21
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Teori pemberdayaan
1. Pengertian pemberdayaan
Pemberdayaan adalah terjemahan dari istilah bahasa Inggris yaitu empowerment. Pemberdayaanempowerment berasal dari kata dasar Power yang
berarti kemampuan berbuat,mencapai,melakukan atau memungkinkan. Awalan em berasal dari bahasa latin atau yunani yang berati didalamnya, karena itu
pemberdayaan dapat berarti kekuatan dalam diri manusia, suatu sumber kreativitas. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata pemberdayaan diterjemahkan sebagai
upaya pendayagunaan, pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan.
19
Sementara menurut Ismet Firdaus pemberdayaaan adalah “penyediaan sumber
daya, kesempatan, pengetahuan dan ketrampilan bagi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas mereka sehingga mereka bisa menemukan masa depan
mereka lebih baik,”
20
Pengertian lain dari Pemberdayaan juga disampaikan oleh Isbandi Rukminto Adi yakni mengembangkan diri dari keadaan tidak kurang berdaya menjadi berdaya
19
Lili badriadi, dkk, Zakat dan Wirausaha Jakarta :CED,Jakarta,2005, h.53
20
Ismet Firdaus dkk, Pengamalan Al-Quran tentang Pemberdayaan dhuafaCiputat :Dakwah Press UIN Syarif Hidayatullah,2008,h..9.
22
guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan
mereka sendiri dengan keinginan mereka. Pemberdayaan juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang relatif terus berjalan untuk meningkatkan kepada perubahan.
21
Pemberdayaan juga bisa diartikan sebagai perubahan kepada arah yang lebih baik, dari tidak berdaya menjadi berdaya, pemberdayaan terkait dengan upaya
meningkatkan hidup ke tingkat yang lebih baik. Pemberdayaan adalah upaya meningkatkan hidup ke tingkat yang lebih baik pemberdayaan terkait dengan upaya
meningkatkan hidup ke tingkat yang lebih baik pemberdayaan adalah meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang dimiliki, tentunya
dalam menentukan tindakan kearah yang lebih baik lagi
22
Pemberdayaan masyarakat Communty Emprowment pada intinya adalah membantu klien pihak yang diberdayakan untuk memperoleh daya guna
mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan tentang diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial melalui peningkatan
kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang dimilikinya antara lain melalui transfer daya lingkungan
23
21
Isbandi Rukminto Adi , Pemberdayaan Pengembangkan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, cet ke-1Jakarta :Fakultas Ekonomi UI,2000, h 32-33
22
Diana, Perencanaan Sosial Negara Berkembang,Yogyakarta :Gajah Mada University Press,1997,h. 15.
23
Ibid., h. 9.
23
Dari pengertian diatas, maka disimpulkan bahwa yang dimaksud pemberdayaan adalah sebuah gerakan penguatan sosial agar masyarakat tadinya
lemah, baik dalam bidang sosial, ekonomi serta politik, diberdayakan sehingga membangkitkan kesadaran masyarakat tersebut dan meningkatkan potensi yang
mereka miliki dan guna membangun serta menentukan tindakan berdasarkan keinginan mereka secara mandiri melalui strategi dan pendekatan tertentu yang dapat
menjamin keberhasilan hakiki dalam bentuk kemadirian. Tahapan-tahapan Pemberdayaan
Adapun upaya untuk pemberdayaan masyarakat terdiri dari tiga tahapan yaitu: a.
Menciptakan suasana iklim yang memungkinkan potensi masyarakat itu berkembang titik tolaknya adalah pengertian bahwa setiap manusia dan
masyarakat memiliki potensi dayayang dapat dikembangkan. b.
Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif dan nyata serta pembukaan akseskepada
berbagai peluang yang akan membuat masyarakat menjadi semakin berdaya dalam memanfaatkan peluang
24
Menurut Elly Irawan sebagaimana dikutip Lili Badriadi dan Muhammad Zen, pola-pola pemberdayaan ekonomi masyarakat mempunyai ciri-ciri atau unsur-unsur
pokok sebagai berikut
24
Gunawan Sumodiningrat, Pengembangan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat,cet.II Jakarta :PT Bina Rena Pariwira, 2000,h. 16
24
a. Mempunyai tujuan yang hendak dicapai
b. Mempunyai wadah yang terorganisir
c. Aktivitas yang dilakukan terencana, berlanjut, serta harus sesuai dengan
kebutuhan dan sumber daya setempat d.
Ada tindakan bersama dan keterpaduan dari berbagai aspek yang terkait e.
Ada perubahan sikap pada masyarakat sasaran selama tahap-tahap pemberdayaan.
25
Menurut Isbandi Rukminto Adi, Upaya untuk memberdayakan masyarakat dapat dilakukan dengan cara, yaitu
a. Menumbuhkan keinginan masyarakat untuk berwiraswasta, bergelut dalam
aspek ekonomi, bertindak dengan merancang munculnya diskusi tentang apa yang menjadi masalah dalam masyarakat
b.
Memberdayakan informasi tentang pengalaman kelompok lain yang telah sukses dan sejahtera.
c.
Membantu masyarakat untuk membuat analisa situasi usaha yang berprospektif secara sistematik tentang hakekat dan penyebab dari masalah
berbisnis
d.
Menghubungkan masyarakat dengan sumber yang dapat dimanfaatkan.
26
25
Lili Badriadi, Muhammad Zen, Zakat dan wirausaha,Jakarta,CV.Pustaka Amri,2005,h.47
26
Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial Jakata :UI Press,2003,h.237-238.
25
2. Tujuan Pemberdayaan
Pemberdayaan merupakan upaya meningkatkan hakikat lapisan masyarakat dan pribadi manusia,upaya tersebut meliputi :
27
a. Mendorong memotivasi, meningkatkan kesadaran akan potensinya, dan
menciptakan iklim atau suasana untuk berkembang b.
Memperkuat daya, potensi yang dimiliki dengan langkah-langkah positif memperkembangkannya.
c. Penyediaan berbagai masukan, pembukaan akses kepeluang. Upaya pokok yang
dilakukan adalah peningkatan taraf pendidikan, derajat kesehatan, akses kepada modal, teknologi tempat guna, informasi, lapangan kerja dan pasar. Dengan
fasilitas-fasilitasnya. Adapun tujuan pemberdayaan masyarakat pada dasarnya sebagai berikut :
28
a. Membantu mengembangkan manusiawi yang otentik dan integral dari masyarakat
lemah,rentan,miskin,marjinal dan kaum kecil,seperti petani kecil, buruh tani, pedagang kecil, masyarakat miskin perkotaan,masyarakat miskin yang ada
terbelakang, kaum muda pencari kerja, kaum cacat dan kaum wanita yang disingkirkan atau dikesampingkan.
b. Memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat tersebut secara sosio ekonomi
sehingga mereka dapat lebih mandiri dan dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka, namun sanggup berperan serta dalam pengembangan masyarakat.
27
I Nyoman Sumaryadi, Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan Pemberdayaan Masyarakat,Jakarta :Citra Utama,2005.h.114.
28
Sumaryadi, Perencanaan Pembangunan Daerah,h.115
26
B. Teori CSR Corporate Social Responsibility