Intensitas menonton Kriminalitas Intensitas menonton kriminalitas

29 mengalami trait anxiety meninggi, akan cenderung melihat dunia itu berbahaya atau mengancam, pengalaman state anxiety mereka bereaksi lebih sering, dengan intensitas yang tinggi dibandingkan dengan orang yang trait anxietynya rendah. State anxiety adalah situasi emosional yang diidentifikasi dalam konsep dasar kecemasan sebagai proses multikomponen; Trait anxiety hanya menggambarkan seseorang berbeda dalam kecenderungan kecemasan.

2.3 Intensitas menonton kriminalitas

2.3.1. Intensitas menonton

Sudarsono, 1993 intensitas adalah aspek kuantitatif atau kualitas suatu tingkah laku, jumlah intensitas energi fisik yang diperlukan untuk menaikkan rangsangan salah satu indera. Sedangkan menurut Kartono dan Gulo 2003 intensitas berasal dari kata intensity yang berarti besar atau kekuatan suatu tingkah laku. Jumlah energi fisik yang digunakan untuk merangsang salah satu indera; ukuran fisik dari energi atau data indera. Dari beberapa definisi intensitas dapat disimpulkan bahwa intensitas adalah suatu ukuran kuantitatif dari suatu penginderaan, untuk mengukur ukuran fisik dari energi atau data indera. 30

2.3.2. Kriminalitas

Abdul Wahid, 2004 menjelaskan kriminalitas atau kejahatan dalam bahasa Inggris “crime” dan dalam bahasa Belanda “misdaad” berarti kelakuan atau perilaku kriminal, atau perbuatan kriminal. Secara etimologi kriminalitas atau kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan, merugikan masyarakat dan sifatnya melanggar hukum serta undang-undang pidana. Menurut Van Bemmelen, 1992 dalam Wahid dkk, 2004 kejahatan adalah tiap kelakuan yang tidak bersifat susila dan merugikan, yang menimbulkan begitu banyak ketidak tenangan dalam suatu mayarakat tertentu, sehingga masyarakat itu berhak untuk mencelanya dan menyatakan penolakannya atas kelakuan itu dalam bentuk penderitaan dengan sengaja diberikan karena kelakuan tersebut. Menurut Gerson W. Bawengan, 1983 dalam buku Wahid dkk, 2004 ada tiga pengertian kejahatan menurut penggunaannya masing-masing, yaitu: 1. Pengertian secara praktis. Kejahatan dalam pengertian ini adalah suatu pengertian yang merupakan pelanggaran atas norma-norma keagamaan, kebiasaan, kesusilaan, dan norma yang berasal dari adat istiadat yanng mendapat reaksi baik berupa hukuman maupun pengecualian. 31 2. Pengertian secara religius Kejahatan dalam arti religius ini mengidentikan arti kejahatan dengan dosa, dan setiap dosa terancam dengan hukuman api neraka terhadap jiwa yang berdosa. 3. Pengertian secara yuridis Kejahatan dalam arti yuridis disini, dapat dilihat misalnya di dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana adalah setiap perbuatan yang bertentangan dengan pasal-pasal dari Buku Kedua, itulah yang disebut kejahatan. Selain dalam KUHP, dapat dijumpai hukum pidana khusus, hukum pidana militer, fiskal, ekonomi atau pada ketentuan lain yang menyebut suatu perbuatan sebagai kejahatan. Mengenai pengertian kejahatan, Kartini Kartono 2003 mengemukakan bahwa secara yuridis formal, kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan immoril, merugikan masyarakat, a- sosial sifatnya dan melanggar hukum serta undang-undang pidana. Crime atau kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan melanggar norma- norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya. Di dalam perumusan pasal-pasal Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP jelas tercantum: “Kejahatan adalah semua bentuk perbuatan yang memenuhi perumusan ketentuan- ketentuan KUHP”. Misalnya pembunuhan adalah perbuatan yang memenuhi perumusan pasal 338 KUHP, mencuri memenuhi bunyi pasal 362 KUHP, sedangkan kejahatan penganiayaan 32 memenuhi pasal 351 KUHP. Tingkah laku manusia yang jahat, immoril dan anti-sosial itu banyak menimbulkan reaksi kejengkelan dan kemarahan di kalangan masyarakat, dan jelas sangat merugikan khalayak umum. Karena itu kejahatan tersebut haruslah diberantas, atau tidak boleh dibiarkan berkembang, demi ketertiban, keamanan, dan keselamatan masyarakat Kartini Kartono 2003. a. Kejahatan menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana untuk Indonesia ialah: 1 Kejahatan melanggar keamanan negara, misalnya menghilangkan nyawa pimpinan negara, makar, dan lain-lain. 2 Kejahatan melanggar martabat raja dan martabat gubernur jenderal. 3 Kejahatan melawan negara yang bersahabat dan melanggar kepala dan wakil negara yang bersahabat dan lain-lain. 4 Kejahatan melanggar ketertiban umum 5 Kejahatan sumpah palsu dan keterangan palsu 6 Kejahatan terhadap nyawa orang 7 Kejahatan penganiayaan 8 Kejahatan pencurian 9 Kejahatan pemalsuan mata uang dan uang kertas negeri serta uang kertas bank, dan lain-lain. b. Penjelmaan atau bentuk dan jenis kejahatan itu dapat dalam beberapa kelompok, yaitu: 33 1 Rampok dan gangsterisme, yang sering melakukan operasi-operasinya bersama-sama dengan organisasi-organisasi legal. 2 Penipuan-penipuan: permainan-permainan penipuan dalam bentuk judi dan perantara-perantara pemerasan blackmailing, ancaman untuk mempublisir skandal dan perbuatan manipulatif. 3 Pencurian dan pelanggaran; perbuatan kekerasan, perkosaan, pembegalan, penjambretan atau pencopetan, perampokan; pelanggaran lalu lintas, ekonomi, pajak, bea cukai dan lain-lain. c. Menurut cara kejahatan dilakukan, bisa dikelompokkan dalam: 1 Menggunakan alat-alat bantu: senjata, senapan, bahan-bahan kimia dan racun, instrumen kedokteran, alat pemukul, alat jerat dan lain-lain. 2 Tanpa menggunakan alat bantu, hanya dengan kekuatan fisik belaka, bujuk rayu, dan tipu daya. 3 Residivis, yaitu penjahat yang berulang-ulang keluar masuk penjara. 4 Penjahat-penjahat berdarah dingin, yang melakukan tindak durjana dengan pertimbangan-pertimbangan dan persiapan yang matang. 5 Penjahat kesempatan atau situasional, yang melakukan kejahatan dengan menggunakan kesempatan-kesempatan kebetulan. 6 Penjahat karena dorongan impuls-impuls yang timbul seketika. Misalnya berupa “perbuatan kortsluiting”, yang lepas dari pertimbangan akal, dan lolos dari tapisan hati nurani. 7 Penjahat kebetulan, misalnya karena lupa diri, tidak disengaja, lalai, ceroboh, acuh tak acuh, sembrono, dan lain-lain. 34 d. Menurut objek hukum yang diserangnya, kejahatan terbagi dalam: 1 Kejahatan ekonomi: fraude, penggelapan, penyelundupan, perdagangan barang-barang terlarang bahan narkotik, buku-buku dan bacaan pornografi, minuman, keras, dan lain-lain penyogokan dan penyuapan untuk mendapatkan monopoli-monopoli tertentu, dan lain-lain. 2 Kejahatan politik dan pertahanan-keamanan, pelanggaran ketertiban umum, pengkhianatan, penjualan rahasia-rahasia negara pada agen-agen asing, berfungsi sebagai agen-agen subversi, pengacauan, kejahatan, terhadap martabat pemimpin-pemimpin negara, kolaborasi dengan musuh, dan lain-lain. 3 Kejahatan kesusilaan: pelanggaran seks, perkosaan dan fitnah. 4 Kejahatan terhadap jiwa orang dan harta benda Kartini Kartono 2003. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa kriminalitas atau kejahatan adalah segala bentuk perbuatan yang melanggar undang-undang serta norma kesusilaan dengan cara apapun yang berakibat merugikan baik secara individu, ekonomi dan politik suatu tatanan masyarakat sehingga berakhir pada menebarnya kegelisahan dan hilangnya keseimbangan, ketentraman dan ketertiban masyarakat. Liputan kriminalitas seperti dikemukakan ditayangkan oleh beberapa stasiun Televisi, dalam acara buser, sergap, patroli, sidik, dan TKP tempat kejadian perstiwa . 35

2.4 Tipe Kepribadian