karena karbon lebih cepat terdestruksi daripada menggunakan cara pengabuan kering. Cara pengabuan basah adalah dengan menggunakan asam nitrat untuk
mendestruksi zat organik pada suhu rendah dengan maksud menghindari kehilangan mineral akibat penguapan. Pada tahap selanjutnya, proses destruksi
seringkali berlangsung sangat cepat akibat pengaruh asam perklorat atau hidrogen peroksida Fardiaz, 1989.
Untuk melakukan analisis dengan cara Spektrofotometer Serapan Atom, larutan yang diukur harus: jernih, stabil, dan tidak mengganggu zat-zat yang akan
dianalisis Rohman, 2007.
2.5 Validasi Metode Analisis
Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter yang berdasarkan percobaan laboratorium, dapat membuktikan bahwa
parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk digunakan, antara lain adalah: 1.
KecermatanKetepatan accuracy Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil
analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali recovery analit yang ditambahkan.
perolehan kembali dapat ditentukan dengan cara membuat sampel plasebo kemudian ditambah analit dengan konsentrasi tertentu, kemudian
dianalisis dengan metode yang akan divalidasi Harmita, 2004. 2.
Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat
dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan
Universitas Sumatera Utara
blangko. Batas deteksi merupakan parameter uji batas. Batas kuantitasi merupakan parameter pada analisis renik dan diartikan sebagai kuantitasi
terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi keriteria cermat dan seksama Harmita, 2004.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang bertujuan menggambarkan suatu keadaan secara sistematis, yaitu untuk
mengetahui kadar kalsium pada kulit telur ayam ras, kulit telur ayam nonras dan kulit telur itik.
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian untuk uji kualitatif dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi USU dan Laboratorium Kimia Bahan Makanan
Fakultas Farmasi USU, sedangkan uji kuantitatif dilakukan di Laboratorium Pengkajian Pangan, Obat-Obatan dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia
LPOM–MUI Kota Medan.
3.2 Alat-alat
Spektrofotometer Serapan Atom Shimidzu AA 6300 dengan nyala udara asetilen, neraca analitis Mettler AE 200, mikroskop Nikon Japan, oven
Gallenkamp, desikator, hot plate Lab Companion HP–3000, lampu katoda berongga kalsium, blender dan alat-alat gelas.
3.3 Bahan-bahan 3.3.1 Bahan kimia
Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan yang berasal dari E. Merck berkualitas pro analisis yaitu: asam nitrat 65 vv, larutan baku
kalsium 1000 mcgml LPOM–MUI Kota Medan, asam sulfat 96 vv,
Universitas Sumatera Utara