BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kulit telur mengandung 94 kalsium karbonat, 1 kalsium fosfat, 1 magnesium karbonat dan 4 senyawa organik Panda, 1995. Tebal bagian kulit
luar 0,55 mm dan bagian kulit dalam 0,015 mm. Kalsium yang merupakan komponen terbesar pada kulit telur mempengaruhi kekerasan kulit telur.
Berbagai metode penetapan kadar kalsium diantaranya dengan titrasi kompleksometri menggunakan EDTA sebagai pentiter dan calcon sebagai
indikator Harjadi, 1990. Disamping itu penetapan kadar kalsium dapat dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom dengan sumber sinar
lampu katoda berongga kalsium pada panjang gelombang absorbansi maksimum 422,7 nm. Metode ini sering digunakan dalam penentuan kuantitatif logam
Fifield,1983. Pada analisis kalsium secara Spektrofotometri Serapan Atom ditambahkan senyawa penyangga strontium untuk mengikat senyawa pengganggu
yang mungkin terdapat pada larutan seperti silikat, fosfat, aluminat, sulfat, dan sebagainya Rohman, 2007. Di Kota Medan, berbagai kegiatan industri rumah
tangga bidang makanan dan minuman tradisional banyak menggunakan telur dari berbagai jenis hewan seperti ayam ras, ayam nonras dan itik.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penetapan kadar kalsium pada kulit telur menggunakan Spektrofotometer Serapan
Atom.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan:
1. Berapakah kadar kalsium yang terdapat pada kulit telur ayam ras, kulit
telur ayam nonras dan kulit telur itik? 2.
Apakah ada perbedaan kadar kalsium yang terdapat pada kulit telur ayam ras, kulit telur ayam nonras dan kulit telur itik?
1.3 Hipotesis
Bahwa: 1.
Kulit telur ayam ras, kulit telur ayam nonras dan kulit telur itik mengandung kalsium dalam jumlah yang besar.
2. Ada perbedaan kadar kalsium yang terdapat pada kulit telur ayam ras, kulit
telur ayam nonras dan kulit telur itik yang mempunyai kerapuhan yang berbeda-beda.
1.4 Tujuan Penelitian