Kerugian jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja jumlahnya cukup besar dimana dapat mempengaruhi produktivitas pekerja.
2 Kerugian produksi
Kecelakaan kerja membawa kerugian terhadap proses produksi akibat kerusakan danatau cedera pada pekerja. Perusahaan tidak dapat berproduksi
untuk sementara waktu sehingga mengalami kehilangan peluang untuk mendapatkan keuntungan.
3 Kerugian sosial
Kecelakaan kerja dapat menimbulkan dampak sosial baik terhadap keluarga korban maupun lingkungan sosial. Jika seorang pekerja mengalami
kecelakaan kerja, maka keluarganya akan merasa menderita. Jika korban kecelakaan kerja mengalami cacat atau kematian, maka keluarganya akan
kehilangan sumber kehidupan sehingga terlantar dan menimbulkan kesengsaraan.
4 Citra dan kepercayaan konsumen
Kecelakaan kerja menimbulkan citra negatif bagi perusahaan karena dinilai tidak memperdulikan keselamatan dan kesehatan pekerja maupun kondisi
kelestarian lingkungan. Citra perusahaan sangat penting dimana menentukan kemajuan suatu usaha produksi.
2.2 Bahaya Kerja
2.2.1 Definisi Bahaya Kerja Bahaya atau hazard merupakan sumber yang berpotensi menimbulkan
kerugian baik luka terhadap manusia, penyakit, kerusakan properti, lingkungan, atau kombinasinya. Menurut OHSAS 18001 dalam Suma’mur 2014 bahaya
adalah sumber, situasi, atau tindakan yang berpotensi menimbulkan kerugian dalam hal luka atau penyakit terhadap manusia. Sedangkan menurut Frank Bird
dalam Ramli 2011 disebutkan bahwa “a hazards is source of potential harm in
term of human injury, ill-health, damage to property, the environment, or a combination of these”.
Bahaya adalah segala sesuatu termasuk situasi atau tindakan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau cidera pada manusia, kerusakan, dan
gangguan lainnya. Bahaya merupakan sifat yang melekat inherent dan menjadi bagian dari suatu zat, sistem, kondisi, atau peralatan. Bahaya menjadi sumber
terjadinya kecelakaan atau insiden baik yang menyangkut manusia, properti, dan lingkungan.
2.2.2 Macam Bahaya Kerja Ada beberapa jenis bahaya yang ada di perusahaan khususnya yang
bergerak di bidang industri. Jenis bahaya tersebut menurut Ramli 2013 antara lain yakni :
a. Bahaya fisik danatau mekanis
Bahaya kerja yang bersumber dari peralatan mekanis atau benda bergerak antara lain seperti mesin potong, mesin bubut, mesin pengaduk, dan lain
sebagainya. Dari peralatan tersebut, kemudian akan terbentuk bahaya fisis meliputi kebisingan yang bisa menyebabkan ketulian sementara dan permanen,
tekanan yang menyebabkan ketulian permananen dan Caisson disease, suhu yang bisa menyebabkan hyperprexia, heat stroke, dan heat cramps oleh karena
suhu tinggi serta kekakuan dan radang akibat suhu rendah, penerangan yang kurang baik menyebabkan kelainan pada mata, radiasi meliputi sinar rontgen
atau sinar radioaktif yang bisa menyebabkan kelainan pada kulit, mata, dan susunan darah, serta getaran yang bisa menyebabkan penyakit Carpal Tunnel
Syndrom CTS. b.
Bahaya biologis Bahaya kerja biologis mencakup bahaya yang bersumber dari hewan fauna
maupun tumbuhan flora. Bahaya ini dapat ditemukan pada industri yang bergerak di bidang produksi makanan, farmasi, pertanian, pertambangan, dan
lain-lain. Contoh bahaya biologis yakni penyakit antraks atau Brucella dari hewan dan racun dari tumbuhan yang menyebabkan alergi.
c. Bahaya kimia
Bahaya kerja yang bersumber dari kandungan bahan kimia yang berpotensi memiliki sifat mudah terbakar, mudah meledak, beracun, iritan, dan polutan
pencemaran lingkungan. Bahaya kimia ini meliputi debu dan serbuk yang bisa menyebabkan penyakit pada saluran pernafasan, kabut dari racun serangga
yang menimbulkan keracunan, gas seperti monoksida, hidrogen sulfida yang bisa menyebabkan keracunan, uap yang bisa menyebabkan keracunan atau
penyakit kulit, serta cairan beracun. d.
Bahaya ergonomi Bahaya kerja yang berasal dari konstruksi mesin atau peralatan yang tidak
sesuai dengan mekanisme tubuh manusia, sikap kerja yang menyebabkan kelelahan dan kelainan fisik, serta cara kerja yang membosankan dan
melelahkan. e.
Bahaya psikososial Bahaya kerja yang bersumber dari kondisi psikologis kejiwaan pekerja
maupun hubungan interaksi antara satu orang pekerja dengan yang lainnya. Wujud dari bahaya psikososial ini yakni adanya stres kerja, kecerobohan,
hingga rendahnya kebiasaan penerapan K3. Hal tersebut dikarenakan proses kerja yang rutin dan membosankan, hubungan kerja yang terlalu menekan atau
sangat menuntut, serta suasana kerja yang serba kurang aman.
2.2.3 Sumber Informasi Bahaya Bahaya dapat diketahui dengan berbagai cara dan berasal dari berbagai
sumber meliputi peristiwa atau kecelakaan kerja yang pernah terjadi, pemeriksaan tempat kerja, wawancara, informasi dari perusahaan, data keselamatan bahan
material safety data sheet-MSDS, dan lain-lain. Adapun penjelasan terkait sumber bahaya yang berasal dari kejadian kecelakaan kerja yakni sebagai berikut
Ramli, 2013 :
a. Informasi kecelakaan kerja bertujuan agar setiap orang belajar dari kejadian
yang telah terjadi sebelumnya. Tujuannya yakni agar tidak terulang kembali peristiwa yang sama.
b. Informasi yang didapatkan dari data kecelakaan meliputi :
1 Lokasi kejadian
2 Peralatan atau alat kerja
3 Pekerja yang terlibat dalam kecelakaan
4 Data korban berkaitan dengan usia, pengalaman, pendidikan, masa kerja,
kondisi kesehatan, serta kondisi fisik 5
Waktu kejadian 6
Bagian badan yang mengalami cedera 7
Keparahan kejadian kerugian yang ditimbulkan
2.3 Risiko Kerja