Strategi Dakwah KAJIAN TEORI

21 Adapun definisi lain mengenai strategi dakwah adalah suatu proses menentukan cara dan daya upaya untuk menghadapi sasaran dakwah dalam berbagai keadaan tertentu yang menginginkan tercapainya tujuan dakwah secara optimal. 35 Dengan kata lain strategi dakwah adalah taktik atau manuver yang ditempuh dalam rangka mencapai tujuan dakwah. Pada dasarnya strategi dakwah menuntut para kader dakwah untuk dapat memahami dan mengenal situasi dan kondisi masyarakat yang terus mengalami perputaran hidup perubahan baik secara kultural maupun sosial keagamaan. Oleh karenanya diperlukan adanya pengenalan yang tepat dan akurat terhadap segala realitas hidup manusia yang berjalan secara dinamika. Strategi dakwah erat hubungannya dengan mengatasi persoalan- persoalan yang kompleks seperti pembebasan manusia dari kemiskinan, pengangguran, pemerosotan moral atau akhlak yang mengakibatkan munculnya berbagai tindakan kriminalitas, penindasan atas nama agama, konflik etnis dan lain sebagainya. Menurut Mulkan, 36 strategi dakwah adalah sebagai sarana atau upaya strategis yang diarahkan pada pemecahan masalah yang dihadapi masyarakat dilapangan. Strategi tersebut dipandang baik atau berhasil apabila dari pemecahan masalah tersebut menghasilkan tiga kondisi, yaitu sebagai berikut: a. Tumbuh atau lahirnya kepercayaan dan kemandirian umat sehingga melahirkan sikap optimisme masyarakat. b. Tumbuhnya kepercayaan umat terhadap kegiatan dakwah untuk mencapai kehidupan yang lebih baik ideal. c. Berkembangnya suatu kondisi sosio-ekonomi-budaya-politik-iptek sebagai landasan peningkatan kualitas hidup, atau peningkatan kualitas sumber daya umat SDU. 35 Awaludin Pimay, Paradigma Dakwah Humanis; Strategi dan Metode Dakwah Prof. KH. Saifuddin Zuhri 36 Asep Muhyiddin dan Aguss Ahmad Safei, Ibid., h 39 22 2. Prinsip-Prinsip Strategi Dakwah Berdasarkan pada makna dan urgensi dakwah tersebut serta kenyataan dakwah dilapangan dan aspek-aspek normatif tentang dakwah yang terdapat dalam Al- Qur‟an dan sunah, maka dapat ditemukan prinsip strategi dakwah, yaitu diantaranya sebagai berikut: a. Memperjelas secara gamblang sasaran-sasaran ideal sebagai langah awal dalam berdakwah terlebih dahulu harus diperjelas sasaran- sasaran apa yang ingin dicapai, kondisi umat Islam bagaimana yang diharapkan. Baik dalam wujudnya sebagai individu maupun sebagai suatu komunitas masyarakat. b. Merumuskan masalah pokok umat Islam. Dakwah bertujuan menyelamatkan umat dari kehancuran dan untuk mewujudkan cita- cita ideal masyarakat. Rumuskan terlebih dahulu masalah pokok yang dihadapi umat, kesenjangan antara sasaran ideal dan kenyataan yang konkret dari pribadi-pribadi muslim, serta kondisi masyarakat dewasa ini. Jenjang masalah ini pun tidak sama antara kelompok masyarakat yang satu dengan yang lain tentunya tidak sama. Setiap kurun waktu tertentu harus ada kajian ulang terhadap masalah itu seiring dengan pesatnya perubahan masyarakat tersebut. c. Merumuskan isi dakwah. Jika kita sudah berhasil merumuskan sasaran dakwah beserta dengan masalah yang dihadapi masyarakat Islam, maka langkah selanjutnya adalah menentukan isi dakwah itu sendiri. Isi dakwah harus sinkron dengan masyarakat Islam sehingga tercapai sasaran yang telah ditetapkan. Ketidak sinkronan dalam menentukan isi dakwah ini bisa menimbulkan dampak apa yang disebut dengan istilah “split personality” “double morality” pribadi muslim. Misalnya seorang muslim yang beribadah, tetapi pada waktu yang sama ia dapat menjadi seorang pemeras, penindas, koruptor dan pelaku perbuatan tercela lainnya. Jadi, untuk bisa menyususn isi dakwah secara tepat dibutuhkan penguasaan ilmu yang komprehenif. 37 37 M. Idris A. Somad.Ilmu Dakwah Jakarta: T. Pn, 2005, h 15 23 3. Teori-teori Strategi Dakwah Allah SWT telah mewajibkan kepada Rasul-Nya dan kepada orang- orang mukmin untuk berdakwah, akan tetapi Allah mengikat perintah-Nya itu dengan syarat harus dikerjakan dengan pengetahuan yang mendalam bashirah dan bijaksana al-hikmah. Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl: 125:                          Artinya: serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Secara historis dapat dilihat bagaimana setiap dakwah rasul telah diberikan Allah SWT sifat-sifat mulia agar tujuan dakwah tercapai dan diantara sifat-sifat itu yang dimiliki oleh Rasul. Allah SWT telah menganugrahi karunia ini seperti yang terdapat dalam surat Ali-Imran: 164:                           Artinya: sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan jiwa mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum kedatangan Nabi itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Dalam rangka menyusun strategi dakwah diperlukan suatu pemikiran yang lugas dan rasional dengan memperlihatkan faktor-faktor yang mempengaruhi strategi tersebut. 24 Syarif Usman mengatakan bahwa dalam menyusun strategi ada lima faktor yang harus diketahui, yaitu: 1 Tujuan. Baik tujuan jangka panjang tujuan akhir atau tujuan jangka pendek tujuan sementara 2 Ilmu Medan situasi dan kondisi 3 Kekuatan-kekuatan 4 Kebujakan Pemimpin 5 Pemimpin. 38 Sedangkan menurut Asmuni Syukir, strategi dakwah yang dipergunakan dalam usaha dakwah harus memperhatikan beberapa azaz dakwah, antara lain: a. Asas filosofis, asas ini erat hubungannya dengan perumusan tujuan- tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau aktivitas dakwah. b. Asas kemampuan dan keahlian da‟i. c. Asas sosiologis. Asas ini membahas tentang persoalan-persoalan yang berhubngan dengan kondisi dan situasi masyarakat obyek dakwah. Misalnya situasi politik, ekonomi, keamanan dan lain sebagainya. d. Asas psikologis. Asas ini merupakan asas yang membahas tentang aspek kejiwaan manusia, untuk memahami kualitas penerima dakwah agar kegiatan dakwah berjalaan dengan baik. e. Asas efektif dan efisien. Hal ini merupakan penerapan prinsip ekonomi dalam dakwah, yaitu pengeluaran sedikit untuk mendapatkan penghasilan yang semaksimal mungkin. Setidaknya seimbang antara tenaga yang dikeluarkan dengan pencapain hasilnya.

D. Ishlah Tsamaniyah

1. Pengertian Ishlah Definisi Ishlah menurut bahasa sangat bervariasi maknanya. Ada yang mengatakan ishlah artinya damai atau mendamaikan dan ada pula 38 Syarif Usman. Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan Dalam Islam, Jakarta: Firma Djakarta, 2003, h 6 25 yang mengartikan baik atau memperbaiki. Definisi pertama yang menjurus pada pengertian damai atau mendamaikan seperti yang tertera dalam beberapa buku kamus yang diantaranya adalah sebagai berikut: a. Dalam kamus Bahasa Indonesia ishlah mengandung makna perdamaian atau melakukan upaya perdamaian. b. Dalam kamus pintar Agama Islam yang ditulis oleh Drs. Cholil uman, Mas‟ud Nawi dan Mahmuddin menyebutkan kata ishlah sebagai definisi dari arti mendamaikan pertengkaran. Dalam kajian ilmu agama ishlah adalah suatu jenis akad untuk mengakhiri perlawanan antara dua orang yang bersengketa. Dan demi tercapainya ishlah atau kesepakatan damai sebagai pengganti dari pada perpecahan, dan agar permusuhan antara dua pihak yang sedang berselisih dapat dilerai maka disyariatkan dari petunjuk Al- Qur‟an, Hadits dan Ijma. 39 Dalam pengertian yang kedua ishlah sebagai unsur kata yang mengandung definisi baik atau memperbaiki terdapat dalam kamus Al- Munawwir, Arab-Indonesia, dimana didalamnya menyebutkan ishlah berasal dari kata saleh, ashlaha yang berarti baik atau memperbaiki. Secara istilah ishlah adalah memperbaiki suatu keadaan menjadi lebih baik, lebih berfaedah dalam segala sendi-sendi kehidupan. pengertian ishlah ini termaktub didalam Al- Qur‟an. Allah berfirman didalam surat Al- Anfal ayat 1:     Artinya : “Dan perbaikilah hubungan diantara sesamamu.” Ayat tersebut menjelaskan secara umum, memperbaiki suatu keadaan, hubungan hal ihwal yang terjadi diantara sesama umat Islam dengan taqwa. Dalam pemikiran dan tulisan Kiai Emet Ahmad Khatib yang berjudul Intisab PUI dan Janji Amal, di dalamnya menyebutkan bahwasannya Ishlah adalah 39 Cholil Uman, dkk. Kamus Pintar Agama Islam. Bandung: Citra Umbara, 1995, h 104