50 zeolit alam Lampung densitasnya adalah 1,9-2,3 gcm
3
Astuti, 2007, Ginting, dkk, 2005 dan untuk semen Portland putih adalah 3,15 gcm
3
SNI: 15-0129-2004 Semen Portland Putih. Keadaan ini membuktikan bahwa
belum sempurnanya reaksi hidrasi dan pengerasan membran. Hal ini diketahui melalui dominasi sifat zeolit yang masih kuat dan nilai densitas
membran yang relatif rendah dibandingkan dengan densitas bahan penyusunnya.
Zeolit alam itu sendiri memiliki ruang kosong yang ditempati oleh udara dalam keadaan keringnya, dan ditempati oleh air dalam keadaan basah.
Semakin tinggi kerapatan densitas membran akan menyebabkan semakin luas kontak permukaan antar partikel terhadap perekatnya semen, sehingga
akan menghasilkan densits membran yang lebih tinggi. Selain itu juga tingkat keseragaman ukuran partikel mempengaruhi kerapatan. Ukuran partikel yang
seragam akan menghasilkan kerapatan yang lebih tinggi bila dibandingkan ukuran partikel acak. Namun sebaliknya, dengan kerapatan yang tinggi akan
menghasilkan rongga antar partikel pori yang lebih kecil.
4.1.2. Porositas Membran
Hasil pengukuran porositas diperoleh dari hasil pengukuran volume rongga antar partikel void space membran. Sehingga berdasarkan hasil
pengukurannya menunjukkan nilai yang bervariasi seperti halnya densitas membran. Secara berurutan persentase porositas membran terhadap
volumenya adalah 40 , 43 , dan 45 untuk tipe membran Z
1
S, Z
2
S dan Z
3
S seperti terlihat pada Gambar 13 berikut ini.
51 Gambar 13. Pengaruh persen berat zeolit terhadap porositas void
space membran.
Semakin besar persen zeolit terhadap semen, maka semakin besar pula porositas membran mikrofilter yang terbentuk. Hal ini terjadi karena
penggunaan faktor air semen yang besar yaitu 0,5. Umumnya produk semen menggunakan faktor air semen yang telah ditetapkan yaitu sebesar 0,40.
Namun begitu, menurut Swan 2008 penambahan faktor air semen wáter cement ratio
dapat meningkatkan porositas. Telah dikemukakan diatas bahwa densitas dan porositas berhubungan
satu sama lain, yaitu semakin besar densitas suatu benda akan memiliki rongga pori antar partikel yang lebih kecil. Hal inilah yang dimaksud
dengan pori membran pada penelitian ini, yaitu banyaknya ruang atau rongga antar partikel yang ditempati oleh air atau udara.
Porositas yang dimaksud adalah sebagai ruang kosong void space yang menempati suatu benda tiap satuan volume. Terbentuknya pori
membran erat kaitannya dengan ukuran partikel bahan, khususnya zeolit. Poerwadio dan Masduqi 2004 menyatakan bahwa zeolit dengan pori yang
besar akan menghasilkan penyerapan yang besar pula, sehingga semakin kecil
50 Z
1
S 66,67
Z
2
S 75
Z
3
S 10
20 30
40 50
60
p or
os itas
me mbr
a n
Berat zeolit terhadap membran
52 ukuran butir zeolit akan menghasilkan tingkat penyerapan khususnya ion
logam yang semakin besar. Porositas yang dituju pada penelitian ini adalah banyaknya volume ruang
kosong yang direpresentasikan sebagai jumlah massa atau volume air yang terserap pada membran. Karena densitas air adalah 1 gml, sehingga nilai
massa sama dengan nilai volumenya. Porositas dihitung berdasarkan volume air yang terserap pada permukaan membran proses adsorpsi dan
terinfiltrasinya air pada makropori zeolit proses absorpsi per satuan volume teoritis membran.
4.1.3. Kapasitas penyimpanan air