D. Prinsip dan Tujuan Sanksi
1. Prinsip Dasar Sanksi
Perlu diperhatikan bahwa prinsip dasar sebuah sanksi dalam pandangan syariat terdiri dari dua prinsi dasar atau kaidah umum yaitu:
21
a. Bertujuan memerangi segala bentuk tindak kejahatan, tanpa
memperdulikan kondisi dan status pelaku. Maksud dari memerangi segala bentuk kejahatan, bertujuan untuk menjaga
kemaslahatan orang banyak dari segala tindak kejahatan. b.
Memperlihatkan kondisi dan status pelaku dengan tidak melupakan tujuan sanksi untuk memerangi segala bentuk kejahatan.
Maksudnya dengan memperlihatkan kondisi dan status pelaku, bertujuan sebagai pembenahan dan perbaikan baginya. Tidak dapat disangkal lagi bahwa
dua kaidah dasar ini terdapat perbedaan yang mendasar, satu sisi menjaga kemaslahatan orang banyak dari pelaku kejahatan berarti tidak memperdulikan
keadaan dan status pelaku, disisi lain memperhatikan kondisi dan status pelaku berarti akan meninggalkan penjagaan terhadap kemaslahatan orang banyak.
2. Tujuan Sanksi
Sanksi Uqûbah di dalam Islam telah terbukti mampu mencegah kejahatan, menjamin keamanan, keadilan dan ketenteraman bagi masyarakat. Sanksi-sanksi
yang dijatuhkan terhadap pelaku tindak kriminal berfungsi sebagai “jawâzir”
21
Abdul Qadir ‘Audah, al-Tasyri’ al-Jinâi al-Islâmi, Beirut: Muassasah al-Risalah, 1992, cet. Ke-II, juz 1, h. 813
pencegah, karena memiliki efek jera yang menghalangi orang lain untuk melakukan kejahatan yang sama.
22
Selain sebagai pencegah sanksi juga bertujuan sebagai penebus dosa seorang muslim dari azab Allah SWT dihari kiamat.
Tujuan berlakunya sanksi terhadap siapa saja yang melanggar perintah Allah SWT adalah untuk memperbaiki perilaku hamba, menjaganya dari
kerusakan , menyelamatkannya dari kebodohan, menunjukinya dari kesesatan, mencegahnya dari kemaksiatan dan menjadikannya taat dan patuh.
23
Allah SWT menurunkan syariat-Nya dan mengutus para rasul-Nya adalah untuk memberikan pendidikan kepada sekalian manusia dan mengarahkannya
kepada jalan yang benar. Ia menetapkan sanksi bagi siapa saja yang melanggar segala perintahnya untuk kemaslahatan mereka sendiri sekalipun mereka
membencinya. Mencegahnya dari perbuatan yang sesat meskipun mereka menyukainya.
Oleh karena itu, penetapan sanksi adalah untuk memperbaiki perilaku setiap individu, menjaga dan mengatur kepentingan orang banyak. Allah SWT dalam
menurunkan syariat-Nya berupa sekumpulan hukum-hukum, lalu memerintahkan kepada kita untuk melaksanakannya, tidak merasa dirugikan walaupun seluruh
manusia di muka bumi ini melanggar segala perintahnya, begitu juga ia tidak
22
httpimankpr.multiply.comjournalitem13Hukuman Mati2, diakses pada tanggal 02-05- 2009
23
Abdul Qadir ‘Audah, al-Tassyri’ al-Jinai al-Islami, Beirut: Muassasah al-Risalah, 1992, Cet. Ke-II, juz 1, h. 812
diuntungkan walaupun seluruh manusia di muka bumi ini mematuhi segala perintahnya.
Sanksi pidana Islam yang diberlakukan tentu saja jika memenuhi ketentuan syari’at akan berfungsi sebagai penebus dosa. Dengan begitu pelakunya tidak
akan disiksa di akhirat karena dosa kejahatan tersebut. Bagi orang yang mengimani kehidupan akhirat berikut pahala dan siksanya, sifat ini memberikan
dorongan besar baginya untuk mengakui kejahatan yang ia perbuat sekaligus menjalani hukuman dsengan penuh kerelaan bahkan dengan kegembiraan.
24
24
httpimankpr.multiply.comjournalitem13Hukuman Mati 2 , diakses pada tanggal 02-05- 2009
BAB III SANKSI PIDANA DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF
A. Pengertian Sanksi Pidana
Dalam membahas perihal hukum pidana, diantara persoalan penting yang mustahil dilewatkan begitu saja ialah perihal sanksi pidana atau hukuman
dihubungkan dengan berat ringannya kejahatan maupun berkenaan dengan tujuan sanksi pidana dikaitkan dengan perlindungan terhadap masyarakat khususnya pihak
korban. Sanksi pidana terdiri dari dua kata sanksi dan pidana. Kata sanksi berarti
tindakan hukum yang memaksa orang untuk menepati janji atau menaati hukum.
25
Sedangkan kata pidana berasal dari bahasa Sanskerta dalam bahasa Belanda disebut “straf” dan dalam bahasa inggris disebut “penalty” artinya hukuman.
26
Dalam kamus lain sanksi pidana bisa diartikan juga sebagai salah satu alat pemaksa guna ditaatinya suatu kaidah, undang-undang, norma-norma hukum.
25
Pius A Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 1994, h. 692
26
Subekti dan Tjitrosoedibyo, Kamus Hukum, Pradnya Paramita, 1990, h. 83