Putusan Terhadap Ahmad Moshaddeq Nomor: 277PID.B2008PN.Jkt.

c. Menyatakan terdakwa Syamsuriati alias Lia Aminuddin alias Lia Eden telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “secara bersama-sama melakukan penodaan terhadap suatu agama” sebagaimana tersebut dalam pasal 156a KUHP jo. Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP dalam dakwaan kesatu dalam tindak pidana secara melawan hukum, memaksa orang melakukan suatu perbuatan lain maupun perlakuan yang tidak menyenangkan terhadap orang” sebagaiman tersebut dalam pasal 335 ayat 1 jo KUHP. pasal 165 ayat 1 KUHP dalam dakwaan ketiga. d. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa dengan pidana penjara selama dua tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan sementara dengan perintah tetap ditahan. e. Membankan biaya perkara kepada terdakwa sebesar Rp. 5000,-lima ribu rupiah Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan majelis hakim Pengailan Negeri Jakarta Pusat dan putusan tersebut dibacakan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari kamis tanggal 29 Juni 2006.

2. Putusan Terhadap Ahmad Moshaddeq Nomor: 277PID.B2008PN.Jkt.

Sel a Dakwaan Terhadap Ahmad Moshaddeq Bahwa terdakawa Drs. H. Abdussalam Alias Moshaddeq alias al Masih al Mau’ud pada tanggal 23 Juli 2006, tanggal 7, 19 Oktober 2007, atau pada waktu- waktu lain pada bulan Juli tahun 2006 sampai tahun 2007, di Gedung, Serbaguna Bintaro, sektor IX Kab. Tanggerang, di Gedung BPPT Jl. Ragunan No. 30 Pasar Minggu Jakarta Selatan atau setidak-tidaknya di tempat-tempat lain dimana Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya berdasarkan Pasal 84 ayat 2 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP karena terdakwa diketemukan atau ditahan dan tempat kediaman sebagian besar saksi yang dipanggil lebih dekat pada tempat pengadilan Negeri Jakarta selatan, terdakwa yang dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia, perbuatan yang mana dilakukan Terdakwa dengan cara sebagai berikut: a. Pada mulanya terdakwa adalah penganut agama Islam yang dianut oleh umat Islam di Indonesia, pada bulan Juli 2006 setelah terdakwa melakukan nyepibertapa tahanus selama 40 hari 40 malam di gunung Bunder Kecamatan Pamijahan Bogor Jawa barat, dihadapan 54 umatnya terdakwa mengikrarkan atau mengumumkan dirinya sebagai Rasul dengan gelar “ Al Masih Al Mau’ud “ yang artinya “ Juru selamat yang dijanjikan “. Pada saat itu terdakwa berkata “ yang percaya kepada saya sebagai Rasul, silahkan maju kedepan untuk bersyahadat, lalu mereka mendekat ke terdakwa dan terdakwa mengajarkan kalimat syahadat dengan berbahasa arab yang berbunyi: - ﺱ 1 m . =ﺵ 8? ? 8 . =ﺵ Artinya: Aku bersakasi tidak ada tuhan selain Allah dan al Masih al Mauud utusan Allah” Selain itu juga terdakwa ajarkan kalimat tersebut kedalam bahasa Indonesia yang berbunyi: “saya bersaksi tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi anda al Masih al Mau’ud utusan Allah. Setelah mereka memahami. Kemudian mereka bergiliran maju kedepan satu persatu sambil berjabat tangan dan sambil saling menatap mata, mengucapkan kalimat syahadat tersebut. b. Terdakwa menjadi Nabi atau Rasul dalam komunitas al Qiyadah al Islamiyah mengajarkan kepada umatnya dengan membawa menggunakan nama “ Agama Islam “ dengan ajaranya sebagai berikut: 1. Ajaran terdakwa yakni membaca syahadat yang artinya: saya bersaksi tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi anda al Masih al Mau’ud utusan Allah. 2. Ajaran terdakwa untuk melaksanakan sholat dalam sehari semalam hanya satu kali yakni sholat malam atau yang disebut qiyâmul lail sebanyak 11 rakaat dengan menghafal Al-Qur’an dan belum mewajibkan sholat 5 waktu. 3. Ajaran terdakwa belum mewajibkan puasa di bulan Ramadhan. 4. Ajaran terdakwa belum melaksanakan zakat tapi hanya melaksanakan shodakoh dalam arti untuk membersihkan diri atau penyucian dari segala dosa atau penebus dosa. 5. Ajaran terdakwa belum mewajibkan bagi yang mampu untuk melaksanakan ibadah haji, karena haji menurut ajaran terdakwa hanya berkumpul. c. Bahwa kegiatan terdakwa Drs. H. Abdussalam alias Ahmad Moshaddeq alias al Masih al Mau’ud selaku pimpinan komunitas al Qiyadah al Islamiyah dan menyatakan sebagai Nabi dan Rasul setelah Nabi Muhammad SAW dengan gelar al Masih al Mau’ud. d. Adapun bentuk kegiatan yang dilakukan oleh terdakwa pada tanggal 7 Oktober 2007 terdakwa Drs. H. Abdussalam alias Ahmad Moshaddeq alias al Masih al Mau’ud datang ke kantor saksi M. Amin Djamaludin di LPPI dalam rangka silaturrahim untuk meyakinkan ajaran yang dibawanya dengan memberikan buku-buku yang dijadikan baginya sebagai pedoman pengetahuan ajaran yang di bawanya. e. Kegiatan terdakwa selanjutnya adalah melakukan pertemuan dengan umatnya dalam rangka penyebaran ajaran yang diajarkan dalam komunitas al Qiyadah al Islamiyah tersebut dalam bentuk ta’lim. b Putusan Hakim Dalam memutuskan perkara hakim mempunyai pertimbangan-pertimbangan untuk memutuskan perkara ini diantaranya yaitu: Menimbang bahwa, nota pembelaan penasehat hukum terdakwa bahwa memang benar telah menyatakan bertaubat dihadapan tokoh-tokoh Islam dikantor Kepolisian Daerah Ibu Kota Jakarta sebagaimana keterangan saksi H. Said Agil Siraj dan saksa H.Agus Miftah namun bahwa bertobatnya terdakwa setelah atas yang bersangkutan dilakukan pengusutan menurut aturan hukum bahwa tindak pidana umum bukan delik aduan tidaklah dapat dihentikan pengusutannya dengan pertaubatan tersebut, bahwa terhadap pembelaan penasehat hukum terdakwa bahwa terdakwa dapat ditintut atas dakwaan pasal 156 huruf a KUHP. Mengenai taubat yang telah dilakukan terdakwa setelah terjadinya perbuatan pidana ini, majelis menilai bahwa perbuatan terdakwa tersebut haruslah didasari oleh suatu kesadaran mendalam bahwa terdakwa mengakui tekah terlanjur melakukan suatu perbuatan yang salah, perbuatan keliru dan sesat sehingga dengan kesadaran tersebut dia minta ampun kepada Tuhan. Bahwa ternyata dalam keterangan terdakwa dipersidangan dan dari uraian pembelaan terdakwa, ternyata terdakwa tidak sedikitpun mengakui bahwa apa yang telah dilakukannya adalah perbuatan yang salah dan keliru bahkan terdakwa dalam pembelaannya justru telah menyampaikan argumentasi kebenaran ajarannya tersebut sehingga majelis memandang bahwa perbuatan taubat yang dilakukan terdakwa tidaklah dapat menjadi alasan untuk meringankan bagi terdakwa. Berdasarkan bahwa terdakwa telah ditahan maka sesuai dengan ketentuan pasal 22 ayat 4 KUHAP, maka lamanya masa penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. Selanjutnya majelis hakim sesuai kewewenangannya dalam pasal 193 ayat 2 huruf b KUHAP menetapkan terdakwa tetap ditahan, oleh karena terdakwa telah dinyatakan bersalah dan dipidana maka akan dibebani pula untuk membayar biaya- biaya perkara. Berdasarkan keterangan saksi-saksi, alat bukti dan tuntutan jaksa penuntut umum serta pertimbangan-pertimbangan diatas maka hakim Majelis Hakim memutuskan: Menyatakan terdakwa Drs. H. Abdussalam alias Ahmad Mosaddeq alias Al Masih Al Mau’ud telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana dengan sengaja dimuka umum melakukan perbuatan yang pada pokoknya bersifat penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia dengan menjatuhkan pidana terhadap Drs. H. Abdussalam alias Ahmad Mosaddeq alias Al Masih Al Mau’ud dengan pidana penjara selama 4 tahun dan menetapkan lamanya terdakwa berada dalam tahanan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan serta menetapkan terdakwa tetap ditahan dan membebankan biaya perkara kepada terdakwa sebesar Rp.2000,- Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada hari jum’at tanggal 11 april 2008.

F. Analisis Yurisprudensi