42 iklim kerja respek dan dinamis, peluang berkarir dan fasilitas kerja yang relatif
memadai. Anoraga 2004 menyatakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
pegawai seperti: motivasi, pendidikan, disiplin kerja, keterampilan, sikap etika kerja, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, lingkungan dan sistem kerja, teknologi,
sarana produksi, jaminan sosial, manajemen dan kesempatan berprestasi Kinerja yang optimal selain didorong oleh motivasi seseorang dan tingkat
kemampuan yang memadai, oleh adanya kesempatan yang diberikan, dan lingkungan yang kondusif. Meskipun seorang individu bersedia dan mampu, bisa saja ada
rintangan yang jadi penghambat.
2.4.3 Pengukuran Kinerja
Untuk mengetahui tinggi-rendahnya kinerja seseorang, perlu dilakukan penilaian kinerja. Sikula dalam Hasibuan 2005: “Penilaian kinerja adalah evaluasi
yang sistematis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan dan ditujukan untuk pengembangan.”
Handoko 2000 menyatakan bahwa: “Penilaian kinerja Performance appraisal adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau
menilai prestasi kerja karyawan. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan- keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang
pelaksanaan kerja mereka.”
43 Mathis dan Jakson 2002 menyatakan bahwa : “Kinerja pada dasarnya
adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang
mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk: 1 kuantitas output, 2 kualitas output, 3 jangka waktu
output, 4 kehadiran di tempat kerja, dan 5 sikap kooperatif. Menurut Mangkunegara 2000 unsur-unsur yang dinilai dari kinerja adalah
kualitas kerja, kuantitas kerja, keandalan dan sikap. Kualitas kerja
terdiri dari
ketepatan, ketelitian, keterampilan, kebersihan. Kuantitas kerja terdiri dari output dan penyelesaian kerja dengan ekstra. Keandalan terdiri dari mengikuti instruksi, inisiatif,
kehati-hatian, kerajinan. Sedangkan sikap terdiri dari sikap terhadap perusahaan, karyawan lain dan pekerjaan serta kerjasama.
Bernardin dan Russel dalam Christianti, Angela, 2007 menyebutkan ada enam kriteria untuk mengukur kinerja seorang karyawan, yaitu:
1 Quality, sejauh mana kemampuan menghasilkan sesuai dengan kualitas standar yang ditetapkan perusahaan.
2 Quantity, sejauh mana kemampuan menghasilkan sesuai dengan jumlah standar yang ditetapkan perusahaan.
3 Timeleness, tingkat sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu yang dikehendaki dengan memperhatikan koodinasi out put lain serta waktu yang
tersedia untuk kegiatan lain.
44 4 Cost of effectiveness, sejauh mana tingkat penerapan sumberdaya manusia,
keuangan, teknologi, dan material yang mampu dioptimalkan. 5 Need of supervision, sejauh mana tingkatan seorang karyawan untuk bekerja
dengan teliti tanpa adanya pengawasan yang ketat dari supervisor. 6 Interpersonal input, sejauh mana tingkatan seorang karyawan dalam
pemeliharaan harga diri, nama baik dan kerjasama, diantara rekan kerja dan bawahan.
45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Anak Medan yang beralamat di Jalan Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta Medan.
Waktu penelitian dilakukan dari bulan Desember 2008 sampai bulan Juli 2009.
3.2. Metode Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah studi kasus yang didukung dengan survey. Adapun jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Nazir 2005
menyatakan bahwa : “Penelitian deskriptif adalah metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar
fenomena yang diselidik. Sedangkan Arikunto 2002 menyatakan bahwa , “penelitian kuantitatif memiliki kejlasan unsur yang rinci sejak awal, langkah
penelitian yang sistematis, populasi, memiliki hipotesis jika perlu, memiliki desain jelas dengan langkah-langkah penelitian dan hasil yang diharapkan, memerlukan
pengumpulan data yang dapat mewakili, serta ada analisa data yang dilakukan setelah semua data terkumpul. Adapun sifat penelitian ini adalah deskriptif explanatory.
Sugiyono 2003 menyatakan bahwa, “penelitian explanatory merupakan penelitian