Analisis Regresi Linier Berganda

D. Metode Analisis Data

Untuk melakukan pengujian hipotesis maka dilakukan pengujian dengan bantuan metode analisis secara kuantitatif. Dalam melakukan pengujian analisis kuantitatif pengujian hipotesis dilakukan dengan alat uji statistik. Alat uji statistik yang digunakan antara lain :

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Sebelum analisis regresi berganda digunakan dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu model tersebut akan diuji uji normalitas dan asumsi klasik, yang mana asumsi ini merupakan asumsi yang mendasari analisis regresi. a. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi dan analisis statistik P-P Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusannya jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, atau garis histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Ghazali,2005:110,112. Normalitas data akan dilakukan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Klomogorov Smirnov H : Data tidak terdistribusi dengan normal H a : Data terdistribusi dengan normal Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak menolak H berdasarkan P-value adalah sebagai berikut : Jika P-value 0.05 H diterima Jika P-value 0.05 H ditolak 2. Uji Multikolonieritas Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari : a. nilai tolerance TOL dan lawannya, b. variance inflation factor VIF. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = I tolerance. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolarance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. Ghazali, 2005:91. 3. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Deteksi adanya heteroskedastisitas dilakukan dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Ghazali, 2005:105. 4. Uji Autokorelasi Autokorelasi dikenalkan oleh Maurice G. Kandali dan William R. Buckland. Uji ini merupakan pengujian asumsi dalam regresi diamana nilai variable dependent tidak berkolerasi dengan nilai variable itu sendiri, baik nilai periode sebelumnya atau nilai periode sesudahnya. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi menggunakan uji Durbin-waston DW. Uji ini menghasilkan nilai DW hitung d dari nilai DW tabel dl dan dv. Menurut Suharyadi dan Purwanto 2004:529, Terdapat satu cara untuk mendeteksi gejala autokorelasi yaitu : 1. Metode grafik yang menghubungkan antara error e atau residu dengan waktu, apabila terdapat hubungan yang sistematis baik meningkat atau menurun menunjukan adanya autokorelasi. 2. Menggunakan uji Durbin-Watson dw. Uji ini menghasilkan nilai dw dihitung d dan nilai dw tabel d L d V . Rumus untuk menghitung dw adalah ∑ e t – e t-1 2 ∑e 2 Dan Hipotesisnya adalah sebagai berikut : H0 : Tidak ada autokorelasi, jika Durbin Watson-2 sampai dengan 2 Ha : Ada autokorelasi positif negative jika Durbin Watson -2 maka terjadi autokerelasi positif, dan jika DW 2 maka terjadi autokorelasi negatif. b. Uji Regresi Berganda Menurut Arikunto 2002;56 Analisis regresi berganda adalah analisis tentang hubungan antara satu dependent variabel dengan dua atau lebih independent variabel. Untuk mengukur pengaruh variabel independent dengan variabel dependen dapat digunakan analisa regresi berganda. Dimana variabel independent dilambangkan dengan “x” dan variabel dependen dengan “y”. rumus regresi garis lurus berganda tersebut berupa : Keterangan : y = varibel dependen, yaitu profitabilitas x1 = variabel independen, yaitu perputaran kas x2 = variabel independent, yaitu perputaran persediaan x3 = variabel independent, yaitu leverage a = nilai y pada x = 0 b = perobahan nilai y apabila x berubah 1 unit e = error c. Pengujian Hipotesis 1. Uji Global atau Uji F Uji global disebut juga uji signifikan serentak atau uji f. uji ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel bebas yaitu X 1 , X 2 ,… X k ., untuk dapat atau mampu menjelaskan tingkah laku atau keragaman variabel tidak bebas Y. Uji global juga dimaksudkan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas memiliki koefisien regresi sama dengan nol. Untuk melakukan pengujian secara global, maka ada beberapa langkah yang diperlukan yaitu: Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e b. Menyusun Hipotesis Hipotesa yang ingin diuji adalah kemampuan variabel bebas menjelaskan tingkah laku variabel tidak bebas, apabila variabel bebas tidak dapat mempengaruhi variabel bebas dapat dianggap nilai koefisien regresinya sama dengan nol sehingga berapapun nilai variabel babas tidak akan berpengaruh terhadap variabel bebas. Dalam menyusun hipotesa selalu ada hipotesa nol dan hipotesa alternatif. Untuk hipotesa nol selalu mengandung unsur kesamaan, maka dapat dirumuskan hipotesa nol adalah koefisien regresi sama dengan nol. Untuk hipotesa alternatifnya adalah koefisien regresi tidak sama dengan nol. Hipotesanya kemudian dirumuskan sebagai berikut; H : β 1 = β 2 = 0 H 1 : β 1 ≠ β 2 ≠ 0 c. Menentukan daerah keputusan Untuk uji ini digunakan table F. untuk mencari nilai F-tabel perlu diketahui derajat bebas pembilang pada kolom, derajat bebas penyebut pada baris dan taraf nyata. Umumnya ada dua taraf nyata yang dipakai yaitu 1 dan 5, untuk derajat pembilang digunakan nilai k-1, yaitu jumlah variabel dikurang 1. Dan untuk derajat penyebut digunakan n-1, yaitu jumlah sample dikurangi dengan jumlah variable. d. Menentukan nilai F-hitung Nilai F-hitung ditentukan dengan rumus sebagai berikut: F = 3 1 1 2 2    n R k R Keterangan : R 2 = Koefisien Determinasi k = Jumlah Variabel Independen n = Jumlah sample e. Menentukan daerah keputusan Menentuakn wilayah H dan H1 , serta membandingkan dengan nilai F-hitung untuk mengetahui apakah menerima H atau menerima H 1 . f. Memutuskan hipotesa  Jika F-hitung F-tabel maka H ditolak, dan jika F-hitung F-tabel maka H diterima.  Jika probabilitas signifikan 0,01 maka H0 ditolak, dan jika probabilitas signifikan 0,01 maka H0 diterima.

2. Uji t atau uji Individual

Dokumen yang terkait

Pengaruh profitabilitas, leverage, umur, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013)

4 44 154

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TELAH GO PUBLIC Pengaruh Struktur Modal Terhadap Perusahaan Manufaktur Yang Telah Go Public Di Bursa Efek Indonesia.

0 5 14

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TELAH GO PUBLIC Pengaruh Struktur Modal Terhadap Perusahaan Manufaktur Yang Telah Go Public Di Bursa Efek Indonesia.

0 6 14

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TELAH GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Telah Go Public Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012).

2 6 12

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012).

0 0 8

ANALISIS PENGARUH LEVERAGE, INTENSITAS MODAL, UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 19

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN MODAL KERJA TERHADAP PERUBAHAN PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 8

PENGARUH EFESIENSI MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK DI INDONESIA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2008).

0 0 6

PENGARUH PENGELUARAN MODAL, DIVIDEN TERHADAP LEVERAGE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 75