55 seperti CaSO
4
gipsum akan bereaksi terlebih dahulu membentuk ettringite sulfo aluminate
kristalnya berbentuk jarum. Dan barulah ketika gipsum telah habis bereaksi akan terbentuk CaO.Al
2
O
3
.H
2
O kaslium alumino hidrat dan terbentuk endapan gipsum CaSO
4
yang tidak larut air Mastuti, 2009.
4.1.4. Laju alir membran Fluks membran
Hasil pengukuran laju aliran membran pada tipe sampel Z
3
S dengan nilai 2,22 kg.h
-1
.m
-2
. Untuk keseluruhan tipe sampel membran memiliki fluks sebesar 0,40 kg.h
-1
.m
-2
; 1,41 kg.h
-1
.m
-2
dan 2,22, kg.h
-1
.m
-2
untuk masing- masing tipe sampel Z
1
S, Z
2
S dan Z
3
S. Sedangkan luas area membran adalah sebesar 29,7 cm
2
. Menurut Notodarmojo dan Deniva 2004 nilai fluks membran
mikrofiltrasi adalah lebih dari 50 kg.h
-1
m
-2
. Perbedaan yang cukup besar ini terjadi karena perbedaan gaya tekan yang diberikan umpan saat operasi. Gaya
tekan pada operasi membran mikrofiltrasi adalah kurang dari 2,0 Nm
2
atau 0,2 kgm
2
. Namun disini gaya tekan pada filtrasi membran zeolit ini tidak digunakan. Gaya dorongtekan membran ini didasarkan hanya pada gaya berat
umpan yang diubah menjadi tekanan hidrostatik yang nilainya sangat kecil. Tekanan hidrostatik untuk setiap 50 gram air yang diumpankan dalam tabung
filtrasi berdiamter 4,5 cm adalah sebesar P = ρ.g.h, yaitu sebesar 0,0314 kgm
2
atau 0,314 Nm
2
. Sehingga dengan tekanan awal sebesar itu laju perpindahan fluida amat lambat, dan terus akan melambat seiring dengan berkurangnya
jumlah umpan. Masalah penurunan laju fluks membran menurut Ariyanti
56 2009 juga dapat dipengaruhi oleh polaritas membran dan penyumbatan
permukaan pori membran. Pengukuran fluks laju alir persatuan luas membran mengisyaratkan
bahwa dengan densitas yang besar akan memberikan fluks membran yang kecil dan sebaliknya dengan densitas yang lebih rendah akan menghasilkan fluks
membran yang lebih tinggi, seperti tampak pada Gambar 15.
Gambar 15. Pengaruh persen berat zeolit terhadap fluks membran
4.1.5. Efisiensi pemisahan kekeruhan air
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kemampuan membran untuk menjernihkan air secara umum mendekati hasil
100 pada masing-masing tipe membran zeolit. Larutan umpan dengan konsentrasi 200 NTU telah berhasil terpisahkan oleh membran zeolit. Namun
terhadapat satu tipe sampel yaitu, Z
3
S yang memiliki persentase pemisahan kekeruhan air sebesar 99 , seperti ditunjukkan pada Tabel 9 berikut ini.
50 Z
1
S 66,67
Z
2
S 75
Z
3
S 0,5
1 1,5
2 2,5
Fl u
ks M
e mbr
a n
kg .j
a m
-1
.m
-2
Berat zeolit terhadap membran
57 Tabel 9. Pengaruh persen berat zeolit terhadap efisiensi pemisahan
kekeruhan air. Tipe
sampel Konsentrasi
Umpan NTU
Konsentrasi filtrat NTU efisiensi
Pemisahan membran
hasil pengukuran
Perhitungan 12x
1
+ x
2
R
2
Z
1
S 190
X1 0,26
0,27 99.8
X2 0,28
Z
2
S 190
X1 0,28
0,42 99,7
X2 0,57
Z
3
S 190
X1 0,69
1,17 99,3
X2 1,68
Koefisien linear R
2
: 0,99
Hasil penyaringan membran secara berturut –turut untuk tipe sampel Z
1
S, Z
2
S dan Z
3
S adalah 0,02, 0,07 dan 0,11 NTU. Hasil penjernihan air ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Notodarmojo dan Deniva
2004, yaitu berhasil menurunkan kekeruhan air waduk Saguling hingga 0,3 –
0,46 NTU menggunakan teknik filtrasi membran dead end. Selain itu menurut Awaluddin 2007 penggunaan bahan zeolit dan bahan
paduannya dapat digunakan untuk menjernihkan air tanah baik untuk sistem penyaringan skala besar maupun kecil. Jika dibandingkan dengan standar baku
mutu kualitas air minum Permenkes tahun 2002 untuk kekeruhan air maksimal adalah sebesar 5 NTU.
4.2. Pengaruh Persen Berat Zeolit Terhadap Karakteristik Kimia Membran.