58 unsur-unsur  ini  tersaring.  Oleh  karena  membran  yang  dihasilkan  masih
memiliki dominasi sifat zeolit yang kuat. Maka dapat dikatakan bahwa proses pemisahan  yang  terjadi  pada  membran  adalah  didasarkan  atas  ukuran  partikel
dari  larutan  pengumpannya.  Dimana,  medan  elektrostatik  yang  kuat  di  dalam rongga-rongga zeolit menghasilkan interaksi yang sangat kuat dengan molekul
air, sehingga proses pemisahan atau separasi dapat terjadi.
4.2.1. Pemisahan ion Fe
2+
Hasil  pengukuran  pemisahan  ion  Fe
2+
untuk  masing-masing  tipe membran  adalah  96,4  ,  99,4    dan  99,2    secara  berurutan  untuk  sampel
Z
1
S, Z
2
S dan Z
3
S, seperti tampak pada Tabel 10 berikut ini. Tabel 10. Pengaruh persen berat zeolit terhadap pemisahan ion Fe
2+
Tipe sampel
Konsentrasi Umpan
mgl Konsentrasi filtrat mgl
Efisiensi Pemisahan
membran hasil pengukuran
Perhitungan 12x
1
+ x
2
R
2
Z
1
S 10
X1 0,12
0.36 96,4
X2 0,61
Z
2
S 10
X1 0,11
0.06 99,4
X2 0,01
Z
3
S 10
X1 0,14
0.08 99,2
X2 0,02
Koefisien linear R
2
: 0,9989
Perbedaan  persen  berat  zeolit  dan  semen  dalam  komposisi  membran belum memberikan informasi yang mencukupi, apakah pengaruhnya kuat atau
tidak  terhadap  pemisahan  ion  Fe
2+
.  Namun  dipastikan  pengaruh  kehadiran
59 zeolit  dalam  komposisi  membran  berperan  besar.  Hal  ini  dibuktikan  dengan
persentase  pemisahan  yang  mendekati  sempurna.  Penggunaan  zeolit  sebagai basis membran telah banyak dilakukan. Misalnya Rahman dan Hartono 2004
menggunakan  zeolit  alam  tanpa  perlakuan  khusus  untuk  menurunkan konsentrat Fe
2+
dalam sampel air tanah untuk keperluan air minum dan berhasil menurunkan  konsentrasinya  hingga  50  .  Istadi  dkk  2006  melakukan
pemisahan  Fe
2+
menggunakan  zeolit  alam  dan  hasilnya  mampu  menurunkan konsentrasi  Fe
2+
hingga  92,3.  Selain  itu,  Saifudin  dan  Astuti  2005 menggunakan  zeolit  yang  dikemas  dalam  bentuk  kolom  membran  berhasil
menurunkan kadar Fe
2+
air sumur hingga 94 . Meskipun  hasilnya  belum  menunjukkan  pola  hubungan  antara  persen
berat  zeolit  dan  semen,  namun  dapat  diduga  bahwa  adanya  konsentrat  Fe
2+
dalam filtrat dipengaruhi oleh komposisi bahan pembentuk semen dan kurang sempurnanya proses hidrasi membran. Seperti diketahui bahwa semen Portland
putih  white  portland  cement  mengandung  senyawa  Fe
2
O
3
maksimal  0,4  . SNI  15-0129-2004:  Semen  Portland  putih.  Menurut  Austin  1985  pada
umumnya  senyawa  tersebut  hanya  diperlukan  untuk  menurunkan  suhu pembakaran saat proses pembentukan klinker semen. Sehingga konsentrat Fe
2+
dalam filtrat diduga berasal dari bahan semen. Berdasarkan Permenkes RI No 492 Tahun 2002, konsentrasi  ion logam
Fe
2+
maksimum  yang  diizinkan  dalam  air  minum  adalah  0,3  mgl.  dengan demikian dari ketiga tipe membran hanya satu tipe sampel saja yang mendekati
nilai  setara  dengan  yang  ditetapkan  pemerintah  yaitu  0,3  mgl  untuk  tipe
60 membran  Z
2
S.  Sementara  untuk  tipe  Z
1
S  dan  Z
3
S  mampu  menurunkan konsentrasi Fe
2+
hingga mencapai 0,1 mgl.
4.2.2. Pemisahan ion Mn