15
yang normal. Stereotip populer juga mempengaruhi konsep diri dan sikap remaja terhadap dirinya sendiri.
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang dirinya sendiri dan orang lain sebagai mana
yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Cita-cita yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga
bagi keluarga dan teman-temannya, menyebabkan meningginya emosi yang merupakan ciri dari awal masa remaja.
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Dengan semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja
menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa.
2.1.3 Tugas Perkembangan Remaja
Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meningkatkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan
bersikap dan berperilaku dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja
menurut Havighurst dalam Agustiani, 2006, adalah:
1. Mencapai relasi yang baru dan lebih matang bergaul dengan teman-teman sebaya dari kedua jenis kelamin.
2. Mencapai maskulinitas dan femininitas dari peran sosial. 3. Menerima perubahan fisik dan menggunakannya secara efektif.
16
4. Mencapai ketidaktergantunggan emosional dari orang tua dan orang lainnya.
5. Menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga. 6. Mempersiapkan diri untuk karir ekonomi.
7. Menemukan set dari nilai-nilai dan sistem etika sebagai petunjuk dalam berperilaku mengembangkan ideologi.
8. Mencapai dan diharapkan untuk memilih tingkah laku sosial secara bertanggung jawab.
Disamping itu, remaja mempunyai tugas dalam perkembangannya, remaja juga mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikis, Havighurst lebih lanjut
menjelaskan sebagai berikut: 1.
Kebutuhan akan afeksi, yang berarti kebutuhan akan kasih sayang yang wajar. Mereka ingin memperoleh perhatian dan kasih sayang terutama
dari orang tua mereka sendiri. Bila hal ini tidak dipenuhi maka mereka akan mencarinya diluar hubungan dengan orang tua.
2. Kebutuhan akan rasa ikut memiliki dan dimiliki sense of belongin.
Kebutuhan ini cukup kuat pada diri seseorang, adanya perasaan aman karena adanya keterikatan pada seseorang atau kelompok dengan adanya
keterlibatan diri.
17
3. Kebutuhan akan kemandirian. Kebutuhan ini sudah tampak semenjak
awal dan semakin penting artinya dalam masa remaja. Adanya keinginan untuk menentukan dan membuat keputusan sendiri. Semua ini adalah
bekal seseorang untuk menjadi orang dewasa dan bertanggung jawab serta mempunyai kepercayaan diri disamping mengetahui batasannya.
4. Kebutuhan untuk berprestasi atau mencapai sesuatu. Prestasi
menumbuhkan aspek-aspek positif dalam diri seseorang dan mengurangi aspek-aspek negatif.
5. Kebutuhan akan pengakuan akan kemandiriannya, hal ini dapat
menimbulkan perasaan bahwa ia memperoleh perhatian. Dengan memperoleh perasaan ini dapat menumbuhkan perasaan bahwa ia
dianggap penting, paling tidak cukup penting sehingga layak diperhatikan. Dengan demikian ia pun akan dapat menghargai orang lain
dan menganggap orang lain pun penting selain dirinya sendiri. 6.
Kebutuhan akan harga diri. Dengan terpenuhinya kebutuhan ini ia pun akan dapat belajar menghargai orang lain, menghormati orang lain secara
layak sebagai sesama. Kebutuhan-kebutuhan tersebut berkaitan satu sama lainnya dan saling
menunjang. Cara bagaimana terpenuhinya kebutuhan-kebutukan tersebut memang tidak sama pada semua orang dan tidak selalu sesuai dengan harapan atau
sebagaimana diinginkannya. Terpenuhinya atau tidak terpenuhinya kebutuhan- kebutuhan tersebut baik secara wajar ataupun kurang wajar, baik seimbang
18
maupun tidak seimbang; hal ini akan saling berkaitan dan menunjang serta mewarnai perilaku seseorang dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2.1.4 Karakteristik Remaja