Penanganan Pasca Panen Rimpang Jahe

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penanganan Pasca Panen Rimpang Jahe

2.1.1 Karakteristik Tanaman Jahe Rimpang merupakan batang yang tumbuh di dalam tanah dan membesar. Produk pertanian berupa rimpang antara lain jahe, lengkuas, kunir, temulawak, temuireng, kencur, ganyong, dan iles-iles. Bahan-bahan ini akan tumbuh subur jikka kondisi lingkungan cukup lembab dan tersedia cukup air. Beberapa jenis rimpang seperti jahe dan sebangsanya, akan bertunas jika masa istirahat dorman sudah terlampaui. Sifat seperti ini dapat dimanfaatkan untuk menyimpan bahan tersebut sehingga jangka waktu penyimpanannya dapat lebih panjang Purwanto, 1995 : 122. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil rempah-rempah dan obat-obatan tradisional. Dalam rangka untuk lebih memantapkan usaha peningkatan pendapatan taraf hidup petani dan meningkatkan devisa negara, rempah-rempah dan obat-obatan tradisional tersebut memiliki potensi yang besar untuk dibudidayakan. Salah satunya adalah tanaman jahe. Jahe merupakan tanaman yang berasal dari daerah Asia Tropika. Kedudukan tanaman jahe dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Monocotyledonae Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Zingiber Spesies : Zingiber officinale Roxb. Rimpang jahe memiliki bentuk yang bervariasi, mulai dari yang berbentuk agak pipih sampai gemuk bulat panjang, dengan warna putih kekuning-kuningan hingga kuning kemerah-merahan. Rimpang jahe mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri adalah minyak yang mudah menguap dan menimbulkan aroma yang khas pada jahe. Minyak atsiri mengandung komponen utama yang berupa senyawa zingiberen C 12 H 24 dan zingiberol C 12 M 26 O 2 . Senyawa yang menyebabkan rimpang jahe berasa pedas dan agak pahit adalah oleoresin fexed oil. Senyawa oleoresin yang terdapat dalam rimpang jahe adalah sebanyak 3 - 4. Minyak atsiri dan oleoresin terdapat dalam semua jaringan rimpang, tetapi paling banyak terdapat di bawah jaringan epidermis. Oleh karena itu penanganan rimpang jahe, terutama saat pengupasan, harus dilakukan secara hati-hati, sehingga kulit yang terkelupas bisa setipis mungkin Rukmana, 2000 : 9-14. 2.1.2. Pengolahan dan Pemanfaatan Jahe Dalam proses pengolahan jahe, pengolahan bahan mentah menjadi bahan setengah jadi termasuk kandungan senyawa yang berperan dalam performansinya, harus tetap diperhatikan karena berkaitan dengan hasil akhir olahan. Setelah panen, rimpang harus segera dicuci dan dibersihkan dari tanah yang melekat. Pencucian disarankan menggunakan air yang bertekanan, atau dapat juga dengan merendam jahe dalam air, kemudian disikat secara hati-hati. Setelah pencucian jahe ditiriskan dan diangin-anginkan dalam ruangan yang berventilasi udara yang baik, sehingga air yang melekat akan teruapkan. Kemudian jahe dapat diolah menjadi berbagai produk atau langsung dikemas dalam karung plastik yang berongga dan siap untuk diekspor. Dari jahe dapat dibuat berbagai produk yang sangat bermanfaat dalam menunjang industri obat tradisional, farmasi, kosmetik dan makananminuman. Ragam bentuk hasil olahannya, antara lain berupa simplisia, oleoresin, minyak atsiri dan serbuk Prasetyo, 2010:23. Dalam hal pemanfaatannya, jahe segar dan jahe kering banyak digunakan sebagai bumbu masak atau pemberi aroma pada makanan kecil. Bahkan jahe muda dapat dimakan mentah sebagai lalap atau diolah menjadi jahe awet yang berupa jahe asin, jahe dalam sirup, atau jahe kristal. Jahe tua pun bisa diawetkan sebagai jahe kering dan jahe bubuk. Penggunaan jahe sebagai obat tradisional telah lama dilakukan orang. Jahe banyak digunakan dalam ramuan obat tradisional, yang berfungsi sebagai obat perangsang selaput lender besar, perangsang gerakan usus, pencernaan dan perut kembung, peluruh keringat, rematik, sakit kepala, kerongkongan, mulas, batuk kering, sakit kulit, dan salesma lambung serbuk Prasetyo, 2010:28.

2.2 Teori Pengeringan

Dokumen yang terkait

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

4 99 95

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

7 103 91

Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale var. amarum) dengan GC-MS dan Uji Antioksidan Menggunakan Metode DPPH

32 249 106

Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Plasma dan Otot Gastroknemius Mencit Sebelum Latihan Fisik Maksimal

1 39 73

Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Emprit (Zingiber officunale Rosc.) Dan Uji Aktivitas Antibakteri

15 125 67

BIOAKTIVITAS EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roxb.) TERHADAP PERTUMBUHAN BEBERAPA BAKTERI

0 2 22

Pengawetan Rimpang Jahe (Zingiber officinale).

1 1 4

Pengaruh Proses Pengeringan Freeze Drying dan Sinar Matahari Langsung Rimpang Jahe (Zingiber officinale Roxb.var.kuning) Terhadap Kualitas dan Kuantitas Minyak Atsiri - Ubaya Repository

0 0 1

PENGARUH PENGERINGAN OVEN-DRYING DAN FREEZE-DRYING PADA RIMPANG JAHE (Zingiber officinale) DAN LEMPUYANG EMPRIT (Zingiber amaricans) TERHADAP AKTIVITAS ANTIBAKTERI Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aeroginosa - UNS Institutional Repository

0 2 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jahe (Zingiber officinale Roxb.) 1. Klasifikasi Tanaman Jahe (Zingiber officinale Roxb.) - OPTIMASI FORMULA GRANUL INSTAN EKSTRAK JAHE (Zingiber officinale Roxb.) DENGAN KOMBINASI LAKTOSA DAN SUKROSA MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX L

0 0 10