Niat Jahat Dasar Hukum Larangan Penistaan Agama

b Mengingkari Al-Qur’an dan Kandungannya Kekufuran itu terus berlaku atas siapa saja yang membuat ketetapan bahwa al-Qur’an itu bukanlah dari pada Allah SWT, melainkan adalah karya Muhammad, demikian juga orang yang mengingkari isi kandungan al-Qur’an, baik secara keseluruhan maupun secara perincian. c Murtad dengan Perkataan Murtad dengan perkataan seperti mengeluarkan kata-kata yang dapat menunjukan atau membawa kepada kekufuran, seperti mengingkari ketuhanan dengan mengatakan Allah SWT tidak ada atau mengingkari keesaan Allah SWT dengan mengatakan ada sekutu-sekutu bagi Allah SWT, mengaku menjadi Nabi, membenarkan orang yang menjadi nabi, mengingkari para Nabi-nabi dan Malaikat, mengingkari al-Qur’an dan sebagainya. d Murtad dengan Itikad Murtad dengan itikad bisa berlaku apabila seseoarang ini mempunyai itikad atau kepercayaan yang bertentangan dengan Islam, seperti meyakini alam ini tidak ada penciptanya, atau beritikad bahwa al-Qur’an bukan dari Allah dan Nabi Muhammad bukan utusan Allah.

2. Niat Jahat

Untuk mewujudkan kesalahan murtad, niat jahat merupakan unsur yang perlu. Ia mengertikan bahwa seseorang itu sengaja melakukan perbuatan atau perkataan kufur yang dia sendiri mengerti mengenai perbuatan atau perkataan itu. Dengan kata lain, tidak memadai semata-mata sengaja melakukan perbuatan atau perkataan kufur, tetapi juga ada niat kufur. 47 Dari penjelasan di atas, jelas bahwa orang yang telah melecehkan atau menghina Islam itu sudah termasuk orang yang dianggap murtad atau kufur. Dan hukuman bagi orang yang murtad menuru hukum Islam adalah hukuman mati. Dasar hukum ini berdasarkan kepada hadis Nabi sebagai berikut: ﺱ +, - ﺱ . 01 ﻡ - 3 1 456ی 8 09:; = 8? - ﺱ . 8 8 . =Aی 0 ﻡ 0B ﻡ C DEF G HI HI G ی= J K L ﻡ M 48 Artinya: “Dari Ibnu Mas’ud: Telah bersabda Rasulullah SAW: seorang muslim yang menyaksikan bahwa tidak ada Tuhan yang sebenarnya melainkan Allah; dan bahwasanya Nabi Muhammad pesuruhNya, ia tidak halal dibunuh kecuali karena salah satu dari tiga sebab; pertama orang perempuan yang sudah berkawin berzina, orang yang membunuh orang, dan ketiga orang yang keluar dari agamanyaagama Islam” H.R. Bukhari Hadis lain menyebutkan: - 3 +N O P +, - ﺱ - 3 ﺱ M K3 Q ی1 -= ﻡ RP M 49 Artinya: “Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa menukar agamanya maka bunuhlah ia.” H.R. Bukhari. 47 Faizah haji Ismail, Undang-Undang Jinayah Islam, Petaling Jaya, Selangor: Dewan Pustaka Islam, 1991, h. 246 48 Imam abi Husain Bin Hajaj Qusairi Nisaiburi, Mukhtasar Shohih Muslim, Beirut: Maktab al- Alami, 2000, cet ke-1, hadis ke 1023, h. 271 49 Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhori, Sahih al-Bukhori, Beirut: Dar al-fikr, 1401, jilid VIII, h. 50 Hukuman mati dalam kasus orang murtad telah disepakati tanpa keraguan lagi keempat mazhab hukum Islam. Namun kalau seseorang dipaksa mengucapkan sesuatu yang berarti murtad, maka dalam keadaan demikian dia tidak akan dihukum murtad. Jika ada seseorang mengatakan” seandainya fulan itu menjadi nabi, maka aku akan membenarkannya”, maka menurut al Muthi’i ia telah Murtad. Al Muthi’i telah merujuk perkataan imam Syafi’i yang mengatakan”. Ada beberapa orang yang murtad setelah Islam, mereka adalah Thalhah, Musailamah, ‘Ansa beserta para pengikut mereka”. Ulama dari kalangan mazhab Hanabilah memiliki pendapat yang serupa, Ibnu Khudamah al Muhgni 22181 rujukan mazhab Hambali, menyatakan, “barang siapa mengaku-ngaku sebagai nabi atau membenarkan seruannya, maka ia telah murtad”. Kekufuran para pengingkar syariat, tentu yang namanya nabi palsu menyeru hal-hal yang mungkar dan bathil, sebagai mana fakta yang terjadi dilapangan, mereka mengajak penganutnya untuk meninggalkan ajaran-ajaran Nabi Saw, seperti sholat, zakat atau ibadah-ibadah lain yang sudah disepakati kewajibanya dalam Islam atau menghalalkan apa yang diharamkan Allah serta mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah. Mengamalkan ajaran-ajaran mereka itu tidak sebatas maksiat biasa karena hal itu pun sudah masuk kewilayah kekufuran. Ibnu al Khudamah dalam al Mughni mengatakan, “begitu juga dihukumi murtad, bagi mereka yang mengingkari, dasar- dasar Islam seperti zakat, puasa, haji, karena dalil yang menunjukan fardhunya amalan-amalan itu hampir tidak bisa dihitung dan Ijma pun menyatakan hal yang serupa “, Tersebutkan dalam kitab Tafsir al Muhith SCP ﻡ 5TQ C . +? UVW ﺕ8 Y P4 . DZ[ ﻡ \ی=] Q 50 Artinya: Barang siapa mengatakan bahwa kenabian belum putus berakhir atau mengatakan bahwa wali lebih baik dari pada Nabi maka orang itu adalah kafir Zindiq. Firma Allah SWT tentang larangan penistaan agama : ﺥ_ CQ Z ﻡ 5PWی Q ` ی1 ﺱa b cKPی ﻡ ﻡ Y ی ﺱ R . - de Artinya : “ Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima agama itu daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. QS. Ali-Imran 3: 85 Sedangkan dalam hukum positif KUHP larangan penistaan agama tercantum pada pasal 156 a KUHP Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun, barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan : e. Yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia f. dengan maksud supaya orang tidak menganut agama apapun juga, yang bersendikan ke-Tuhanan Yang Maha Esa. 51 50 Ibid., h. 254 51 Moeljatno, S.H, Kitab undang-undang hukum pidana, h. 59

C. Unsur-Unsur Penistaan Agama