6. Faktor yang mempengaruhi kehamilan diatas 30 tahun Detiana, 2010, hal. 54.
a. Kesuburan Jumlah sel telur yang diproduksi ovarium atau indung telur akan
menurun seiring bertambahnya usia. Usia paling produktif bagi wanita ada pada rentang usia 20-29 tahun. Yang paling menentukan kesuburan seorang wanita
sebenarnya adalah usia biologis, bukan usia lahiriah kalender. Usia biologis adalah kondisi kebugaran dan kesehatan tubuh, termasuk asupan gizi dan keaktifan
melakukan olahraga tubuh. b.
Kondisi rahim Bertambahnya usia juga mempengaruhi kemampuan rahim untuk
menerima bakal janin embrio. Penurunan kemampuan rahim ini terutama terjadi pada wanita di atas usia 35 tahun. Faktor penuaan juga bisa membuat embrio yang
dihasilkan akan sulit melekat pada lapisan lendir rahim. Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran, atau memunculkan kecenderungan terjadinya plasenta
tidak menempel ditempat semestinya. Di samping itu, juga akan menyebabkan resiko hamil di luar kandungan ektopik.
C. Persalinan
1. Definisi persalinan Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil
konsepsi oleh ibu Varney, 2003, hal. 672. Persalinan adalah suatu proses
Universitas Sumatera Utara
pengeluaran hasil konsepsi janin dengan uri , yang dapat hidup kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain Mochtar, 1998, hal. 91.
Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali Prawirohardjo, 2002, hal. 180.
2. Sebab-sebab mulainya persalinan Prawihardjo, 2002, Hal. 181 Sebab terjadinya partus sampai kini masih merupakan teori-teori yang
kompleks. Faktor–faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut faktor-faktor yang mengakibatkan partus
mulai. Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang dapat menganggu
sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta mengalami degenerasi. Teori berkurangnya nutrisi pada janin dikemukakan oleh Hipocrates untuk pertama kalinya. Bila nutrisi
pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan. Faktor lain yang dikemukakan ialah tekanan pada ganglion servikale dari pleksus frankenhauser yang
terletak dibelakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, kontraksi uterus dapat dibangkitkan. Ini hanya bagian dari banyak faktor-faktor kompleks sehingga his
dapat dibangkitkan. Selanjutnya dengan berbagai tindakan, persalinan dapat pula dimulai misalnya:
a. Merangsang pleksus frankenhauser dengan memasukkan beberapa gagang
laminaria dalam kanalis servikalis b.
Pemecahan ketuban c.
Penyuntikan oksitosin d.
Pemakaian prostaglandin
Universitas Sumatera Utara
3. Berlangsungnya persalinan normal yaitu: a.
Kala I Serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm Partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir
yang bersemu darah. Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya
berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada disekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka. Proses membukanya
serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase: a
Fase laten: berlangsungnya selama 8 jam Selama fase ini, orientasi kontraksi uterus berlangsung bersama
perlunakan dan pendataran serviks Cunningham, 2005, hal. 470. b
Fase aktif: dibagi dalam 3 fase lagi, yakni fase akselerasi, fase dilatasi maksimal dan fase deselerasi. Fase-fase tersebut dijumpai pada
primigravida. Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam. Dalam fase ini, pembukaan serviks 3 sampai 4 cm atau lebih, disertai
adanya kontraksi uterus, dapat secara meyakinkan digunakan sebagai batas awal persalinan aktif.
b. Kala II Kala pengeluaran
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. oleh karena berkat kekuatan his dan kekuatan mengedan janin didorong
keluar sampai lahir. Pada primigravida berlangsung rata-rata 1,5 jam.
Universitas Sumatera Utara
c. Kala III Kala uri plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan
Segera setelah bayi lahir, tinggi fundus uteri dan konsistensi hendaknya dipastikan.selama uterus tetap kencang dan tidak ada perdarahan yang luar biasa,
menunggu dengan waspada sampai plasenta terlepas biasa dilakukan. Jangan dilakukan masase, tangan hanya diletakkan diatas fundus, untuk memastikan bahwa
organ tersebut tidak menjadi atonik dan terisi darah dibelakang plasenta yang telah terlepas Cunningham, 2005, hlm. 349.
d. Kala IV Mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 1 jam dalam kala itu diamati-amati apakah tidak terjadi perdarahan postpartum.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan, yaitu: a.
Kondisi kehamilan b.
Budaya dan harapan personal c.
Riwayat kesehatan sebelum hamil dan kesiapan fisik untuk persalinan d.
Kesiapan psikososial e.
Umur ibu f.
Status perkawinan g.
Pelaksanaan prenatal.
5. Faktor yang mempengaruhi respon orangtua Cara orangtua berespon terhadap kelahiran anaknya dipengaruhi berbagai
faktor, meliputi Jensen, lowdermik, bobak, 2005, hal. 516: a.
Usia maternal lebih dari 35 tahun
Universitas Sumatera Utara
Usia ibu sangat mempengaruhi hasil akhir kehamilan. Ibu dan bayi umumnya dianggap beresiko tinggi jika ibu berusia remaja atau berusia lebih dari 35
tahun. Keletihan dan kebutuhan untuk lebih banyak istirahat tampaknya telah menjadi masalah utama pada orangtua yang sudah berusia ini. Tindakan yang
bertujuan membantu ibu memperoleh kembali kekuatan dan tonus otot misalnya latihan senam prenatal dan pascapartum sangat dianjurkan.
b. Jaringan sosial
Keluarga dan teman-teman orangtua dan anak baru lahir ini membentuk dimensi penting dalam jaringan sosial orangtua, yang sebagian besar mungkin
tergantung pada keadaan budaya. Hubungan cinta dan emosi yang positif tampaknya sangat penting untuk memperkaya kemampuan menjadi orangtua dan mengasuh
anak. c.
Budaya Kepercayaan dan praktik budaya menjadi determinan penting dalam
perilaku orangtua. Kedua hal tersebut mempengaruhi interaksi orangtua dengan bayi, demikian juga, dengan orangtua atau keluarga yang mengasuh bayi.
d. Keadaan sosio ekonomi
Kondisi sosio ekonomi seringkali menjadi jalan untuk mendapatkan bantuan. Keluarga yang mampu membayar pengeluaran tambahan dengan hadirnya
bayi baru ini mungkin hampir tidak merasakan beban keuangan. Keluarga yang menemukan kelahiran seorang bayi suatu beban financial dapat mengalami
peningkatan stres. Stres ini bisa menganggu perilaku orangtua sehingga membuat masa transisi untuk memasuki masa menjadi orangtua lebih sulit.
Universitas Sumatera Utara
e. Aspirasi pribadi tentang masa depan
Bagi beberapa wanita, menjadi orangtua mengganggu kebebasan pribadi atau kemajuan karier mereka. Kekecewaan yang timbul akibat tidak
mencapai kenaikan jabatan. 6. Komplikasi atau resiko melahirkan diatas usia 35 tahun
a. Persalinan caesar Sebagian besar persalinan pada calon ibu diusia rawan dilakukan lewat
operasi Caesar. Masalah-masalah dalam persalinan biasanya terjadi pada perempuan yang pertama kali melahirkan di usia 35 tahun.
b. Kelainan kromosom Kualitas kromosom perempuan di usia menjelang 40 tahun tidak sebaik
di usia muda. Akibatnya resiko melahirkan anak dengan cacat fisik atau mental akan lebih besar.
c. Keguguran lebih besar Risiko terjadinya keguguran pada ibu berusia matang juga lebih besar.
Hal ini mungkin terjadi karena menurunnya kualitas kromosom ibu Widayati, 2010, ¶ 3.
d. Down syndrome
Adalah kondisi yang disebabkan oleh ketidaknormalan kromosom. Ada kelainan salah satu gen yang diterima bayi dari kedua orangtuanya. Hal inilah yang
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan salah satu dari beberapa alasan anak-anak dinegara bagian amerika yang mempunyai kemampuan mental lemah Nolan, 2010, hal. 53.
Tripel atau bart’s test tes darah khusus untuk down syndrome. Tes ini biasanya dilakukan untuk para wanita yang mempunyai resiko lebih besar
melahirkan bayi down, misalnya mereka yang berumur lebih dari 35 tahun. Tes ini menunjukkan tingkatan dari tiga substansi dalam aliran darah ibu, alpha-feto protein
AFP, etriol, dan human chorionic gonadotropin HCG. Akan tetapi, tes ini bukan untuk mengetahui ada tau tidak adanya suatu penyakit. Jika hasil tes ini positif,
berarti memiliki resti melahirkan bayi down syndrome. Untuk mendiagnosis lebih lanjut, perlu melakukan tes invasive seperti amniocentesis Stoppard, 2007, hal. 21.
Tiga puluh lima adalah sekedar angka perkiraan yang di pilih dokter untuk mencoba mendeteksi sebanyak mungkin janin yang memiliki down sindrome
tanpa menghadapkan lebih banyak ibu dan bayi daripada yang perlu terhadap sedikit resiko yang menyertai prosedur diagnosis pralahir ini.
e. Obesitas
Kelebihan berat badan atau obesitas, umum dialami wanita hamil diusia berapapun. Namun, obesitas akan meningkat setelah usia 35 tahun. Kenaikan berat
badan normal pada saat kehamilan berkisar antara 12-16 kg, jika kenaikan yang terjadi lebih dari itu berarti ibu beresiko mengalami kegemukan atau obesitas.
Obesitas akan membawa resiko penyakit yang lain seperti preeklamsia, diabetes gestasional, hipertensi, dan lain-lain. Ibu hamil yang obes juga lebih banyak
disarankan untuk menjalani persalinan dengan operasi Caesar. Alasannya adalah kegemukan akan membuat ibu sulit bersalin secara alami dan beresiko komplikasi
Universitas Sumatera Utara
jika tetap melahirkan secara alami. Tak hanya itu, bayipun akan ikut terpengaruh oleh berat ibu yang berlebihan.
f. Hipertensi
Hipertensi adalah kondisi tekanan darah melebihi batas normal. Pada kehamilan, hipertensi biasanya muncul pada trimester ketiga, atau tiga bulan terakhir
kehamilan. Peningkatan hipertensi ini sering terjadi pada kehamilan anak pertama dan ibu hamil di atas 35 tahun.
g. Preeklampsi
Meningkatnya tekanan darah dan kadar protein dalam urin dapat memicu preeklamsia. Kondisi preeklampsia dapat berkembang menjadi eklampsia
atau keracunan kehamilan yang ditandai dengan kejang pada ibu dan penurunan kesadaran pada saat persalinan, atau kejang selama dua hari atau lebih setelah
melahirkan. Kejadian sangat membahayakan, karena dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi Detiana, 2010, hal. 63.
7. Resiko terhadap ibu: a. Gangguan fungsi dan kerja organ-organ pada ibu
b. Hipertensi esensial c. Diabetes mellitus akibat kehamilan atau dikenal dengan istilah diabetes
gestasional d. Obesitas kegemukan sebelum dan selama kehamilan akan meningkat
setelah usia 35 tahun. e.
Perdarahan postpartum atau perdarahan setelah melahirkan, misalnya yang disebabkan oleh letak plasenta yang menutup jalan lahir. Resiko
Universitas Sumatera Utara
plasenta previa meningkat dua kali lipat pada usia 30-39 tahun. Perdarahan ini juga disebabkan oleh karena fungsi saluran reproduksi
yang sudah menurun f.
Persalinan preterm g.
Kehamilan diluar rahim atau kehamilan ektopik Indrawati, 2007. ¶ 7. 8. Cara mengurangi resiko yang ada dalam melahirkan diatas usia tua, yaitu:
a. Konsultasikan kehamilan pada ahlinya b. Proses persalinan sebaiknya dilakukan dirumah sakit yang memiliki
fasilitas yang memenuhi standar c. Lakukan tes amniosentesis pada awal kehamilan
d. Pemeriksaan laboratorium e. Upaya medis untuk mencegah hipertensi dan cacat bawaan
f. Melakukan latihan, diet serta perawatan pralahir dapat mengurangi
resiko kehamilan diusia tua Indrawati, 2007. ¶ 9. Distosia di definisikan sebagai persalinan yang panjang, sulit atau
abnormal, yang timbul akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan lima factor persalinan:
1. Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang tidak efektif atau akibat
upaya mengedan ibu kekuatan. 2.
Perubahan struktur pelvis jalan lahir 3.
Sebab-sebab pada janin, meliputi: kelainan presentasi atau kelainan posisi, bayi besar, dan jumlah bayi penumpang.
4. Posisi ibu selama persalinan dan melahirkan
Universitas Sumatera Utara
5. Respons psikologis ibu terhadap persalinan yang berhubungan dengan
pengalaman, persiapan, budaya dan warisannya serta sistem pendukung Bobak, 1995, hal. 784.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian