seseorang. Dalam Islam faktor kesengajaan merupakan penentu dalam menetapkan nilai tingkah lakutindakan seseorang. Seorang muslim tidak berdosa karena ia
melanggar syariat jika tidak tahu bahwa ia berbuat salah menurut hukum Islam. Maka ruang lingkup pendidikan akhlak ialah segala perbuatan manusia yang
timbul dari orang yang melaksanakan dengan sadar dan sengaja serta ia mengetahui waktu melakukanya akan akibat dari apa yang dia perbuat. Demikian pula perbuatan
yang tidak dengan kehendak tetapi dapat diikhtiarka penjagaanya pada waktu sadar. Dari uraian diatasmemperlihatkan memperlihatkan bahwa akhlak dalam Islam
sangat komprehensif, menyeluruh dan mencakup berbagai makhlik yang diciptakan Tuhan. Karena secara fungsional seluruh makhluk tersebut satu sama lain saling
membutuhkan maka punah dan rusaknya salah satu bagian dari makhluk Tuhan akan berdampak negatif bagi makhluk lainya.
B. Pendidikan Agama Islam
Sebelum membahas tentang pendidikan agama Islam, alangkah baiknya kita mengetahui pengertian dari pendidikan itu sendiri.
Istilah pendidkan berasal dari kata didik dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “kan” yang artinya perbuatan hal, cara dan sebagainya, istilah pendidikan
terjemahan dari bahasa Yunani, yaitu “paedagogie”, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Kemudian istilah ini di terjemahkan dalam bahasa Inggris
dengan “educations” yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering di terjemahkan dengan “tarbiyah” yang berarti pendidikan.
28
Pengertian pendidikan menurut beberapa ahli diantaranya: 1. Pendidikan menurut Ngalim Purwanto: ”Pendidikan adalah pimpinan yang
diberikan dengan sengaja kepada anak-anak dalam pertumbuhannya jasmani dan rohani agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakat
29
. 2. Menururt Ahmad D Darimba, ”Pendidikan adalah bimbingan secara sadar
oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani siterdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama”.
30
Dari beberapa pengertian di atas dapat dilihat, bahwa pendidikan telah didefinisikan secara berbeda-beda oleh sebagian kalangan yang banyak dipengaruhi
pandangan dunia masing-masing. Semua pandangan yang berbeda itu bertemu dalam semacam kesimpulan awal bahwa pendidikan merupakan suatu proses penyiapan
generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa:
pendidikan adalah proses bimbingan yang diberikan secara sengaja oleh pendidik melalui upaya pengajaran dan pelatihan terhadap perkembangan jasmani dan rohani
si terdidik menuju kedewasaan, sehingga terbentuklah kepribadian utama yang berguna bagi perananya di masa yang akan datang.
28
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: Kalam Mulia, 1994, Cet. Ke-1 h. 1.
29
Ngalim Purwanto, Ilmu pendidikan teoritis dan praktis Bandung: Rosdakarya, 1993 cet. Ke-6 h. 10
30
Ahmad D. Darimba, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: Al-Maarif, 1981. Cet. K-5 h. 10
Pengertian secara umum yang dihubungkan dengan Islam sebagai suatu sistem keagamaan menimbulkan pengertian-pengertian baru yang secara implisit
menjelaskan karakteristik-karakteristik yang dimilikinya. H.M. Arifin
misalnya, berpendapat bahwa: ”Pendidikan agama Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertakwa dan secara sadar mengarahkan dan
membimbing pertumbuhan dan pengembangan fitrah terdidik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbhan dan perkembanganya”.
31
Maksud pengertian di sini bahwa yang berperan sebagai subjek pendidikan adalah orang dewasa Muslim baik laki-laki maupun perempuan yang bertakwa dan
penuh kesadaran memberikan arahan dan bimbingan kepada anak didik berdasarkan fitrah yang dimilikinya melalui ajaran Islam yang terkandung dalam al-Qur’an dan
Hadits sampai anak didik tersebut mencapai kepribadian yang sempurna. Beberapa konsep tentang pengertian pendidikan Agama Islam.
Menurut Prof. Dr. Zakiah Darajat, bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik, agar kelak setelah
selesai pendidikanya dapat memahami dan mengamalkan ajaran Agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup.
32
31
H. M Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1991, cet , Ke-3, h. 32
32
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam Jakarta: Bumi Aksara, 1989 Cet, .Ke-2 h, 36
Dra. Zuhairini mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha
secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam
33
Dapat disimpulkan bahwa pendidkan agama Islam adalah rangkaian usaha yang dilakukan oleh orang dewasa muslim secara sadar, sistemais, membimbing serta
mengasuh serta mengarahkan pertumbuhan dan pekembangan jasmani dan rohani anak didik melalui ajaran agama Islam, agar kelak ia dapat memahami, menghayati
dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikanya sebagai pandangan hidup sehinga dapat terbentuk kepribadian muslim yang utama.
1. Dasar Pendidikan Agama Islam Dasar adalah tempat berpijak atau tegaknya sesuatu agar sesuatu tersebut
tegak dan kokoh berdiri. Dasar suatu bangunan yaitu fundamental yang menjadi landasan bangunan tersebut agar bangunan itu tegak kokoh berdiri. Demikian pula
dasar pendidikan Agama Islam yaitu fundamen yang menjadi landasan atau asas agar pendidikan Islam dapat tegak berdiri dan tidak mudah roboh karena tiupan
angin kencang berupa ideology yang muncul baik sekarang atau yang akan datang. Dengan adanya dasar ini maka pendidikan Islam akan tegak berdiri dan
tidak mudah diombang-ambing oleh pengaruh luar yang akan merobohkan atau mempengaruhinya.
34
33
Zuhairini, Metodik Khusus Agama Islam Surabaya: Usaha Nasional, 1983 Cet. Ke-8. h. 27
34
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam,Bandung : Pustaka Setia, Cet. Ke-1, h. 24
Dasar pendidikam Islam secara garis besar ada 3 tiga yaitu; al-Quran, as- Sunnah dan perundang-undangan yang berlaku di Negara kita:
a. Alquran Islam adalah agama yang membawa misi agar umatnya
menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Ayat alquran yang pertama kali turun adalah berkenaan dengan masalah keimanan dan juga pendidikan.
Allah berfirman:
ۤأﺮܾإ ۤܽ݇ يﺬڰ݆ا ﻚڲ۸ر ݉ܚﺎ۸ ۣ
ۤܽ݇ܲ ݍ݊ نﺎܛݎﻹا ۣܽ݇ أﺮܾإ ۣ
مﺮآﻷا ﻚڱ۸رو ۤ
݆ۤ݉݇ܿﺎ۸ ݉ڰ݇ܲ يﺬڰ݆اۣ ۵
ۤ ݉݇ܳݚ ݆݉ ﺎ݊ نﺎܛݎﻹا ݉ڰ݇ܲ ۣ ٦
ۣ
Artinya: 1. Bacalah Muhammad dengan nama Tuhanmu yang menjadikan segala makhluk 2. yang menjadikan manusia dari pada segumpal
darah 3. Bacalah dan tuhanmu adalah yang Maha Mulia 4. yang mengajar dengan perantara qalam 5. Ia Allah yang mengajar
manusia apa yang mereka tidak ta اhu. Q.S. al-Alaq : 96 : 1-5
35
Pada ayat tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa seolah-olah Tuhan berkata: Hendaklah manusia meyakini akan adanya Tuhan pencipta
manusia sari segumpal darah. Selanjutnya untuk memperkokoh keyakinanya dan memeliharanya agar tidak luntur hendaklah melaksanakan pendidikan dan
pengajaran. Bahkan tidak hanya itu, Tuhan juga memberikan bahan materi pendidikan agar manusia hidup sempurna di dunia ini
36
Dan Allah berfirman :
35
Moh. Rifai, Rashihin Abdul Ghani, Al-Qur’an dan terjemahnya, Semarang: CV.Wicaksana,1992 Cet. Ke-1, h.541
36
Nur Uhbiyati, op.cit, h. 26
ءﺎܚﺄ۸ ݙݎﺆ۹ݎأ لﺎܿܺ ﺔﻜ۲ ݣ݆ا ݙ݇ܲ ݉ﻬܦﺮܲ ڰ݉܂ ﺎﻬ݇آ ءﺎܚﻷا مدﺁ ݉ڰ݇ܲو ݍݛܾدﺎܢ ݉ۿݏآ نإ ءݢﺆه
ةﺮܿ۹݆اۤ :
ۣ
Artinya: Dan Allah mengajarkan pengetahuan-pengetahuan kepada Adam, kemudian dinyatakannya kepada malaikat-malaikat. Maka Allah
berkata kepada malaikat-malaikat itu Nyatakanlah kepadaKu keterangan-keterangan nama-nama benda ini, jika kamu orang-
orang yang benar.
Q.S. al-Baqarah: 13
37
Ayat di atas menjelaskan bahwa untuk memahami segala sesuatu belum cukup kalau hanya memahami apa, bagaimana serta manfaat benda itu, tetapi
harus memahami sampai ke hakikat benda. Dan penjelasan ini dapat disimpulkan supaya manusia itu menemukan jati dirinya sebagai insan yang
bermartabat maka harus menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Disamping itu masih banyak lagi ayat-ayat al-Quran yang menyinggung
masalah pendidikan antara lain surat al-Baqarah ayat 129 dan 151, surat Ali- Imran ayat 164, surat al-Jumuah ayat 2 dan sebagainya.
b. As-sunnah Rasulallah SAW mengatakan bahwa beliau adalah juru didik. Dalam
kaitan dengan ini M. Athiyah al-Abrasy mengatakan : Pada suatu hari Rasul keluar dari rumahnya dan beliau menyaksikan adanya dua pertemuan.Dalam
pertemuan pertama, orang-orang yang berdoa kepada Allah azza wajalla, mendekatkan diri kepada-Nya. Dalam pertemuan kedua orang memberikan
pelajaran, langsung beliau bersabda :
37
Moh. Rifai, Rashihin Abdul Ghani, op.cit, h. 5
ءݢﺆه ﺎڰ݊أ ݉ﻬܳ݊ ءﺎܞ ݉هﺎﻄܲأ ءﺎܞ نﺈܺ ﷲا نﻮ݇۳ܛݛܺ ءݢﺆه ﺎڰ݊أ ݊ ۽܃ܳ۸ ﺎڰݎإو سﺎڰݏ݆ا نﻮ݇ܳݛܺ
ﺎڲ݇ܳ يرﺎ۹݆ا ݐاور
Artinya: Mereka ini pertemuan pertama minta kepada Allah, bila Tuhan menghendaki maka ia akan memenuhi permintaan tersebut dan jika
ia tidak menghendaki maka tidak akan dikabulkannya. Tetapi golongan kedua ini, mereka mengajar manusia, sedangkan saya
sendiri diutus untuk juru didik”.
H.R. Bukhori
38
Setelah ini beliau duduk pada pertemuan kedua ini, praktek ini membuktikan kepada kita suatu contoh terbaik betapa Rasul mendorong orang
belajar dan menyebarkan ilmu secara luas dan suatu pujian atas keutamaan juru didik.
Dari penjelasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Rasulullah menjunjung tinggi kepada pendidik dan motivasi agar berkiprah kepada
pendidikan dan pengajaran. Disamping sebagaimana tersebut diatas Rosulullah SAW sendiri
memerintahkan kepada orang kafir yang tertawan akibat perang Badar, apabila ia ingin bebas supaya terlebih dahulu mereka mau mengajar 10 orang
Islam.
39
c. Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia 1 UUD 1945 pasal 29
Ayat 1. berbunyi : Negara berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa
38
Nur Uhbiyati, op.cit, h. 26-27
39
Ibid
Ayat 2. berbunyi : Negara menjamin kemerdekaan tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut
agamanya dan kepercayaanya itu. Pasal 29 UUD 1945 ini memberikan jaminan kepada warga Negara RI
untuk memeluk agama dan beribadat sesuai dengan agama yang dipeluknya bahkan mengadakan kegiatan yang dapat menjunjung bagi
pelaksanaan ibadat. Dengan demikian Islam yang searah dengan bentuk ibadah yang diyakininya diizinkan dan dijamin oleh Negara.
40
Pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah mempunyai dasar yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuhairini dkk., dapat ditinjau dari berbagai segi,
yaitu: 1 Dasar Yuridis Hukum
Dasar pendidikan Agama Islam berasal dari perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam pelaksanaan
pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam, yaitu :
a Dasar ideal, yaitu dasar falsafah Negara Pencasila, sila pertama, sila Ketuhanan yang Maha Esa.
b Dasar struktural konstitusional, yaitu UUD 45 dalam Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi: 1 Negara berdasarkan atas Ketuhanan
Yang Maha Esa; 2 Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah
menurut agama dan kepercayaannya itu.
40
Nur Uhbiyati, op. cit,., h. 28
c Dasar operasional, dasar operasional ini terdapat pada beberapa Undang-undang Republik Indonesia yang berkenaan dengan masalah
keagamaan
41
, diantaranya: 1 Dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003
Bab V pasal 12 ayat 1 setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan
agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama. Pendidik atau guru agama yang seagama dengan peserta didik
difasilitasi dan disediakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah sesuai kebutuhan satuan pendidikan.
42
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Bab. VI Pasal 15 diantaranya mencakup pendidikan umum, kejuruan,
akademis, profesi, vokasi, keagamaan dan khusus. Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, Menengah dan tinggi
yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran
agama atau menjadi ahli ilmu agama.
43
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Bab VI pasal 30 ayat 1, menyatakan pendidikan keagamaan
diselenggarakan oleh pemerintah dan kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 BabVI pasal 30 ayat 2, menyatakan pendidikan keagamaam berfungsi
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalka nilai-nilai ajaran agamanya dan
menjadi ahli ilmu agama.
41
Surayin, Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, PT. Yrama Widya: Bandung, 2004 Cet. I, h.33
42
Ibid.
43
Ibid,. h. 37-38
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Bab VI pasal 30 ayat 3, menunjukan pendidikan keagamaan dapat
diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, non formal dan informal.
44
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Bab X pasal 36 ayat 3 dalam masalah kurikulum disusun sesuai dengan
jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan RI dengan memperhatikan:
a Peningkatan iman dan takwa b Peningkatan akhlak mulia
c Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik d Keragaman potensi, kecerdasan dan minat peserta didik
e Tuntutan pembangunan daerah dan nasional f
Tuntutan dunia kerja g Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
h Agama i
Dinamika perkembangan global dan j
Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
45
2 Segi Religius Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang bersumber
dari ajaran Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya. Dalam al-Quran
banyak ayat yang menunjukan perintah tersebut, antara lain: Q.S. al-Nahl: 125 :
44
Ibid,. H. 58-59
45
Ibid,. H. 68-69
ﺔݏܛ܋݆ا ﺔﻈܲﻮ݆او ﺔﻜ܋݆ﺎ۸ ﻚڲ۸ر ݅ݛ۹ܚ ݙ݆إ عدأ
݅܋ݏ݆ا ۤ :
۵ ۣ
Artinya: Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik.
Q.S. al-Nahl: 125. al-Hadits
لﻮܚر ڰنأ ةﺮݚﺮه ݙ۸أ ݍܲ ءݣ݆ܳا ݍܲ لﺎܾ ݉ڰ݇ܚو ݑݛ݇ܲ ﷲا ݙڰ݇ܢ ﷲا
: ڱ݅آ
نﺎآ نﺈܺ ݑݎﺎܛ܇ݚو ݑݎاﺮڲܣݏݚو ݑݎادڲﻮﻬݚ ݐاﻮ۸ﺄܺ ةﺮﻄܻ݆ا ݙ݇ܲ ݑڱ݊أ ݐﺪ݇۾ نﺎܛݎإ ݉݇ܛܺ ݍݛ݇ܛ݊
݉݇ܛ݊ ݐاور Artinya: Dari Alai dari bapaknya dari abu Hurairah Ra, bahwasanya
Rasulullah SAW, bersabda : setiap orang dilahirkan oleh ibunya atas dasar fitrah potensi dasar untuk beragama, maka
setelah itu orang tuanya yang membawa dia beragama nasrani dan majusi, maka apabila kedua orang tuanya beragama Islam,
anaknya menjadi muslim pula.”
H.R. Muslim.
46
3 Aspek Psikologis Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan
kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat
dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup. Maka jelaslah
bahwa untuk membuat hati tenang dan tentram ialah dengan jalan
46
Abu Husein bin al-Hajaj al-Qusyairi, Shohih Muslim, singapura Penang: Sulaiman Marai, tt, Juz II, h. 489
mendekatkan diri kepada Tuhan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT.
47
بﻮ݆݇ܿا ڱݍ۳ﻄ۾ ﷲا ﺮآﺬ۸ ݢأ ۤ
ﺪܲﺮ݆ا :
٨ ۣ
Artinya: Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah SWT., hati menjadi tentram .
Q.S.al-Rad :28
48
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Islam mempunyai tujuan yang tersendiri sesuai dengan falsafah dan pandangan hidup yang digariskan Alquran :
Ibnu Khaldun menyatakan :
a. Tujuan keagamaan, maksudnya ialah beramal untuk akhirat, sehingga ia menemui Tuhanya dan telah menunaikan hak-hak Allah yang diwajibkan
atasnya. b. Tujuan ilmiah yang bersifat keduniaan, yaitu apa yang diungkapkan oleh
pendidikan modern dan tujuan kemanfaatan atau persiapan untuk hidup. Selanjutnya al-Ghazali berpendapat bahwa: Tujuan pendidikan Islam yang
paling utama ialah beribadah dan taqorrub kepada Allah dan kesempurnaan insani yang tujuanya kebahagiaan dunia akhirat.
Selain dari pandangan yang dikemukakan oleh imam al-Ghazali dan Ibnu Khaldun
tentang tujuan pendidikan Islam terdapat para cendekiawan Islam dan ahli
47
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2004 cet. 1, h. 130
48
Depag RI., Op. Cit., h. 373
pendidikan Islam yang lain membuat rumusan tentang tujuan pendidikan Islam. Diantara mereka ialah:
a. Menurut Mustafa Amin
bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mempersiapkan seseorang bagi amalan dunia dan akhirat.
b. Al-Abrasyi merumuskan tujuan umum pendidikan Islam yaitu: 1. Pembentukan akhlaq mulia al-fadhilat
2. Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi pendidikan pemanfaatanya. Keterpaduan antar agama dan ilmu akan dapat membawa
masyarakat kepada kesempurnaan. 3. Menumbuhkan roh ilmiah para pelajar dan memenuhi keinginan untuk
mengetahui serta memiliki kesanggupan untuk mengkaji ilmu. 4. Persiapan untuk kehidupan dunia akhirat.
49
C. Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak Siswa.