Jarimah Ta’zir Sistem Sanksi Pidana dalam Hukum Islam

1 Hukuman pokok ialah berupa: membayar diyat; 2 Hukuman pengganti ialah berupa: ta’zîr dan berpuasa dua bulan berturut- turut; 3 Hukuman tambahan ialah berupa: terlarangnya waris mewarisi dan menerima wasiat dari yang terbunuh.

3. Jarimah Ta’zir

Jarimah ta’zîr ialah pidana diluar had dan qisasdiyat dan hukuman itu dilaksanakan oleh penguasa dalam negara. Adapun hukuman ta’zîr ialah: a. Hukuman Mati: pada dasarnya hukuman ta’zîr adalah untuk memberi pelajaran dan tidak sampai membinasakan, oleh karena itu hukuman mati sebagai hukuman ta’zîr, merupakan suatu pengecualian dan hukuman tersebut tidak boleh diperluas atau diserahkan seluruhnya kepada hakim, dan menentukan jarimah yang dijatuhi hukuman; 19 b. Hukuman Cambuk jilid, merupakan hukuman pokok dalam syariat Islam, dimana untuk jarimah hudud sudah tentu jumlahnya, misalkan 100 kali untuk zina dan 80 kali untuk qazaf, sedang untuk jarimah ta’zîr tidak tertentu jumlahnya. Dan dalam ta’zîr hukuman cambuk lebih diutamakan; c. Hukuman Tahanan penjara 19 Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin, Fiqh Mazhab Syafi’i, Bandung: CV Pustaka Setia, 2000, cet. Ke-2, h. 325 Ada dua macam hukuman tahanan dalam syariat Islam, yaitu hukuman tahanan terbatas dan hukuman tahanan tidak terbatas. Hukuman tahanan terbatas yaitu: Batas hukuman terendah ini adalah satu hari, sedang batas setinggi-tingginya tidak menjadi kesepakatan. Dan hukuman tahanan tidak terbatas yaitu: sudah ditentukan masanya terlebih dahulu, melainkan dapat berlangsung terus sampai terhukum mati atau taubat dan baik pribadinya; 20 d. Hukuman Pengasingan Mengenai masa pengasingan dalam jarimah ta’zîr, maka menurut mazhab Syafi’i dan Ahmad tidak lebih dari satu tahun agar tidak melebihi masa pengasingan yang telah ditetapkan sebagai hukuman had, yaitu satu tahun juga. Menurut imam Abu Hanifah masa pengasingan bisa lebih dari satu tahun, sebab pengasingan disini adalah hukuman ta’zîr dan bukan hukuman had; e. Hukuman Denda atau ganti rugi Hukuman denda ditetapkan juga oleh Syariat Islam misalkan mengenai mencuri buah yang masih tergantung dipohonnya yang didenda dengan dua kali lipat dua kali harga buah tersebut. 20 A. Hanafi, Asas-asas Hukum Pidana Islam, h. 336-337

D. Prinsip dan Tujuan Sanksi