Kadar Air Bahan Laju Pengeringan

semakin kecil dengan lamanya perendaman disebabkan kadar air bahan pada perlakuan osmotik semakin kecil dengan lamanya perendaman.

2.3 Kadar Air Bahan

Kadar air bahan menunjukkan banyaknya kandungan air per satuan bobot bahan. Syarief dan Halid 1992:10, menyarankan agar kadar air dinyatakan dalam basis basah wet basis atau basis kering dry basis. Kadar air basis basah adalah perbandingan antara bobot air dalam bahan terhadap bobot bahan. Sedangkan kadar air basis kering adalah perbandingan antara berat air bahan terhadap berat keringnya, yaitu berat bahan dikurangi berat airnya. Berat bahan kering mutlak merupakan berat bahan setelah dikeringkan dalam waktu tertentu sehingga berat bahan menjadi konstan. Perhitungan kadar air secara basis basah wet basis dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut: M bb = W a x 100 W b dimana: M bb = kadar air bahan basis basah bb W a = berat air dalam bahan kg W b = berat bahan awal kg Untuk analisis bahan, biasanya kadar air bahan ditentukan berdasarkan sistem basis kering. Ini disebabkan karena perhitungan berdasarkan basis basah mempunyai kelemahan yaitu berat basah bahan selalu berubah-ubah setiap saat. Jika berdasarkan berat kering bahan hal ini tidak akan terjadi karena berat kering bahan selalu tetap. Dalam perhitungan kadar air berdasarkan basis kering dry basis dapat diketahui berdasarkan persamaan: M bk = W a x 100 W k dimana: M bk = kadar air bahan basis kering bk W a = berat air dalam bahan kg W k = berat bahan kering mutlak kg

2.4 Laju Pengeringan

Laju pengeringan suatu bahan memiliki arti penting karena menggambarkan kecepatan pengeringan dalam bentuk grafik. Untuk mengetahui besar laju pengeringan diperlukan pengukuran banyak air yang diuapkan. Laju pengeringan merupakan salah satu syarat penting dalam pengamatan proses pengeringan suatu bahan Martunis : 2012:8 Laju pengeringan diperlukan untuk merencanakan waktu pengeringan dan untuk memperkirakan ukuran alat yang dipergunakan untuk pengeringan suatu bahan tertentu. Dalam kaitannya dengan ini perlu diketahui berapa lama diperlukan untuk mengeringkan suatu bahan dari suatu kandungan air yang lain dan bagaimana pula pengaruh kondisi udara pengering terhadap waktu tersebut. Seperti halnya kandungan air, kesetimbangan, laju pengeringan suatu bahan juga tidak dapat diramalkan tetapi harus diamati dan ditentukan dengan percobaan Effendi, 2009:30. Dalam suatu proses pengeringan, laju pengeringan dibedakan menjadi dua tahap utama, yaitu laju pengeringan konstan dan laju pengeringan menurun. Laju pengeringan konstan terjadi pada lapisan air bebas yang terdapat pada permukaan bahan. Laju pengeringan ini terjadi sangat singkat selama proses pengeringan berlangsung, kecepatan penguapan air pada tahap ini dapat disamakan dengan kecepatan penguapan air bebas. Sedangkan laju pengeringan menurun terjadi setelah periode pengeringan konstan selesai. Pada tahap ini kecepatan aliran air bebas dari dalam bahan ke permukaan lebih kecil dari kecepatan pengambilan uap air maksimum dari bahan. Proses pengeringan dengan laju menurun sangat tergantung pada sifat-sifat alami bahan yang dikeringkan Diswandi, 2010:4.

2.5 Energi Pengeringan

Dokumen yang terkait

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

4 99 95

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

7 103 91

Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale var. amarum) dengan GC-MS dan Uji Antioksidan Menggunakan Metode DPPH

32 249 106

Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Plasma dan Otot Gastroknemius Mencit Sebelum Latihan Fisik Maksimal

1 39 73

Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Emprit (Zingiber officunale Rosc.) Dan Uji Aktivitas Antibakteri

15 125 67

BIOAKTIVITAS EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roxb.) TERHADAP PERTUMBUHAN BEBERAPA BAKTERI

0 2 22

Pengawetan Rimpang Jahe (Zingiber officinale).

1 1 4

Pengaruh Proses Pengeringan Freeze Drying dan Sinar Matahari Langsung Rimpang Jahe (Zingiber officinale Roxb.var.kuning) Terhadap Kualitas dan Kuantitas Minyak Atsiri - Ubaya Repository

0 0 1

PENGARUH PENGERINGAN OVEN-DRYING DAN FREEZE-DRYING PADA RIMPANG JAHE (Zingiber officinale) DAN LEMPUYANG EMPRIT (Zingiber amaricans) TERHADAP AKTIVITAS ANTIBAKTERI Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aeroginosa - UNS Institutional Repository

0 2 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jahe (Zingiber officinale Roxb.) 1. Klasifikasi Tanaman Jahe (Zingiber officinale Roxb.) - OPTIMASI FORMULA GRANUL INSTAN EKSTRAK JAHE (Zingiber officinale Roxb.) DENGAN KOMBINASI LAKTOSA DAN SUKROSA MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX L

0 0 10