Pemisahan ion Mn Pemisahan ion Mg

60 membran Z 2 S. Sementara untuk tipe Z 1 S dan Z 3 S mampu menurunkan konsentrasi Fe 2+ hingga mencapai 0,1 mgl.

4.2.2. Pemisahan ion Mn

2+ Berdasarkan hasil penyaringan ion Mn 2+ melalui ketiga tipe membran, diketahui bahwa tidak terdapat konsentrat logam Mn 2+ didalam filtrat, artinya telah terjadi pemisahan sempurna, yaitu 100 . Seperti tampak pada Tabel 11 berikut ini. Tabel 11. Pengaruh persen berat zeolit terhadap pemisahan ion Mn 2+ Tipe sampel Konsentrasi Umpan mgl Konsentrasi filtrat mgl efisiensi Pemisahan membran hasil pengukuran Perhitungan 12x 1 + x 2 R 2 Z 1 S 10 X1 Ttd 100 X2 Ttd Z 2 S 10 X1 Ttd 100 X2 Ttd Z 3 S 10 X1 Ttd 100 X2 Ttd Koefisien linear R 2 : 0,9989 Namun begitu belum dapat diketahui sejauh mana pengaruh perbandingan komposisi zeolit terhadap semen pada pembentukan membran ini. Namun dapat dipastikan pengaruh kehadiran zeolit berperan besar dalam melakukan kerja penyaringan logam Mn 2+ . Hal ini diperkuat oleh Rahman dan Hartono 2004 yang menggunakan zeolit alam tanpa perlakuan khusus untuk 61 menurunkan konsentrat Mn dalam sampel air tanah untuk keperluan air minum dan berhasil menurunkan konsentrasinya hingga 40 .

4.2.3. Pemisahan ion Mg

2+ Berdasarkan hasil uji pemisahan ion Mg 2+ terhadap ketiga tipe membran, diketahui hasilnya bervariasi, yaitu 69,4 , 86,2 dan 73,7 untuk masing- masing tipe membran Z 1 S, Z 2 S dan Z 3 S secara berurutan, seperti tampak pada Tabel 12 berikut ini. Maka berdasarkan nilai pemisahan membran yang diperoleh, belum dapat diketahui sejauhmana kemampuan membran mikrofilter zeolit memisahan ion Mg 2+ . Tabel 12. Pengaruh persen berat zeolit terhadap pemisahan ion Mg 2+ Tipe sampel Konsentrasi Umpan mgl Konsentrasi filtrat mgl efisiensi Pemisahan membran hasil pengukuran Perhitungan 12x 1 + x 2 R 2 Z 1 S 20 X1 6,50 6,13 69,4 X2 5,85 Z 2 S 20 X1 4,86 2,76 86,2 X2 0,62 Z 3 S 20 X1 6,47 5,26 73,7 X2 4,12 Koefisien linear R 2 : 0,9931 Sehingga belum dapat ditentukan keteraturan pola pemisahan yang terjadi, apakah sebanding dengan besarnya komposisi zeolit terhadap semen dalam struktur membran. Namun tetap dapat dipastikan pengaruh kehadiran zeolit berperan besar dalam melakukan kerja penyaringan ion Mg 2+ . Hal ini 62 diperkuat melalui hasil penelitian yang dilakukan oleh Astuti, dkk 2005 menggunakan zeolit alam Lampung yang dikemas dalam bentuk membran kolom dan hasilnya mampu menurunkan konsentrasi ion Mg 2+ hingga mencapai 50,5 dari 1240 mgl larutan umpannya. Sehingga jika dibandingkan dengan penelitian ini, yang menggunakan konsentrat umpan ion Mg 2+ sebesar 20 mgl, hasilnya menunjukan nilai efisiensi yang lebih besar. Hasil pengukuran konsentrasi Mg 2+ didalam filtrat adalah 6,13 mgl, 2,76 mgl dan 5,26 mgl masing-masing untuk tipe membran Z 1 S, Z 2 S dan Z 3 S. Sehingga kuat diduga bahwa kehadiran logam Mg 2+ didalam filtrat diakibatkan oleh terlarutnya bahan pembentuk campuran semen. Sebagai catatan bahwa komposisi senyawa Mg dalam semen tipe I adalah sebesar 5 SNI 15-2049, 2004. Dan seperti halnya pada senyawa Fe 2 O 3 ,senyawa MgO juga ditambahkan guna menurunkan suhu pembakaran saat proses pembentukan klinker semen Austin, 1985. Selanjutnya pada saat penggunaan semen hingga set pengerasan semen hardening, senyawa MgO terhidrasi menjadi senyawa MgOH 2 . Sehingga diduga Mg 2+ berasal dari bagian bawah membran yang tidak mengalami kontak langsung dengan umpan, namun ikut terbawa air pada bagian belakang membran yang berhadapan langsung dengan filtrat.

4.2.4. Pemisahan ion Ca