahaan
Sebelum membicarakan aktivitas atau kegiatan perusahaan, terlebih dahulu haruslah diketahui maksud dan tujuan PT. PLN Persero, yaitu :
a. Menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dan sekaligus
memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. b.
Mengusahakan penyediaan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai dengan tujuan untuk :
1. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil
dan merata serta peningkatan kegiatan ekonomi. 2.
Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai pengembangan penyediaan tenaga listrik untuk melayani kebutuhan masyarakat.
c. Merintis kegiatan-kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik.
Universitas Sumatera Utara
38 d.
Menyelenggarakan usaha-usaha lain yang menunjang penyediaan tenaga listrik sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Untuk mewujudkan maksud dan tujuan tersebut, PT. PLN Persero mengadakan usaha antara lain :
a. Dengan mengindahkan prinsip-prinsip ekonomi dan jaminan terhadap
keselamatan dan kekayaan Negara, PT. PLN Persero menyelenggarakan penyediaan tenaga listrik, yang meliputi tenaga pembangkitan, transmisi,
dan distribusi sampai dengan titik pemakain pelanggan atau masyarakat. b.
Melakaukan perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan listrik untuk penyelenggaraan usaha tersebut.
c. Melakukan pekerjaan usaha penunjang penyediaan tenaga listrik.
Akhirnya dapat kita ketahui bahwa tujuan hadirnya PT. PLN Persero Ranting Parapat adalah sebagai wahana teknologi dan pemerataan pembangunan
di segala bidang di Indonesia umumnya dan Kota Parapat pada khususnya, mempunyai manfaat dan hakekat yang besar bagi kehidupan masyarakat dalam
menunjang perekonomian bangsa ini.
III.1.4. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian PT. PLN Persero Ranting Parapat berada di pinggiran kota Parapat, yaitu berada di Jalan Bangun Dolok No. 1 Kecamatan Girsang
Sipangan Bolon.
III.2. Struktur Organisasi PT. PLN Persero Ranting Parapat
Adapun Struktur organisasi PT. PLN Persero Ranting Parapat dapat digambarkan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
39 Gambar 5 : Struktur Organisasi PT. PLN Persero Ranting Parapat
Sumber : Penelitian 2008 Adapun pembagian tugas dan fungsi masing-masing elemen organisasi di
atas adalah sebagai berikut : 1.
Manajer Ranting Manajer Ranting bertugas mengawasi tugas-tugas dari seksi-seksi yang
ada dan mengambil keputusan yang terkait dengan manajemen dan pelaksanaan fungsi organisasi.
2. Seksi Pelayanan Pelanggan
Tugas pokok seksi pelayanan pelanggan adalah : Melayani masyarakat sehubungan dengan listrik
Sedangkan yang menjadi fungsi seksi pelayanan pelanggan adalah : 1.
Memberikan informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan penyambungan tenaga listrik kepada calon pelanggan dan masyarakat
lainnya. 2.
Melayani permintaan penyambungan baru, perubahan daya, penyambungan sementara, perubahan tarif, ganti nama pelanggan,
Universitas Sumatera Utara
40 balik nama pelanggan, dan perubahan lainnya serta pengaduan yang
berhubungan dengan penyambungan tenaga listrik. 3.
Mencatat, membuat, dan mempersiapkan berkas setipa permintaan calon pelanggan dan masyarakat lainnya secara tertib dan teratur pada
formulir yang disediakan. 4.
Meneruskan berkas setiap permintaan calon pelanggan dan masyarakat lainnya kepada fungsi yang terkait.
5. Memeberikan pelayanan pelanggan pembayaran Biaya Penyambungan
BP, Uang Jaminan Pelanggan UJL, Tagihan Susulan, Biaya Penyambungan Sementara. Baiaya Perubahan dan Biaya lain
ditetapkan Sesuai dengan peraturan yang berlaku. 6.
Menyiapkan dan membuat kuitansi penerimaan pembayaran BP, UJL, Tagihan yang ditetapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
7. Menyiapkan perintah kerja pemasangan, perbaikan, perubahan,
pembongkaran Sambungan Tenaga Listrik SL dan berita acara pelaksanaanya.
8. Mengirim perintah kerja pemasangan, perbaikan, perubahan,
pembongkaran Sambungan Tenaga Listrik SL dan berita acara pelaksanaanya kepada fungsi yang terkait.
9. Memantau dan meyelesaikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada
butir 1 sampai dengan butir 7 di atas. 10.
Memelihara Data Induk Langganan DIL 11.
Melakukan koordinasi dengan fungsi yang terkait. 12.
Membuat laporan sesuai dengan tugas dan fungsi di bidangya.
Universitas Sumatera Utara
41 3.
Seksi Operasi Distribusi Tugas Pokok seksi operasi distribusi adalah :
Melaksanakan tugas pengoperasian pendistribusian tenaga listrik dan penertiban listrik pada pelanggan.
Sedangkan yang menjadi fungsi operasi distribusi adalah : 1.
Pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pemeriksaan gardu setrta jaringan distribusi tenaga listrik.
2. Pelaksanaan kegiatan pengaturan operasional system pendistribusian
tenaga listrik. 3.
pelaksanaan pelayananpenanggulangan gangguan jaringan tegangan rendah, gangguan pendistribusian, alat pembatas dan pengukur APP,
rangkaian jaringan kepada pelanggan. 4.
Pelaksanaan penyusunan sasaran operasi APP pelanggan. 5.
Pelaksanaan kegiatan pemeriksaaan APP pelanggan. 6.
Pelaksanaan pembuatan berita acara pemeriksaan dan penyimpanan dokumen serta bukti penyalahgunaan jaringan tenaga listrik pada
pelanggan. 4.
Seksi Administrasi Keuangan Bertugas memproses surat masuk dan surat keluar, membuat laporan
penyetoran pendapatan dari rekening listrik maupun dari sambungan baru.
Universitas Sumatera Utara
42 5.
Seksi Catat Meter Tugas Pokok Sesksi Pelayanaan Pelanggan adalah :
Melakukan pemeliharaan Rute Baca Meter RBM dan pembacaan kWh meter pelanggan
Sedangkan yang menjadi fungsi seksi catat meter adalah : 1.
Pelaksanaan pencatatan kWh-meter pelanggan 2.
Pelaksanaan pencatatan daftar kWh-meter normal dan tidak normal 3.
Melaksanakan Daftar pencatatan Meter DPM untuk pelanggan baru.
Universitas Sumatera Utara
43
BAB IV PENYAJIAN DATA