Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Modal kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan selalu berputar. Misalnya untuk pembelian bahan baku, membayar upah buruh atau gaji pegawai dan lain-lain. Modal kerja itu selalu berputar selama perusahaan itu masih beroperasi. Untuk menempatkan pengelolaan modal keja dalam perspektif yang sebenarnya, sebagai alat untuk membuat keputusan di bidang keuangan, kiranya perlu diketahui terlebih dahulu definisinya. Modal kerja neto sering disingkat menjadi modal kerja saja, merupakan selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar perusahaan. Aktiva lancar perusahaan adalah kas dan segala sesuatu yang dapat dikonversikan menjadi kas dalam jangka waktu pendek umumnya kurang dari satu tahun , mencakup kas, surat berharga, piutang dan persediaan. Sedangkan hutang lancar perusahaan adalah semua kewajiban yang akan jatuh tempo dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, mencakup hutang jangka pendek perusahaan. Dalam pelaksanaan operasi perusahaan, maka masalah modal kerja sangat erat hubungannya. Adanya aliran kas masuk berasal dari penjualan produk akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi perusahaan selanjutnya, dengan demikian, dana tersebut akan tetap berputar selama perusahaan masih beroperasi. Berdasarkan definisi-definisi tersebut diatas, maka disimpulkan bahwa, adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan, dengan kecukupan modal kerja itu, maka perusahaan dapat terus beroperasi dan mencapai tujuan perusahaan yaitu laba maksimal. Masalah modal kerja perlu adanya penanganan khusus, jika ada kelebihan modal, maka hal ini menimbulkan kerugian, karena adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan telah disia-siakan, sebaliknya, jika terjadi ketidakcukupan dalam modal kerja, hal ini merupakan sebab utama kegagalan suatu perusahaan. Masalah modal kerja merupakan masalah yang tiada akhir. Selama perusahaan masih beroperasi, modal selalu diperlukan untuk membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari serta untuk menjaga kontinuitas perusahaan. Jadi disimpulkan bahwa modal kerja adalah seluruh investasi perusahaan ke dalam aktiva lancar yang meliputi persediaan, piutang, kas, dan surat-surat berharga, dimana seluruh investasi diharapkan kembali kedalam perusahaan dalam waktu paling lama satu tahun. Aktiva lancar current assets adalah aktiva yang pada umumnya akan menjelma menjadi uang kas dalam satu periode akuntansi atau satu tahun. Didalam penjelmaan aktiva lancar itu menjadi uang kas melewati beberapa tahap. Tahap-tahap itu tercermin dalam pos-pos neraca. Uang kas digunakan untuk membeli bahan dasar, untuk membayar upah, biaya-biaya produksi yang lain maupun biaya-biaya umum dan administrasi. Setelah bahan dasar itu selesai diproses di dalam proses produksi maka output itu lalu disimpan sebagai persediaan barang jadi. Pada saat persediaan barang jadi itu dijual maka akan timbullah piutang bila dijual dengan kredit atau langsung menjadi uang kas bila dijual tunai piutang tersebut kemudian akan ditagih atau dikumpulkan oleh perusahaan dan kemudian proses perputaran aktiva lancar tersebut berlangsung kembali seperti semula. Menurut Mahaldi 2003 pada perusahaan bila dilihat dari bentuknya, modal kerja memiliki 2 macam bentuk yaitu modal kerja permanen dan modal kerja variabel. Modal kerja permanen adalah kebutuhan minimum bagi perusahaan untuk memutarkan usahanya merupakan modal kerja permanen. Sering juga diartikan dengan jumlah kebutuhan modal kerja yang harus selalu ada dalam satu tahun. Kebutuhan tersebut adalah berupa jumlah aktiva lancar yang harus selalu ada dalam satu tahun perputaran usahanya. Modal kerja variabel adalah kebutuhan modal kerja yang hanya dibutuhkan pada saat-saat tertentu saja dalam satu tahun perputaran usahanya. Misalnya tambahan-tambahan kebutuhan modal kerja pada saat penjualan meningkat penjualan puncak. Pada saat-saat meningkatnya penjualan tersebut tentu saja kebutuhan juga bertambah begitu pula upah buruh. Jumlah piutang juga bertambah besar dan diperlukan dana untuk itu, Besar kecilnya kebutuhan dari kedua jenis modal kerja tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu volume penjualan, pengaruh musim, kemajuan teknologi. Volume penjualan adalah faktor yang paling utama karena perusahaan memerlukan modal kerja untuk menjelaskan aktifitasnya yang mana puncak dan aktifitasnya itu adalah aktivitas penjualan. Pengaruh Musim penyebabnya adalah musim akan dapat mempengaruhi permintaan dari barang ataupun jasa. Dengan adanya pengaruh musim terhadap permintaan ini, maka penjualan akan berfluktuasi. Fluktuasi penjualan akan mengakibatkan perbedaan-perbedaan jumlah kebutuhan modal kerja dan hal inilah yang menimbulkan adanya modal kerja variabel. Faktor lainnya yang mempengaruhi modal kerja adalah kemajuan teknologi. Perkembangan teknologi dapat mempengaruhi atau merubah proses produksi menjadi lebih cepat dan lebih ekonomis. Dengan demikian dapat mengurangi jumlah kebutuhan modal kerja. Faktor lainnya yang mempengaruhi modal kerja adalah faktor sosial, politik dan penjualan kredit. Semakin cepat perputaran modal kerja, maka kreditur dan pemegang saham akan beranggapan bahwa tingkat keamanan atau margin of safety lebih tinggi dibandingkan dengan perputaran modal kerja yang lambat. Artinya kreditur akan lebih berminat menanamkan modal kerjanya pada perusahaan-perusahaan yang perputaran modal kerjanya relatif cepat. Adanya modal kerja yang cukup, memungkinkan perusahaan beroperasi seekonomis mungkin sehingga diperlukan kebijaksanaan yang tepat dalam modal kerja. Adanya kebijaksanaan modal kerja yang tepat, akan menyebabkan seluruh aktivitas usaha dapat terjamin dengan lancar sehingga akan mendorong peningkatan profitabilitas, yang dalam hal ini adalah Return On Investment ROI. Analisa Return on Investment ROI dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh komprehensif. Analisa ROI ini merupakan teknik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Return on Investment itu sendiri adalah salah satu bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Dengan demikian ratio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan net operating income dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut net operating assets. Sebutan lain untuk ratio ini adalah net operating profit rate of return atau operating earning power. Profitabilitas adalah suatu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Profitabilitas juga dapat menunjukan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan manajemen. Profitabilitas merupakan salah satu bagian yang terpenting bagi perusahaan karena disamping dapat menilai efisiensi kerja, juga merupakan alat untuk meramal laba pada masa yang akan datang dan juga merupakan alat pengendalian bagi manajemen. Dari uraian diatas, secara teoritis terdapat hubungan yang erat antara modal kerja dengan profitabilitas perusahaan. Disini modal kerja yang efisien berarti jumlah modal kerja yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan aktivitas perusahaan tetapi jumlahnya tidaklah berlebihan atau dengan arti kata tidak ada modal kerja yang menganggur. Dengan modal kerja yang efisisen ini memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi seekonomis mungkin dan pada sisi lain perusahaan tidak mengalami kesulitan jika terjadi keadaan yang tidak diharapkan seperti terjadinya krisis keuangan di perusahaan. Alasan yang membuat peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan ini adalah karena adanya perbedaan data yang akan dihitung untuk mengukur perbedaan nilai waktu pada data terbaru yang diperoleh. Data saat ini yang diperoleh adalah data terbaru yakni dari tahun 2006 sampai 2009 selama empat tahun. Oleh sebab itu penulis mengangkat permasalahan modal kerja sebagai alat untuk memaksimalkan laba terhadap pada sebuah penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Efektifitas Komponen Modal Kerja, Leverage, Umur Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di Indonesia.”

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh profitabilitas, leverage, umur, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013)

4 44 154

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TELAH GO PUBLIC Pengaruh Struktur Modal Terhadap Perusahaan Manufaktur Yang Telah Go Public Di Bursa Efek Indonesia.

0 5 14

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TELAH GO PUBLIC Pengaruh Struktur Modal Terhadap Perusahaan Manufaktur Yang Telah Go Public Di Bursa Efek Indonesia.

0 6 14

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TELAH GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Telah Go Public Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012).

2 6 12

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012).

0 0 8

ANALISIS PENGARUH LEVERAGE, INTENSITAS MODAL, UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 19

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN MODAL KERJA TERHADAP PERUBAHAN PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 8

PENGARUH EFESIENSI MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK DI INDONESIA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2008).

0 0 6

PENGARUH PENGELUARAN MODAL, DIVIDEN TERHADAP LEVERAGE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 75