Alat Pengumpulan Data Prosedur Pengumpulan Data

Dengan alasan untuk menjaga kerahasiaan identitas partisipan, maka pada lembar pengumpulan data kuesioner data demografi peneliti hanya menggunakan nomor kode sehingga kerahasiaan identitas dan semua kerahasiaan partisipan dapat terjaga dan seluruh informasi yang diperoleh hanya akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan tetap menjaga kerahasiaannya.

F. Alat Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data di lapangan, peneliti bertindak sebagai alat pengumpul data utama, kuesioner data demografi dan menggunakan panduan wawancara. Peneliti bertemu langsung dengan masyarakat yang akan menjadi sampel penelitian, kemudian peneliti menjalankan perannya sebagai alat pengumpul data utama dengan bersikap menjaga hubungan baik dengan setiap partisipan. Peneliti juga menyesuaikan diri dengan kondisi dan situasi pada saat pengumpulan data. Peneliti berusaha mengikhtisarkan informasi yang begitu banyak yang diceritakan partisipan dalam wawancara, sehingga terjadi wawancara yang mendalam. Peneliti juga menggunakan kuesioner data demografi yang dapat dilihat pada lampiran dua, yang berisi pertanyaan untuk mengetahui identitas secara umum setiap partisipan pada lembar pengumpulan data berupa usia, suku, tingkat pendidikan, agama, dan pekerjaan. Peneliti menggunakan panduan wawancara yang dibuat sendiri oleh peneliti sebanyak lima pertanyaan dan sebelumnya telah diperiksa oleh pembimbing mengenai pengalaman melahirkan ibu primigravida diatas usia 35 tahun yang dapat dilihat pada lampiran tiga. Universitas Sumatera Utara

G. Prosedur Pengumpulan Data

1. Setelah mendapat izin dari Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan dan izin dari Direktur Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, peneliti mengambil data melalui rekam medik untuk memperoleh data partisipan. 2. Pada penelitian ini, peneliti mengadakan pilot study dan memperlihatkannya kepada pembimbing yang bertujuan untuk mengetahui proses wawancara, panduan wawancara, dan probing dalam wawancara kemudian melanjutkan penelitian. 3. Untuk setiap partisipan yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, peneliti melakukan prolonged engagement yaitu pendekatan kepada partisipan sehingga partisipan dan peneliti saling mengenal dan mempercayai. Untuk itu peneliti melakukan pendekatan sebanyak 2-3 kali setiap kunjungan lamanya 30 menit kunjungan ke rumah masing-masing partisipan dan kemudian melakukan wawancara kepada partisipan. Setelah kunjungan awal tersebut, maka setelah tercapai kesepakatan antara peneliti dengan partisipan mengenai waktu wawancara, maka wawancara dilakukan sesuai waktu yang telah disepakati. 4. Setelah peneliti merasa cukup dekat dengan partisipan, peneliti memberikan kuesioner data demografi untuk diisi oleh partisipan dan panduan wawancara yang berisi beberapa pertanyaan untuk terlebih dahulu dipahami oleh partisipan. Partisipan diberi waktu untuk memahami pertanyaan dan mengingat kembali peristiwa yang dialaminya sehingga pada waktu wawancara partisipan dapat mengungkapkan hal-hal yang dialaminya secara jelas. Universitas Sumatera Utara 5. Dalam melakukan wawancara, peneliti merekam hasil wawancara dengan menggunakan rekaman suara. 6. Setelah selesai wawancara yang pertama, peneliti langsung membuat transkrip hasil wawancara dan menganalisanya tanpa harus menunggu wawancara berikutnya. 7. Peneliti mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh. 8. Pengumpulan data selesai karena dengan enam sampel, saturasi data telah diperoleh peneliti.

H. Analisis Data