2.1.3 Mitos Pemberian ASI Eksklusif
Banyak mitos tentang menyusui membuat ibu menjadi kurang percaya diri untuk memberikan ASI kepada bayinya. Mitos tersebut tidak beralasan dan
membuat ibu menjadi memilih berhenti untuk menyusui dan memilih memberi susu formula sebagai alternatif. Mitos-mitos tersebut antara lain yaitu:
1. Menyusui menyebabkan kesukaran menurunkan berat badan
Data membuktikan bahwa menyusui dapat membantu ibu menurunkan berat badan lebih cepat dari pada yang tidak memberikan ASI secara eksklusif. Sebab
dengan menyusui timbunan lemak yang terjadi pada waktu hamil akan dipergunakan dalam proses menyusui, sedangkan wanita yang tidak menyusui
akan sukar untuk menghilangkan timbunan lemak yang khusus dipersiapkan tubuh untuk menyusui.
2. Menyusui merubah bentuk payudara
Sebenarnya yang merubah bentuk payudara adalah kehamilan, bukan menyusui. Kehamilan menyebabkan dikeluarkannya hormon-hormon dan
menyebabkan terbentuknya air susu yang mengisi payudara. Payudara yang sudah pernah terisi oleh air susu, tentu akan berbeda bentuknya dengan payudara yang
belum pernah terisi air susu. Besarnya perubahan bentuk payudara sangat tergantung dari turunan herediter, usia, dan juga oleh penambahan berat badan
pada waktu hamil. 3.
ASI belum keluar pada hari-hari pertama sehingga perlu ditambah dengan susu formula
Pada hari pertama sebenarnya bayi belum memerlukan cairan atau makanan, sehingga belum diperlukan pemberian susu formula atau cairan lain sebelum ASI
Universitas Sumatera Utara
keluar “cukup” cairan prelactal feeding. Bayi usia 30 menit harus disusukan pada ibunya, bukan untuk pemberian nutrisi tetapi untuk belajar menyusui atau
membiasakan menghisap puting susu, dan juga guna mempersiapkan ibu untuk memproduksi ASI. Gerakan reflex untuk menghisap pada bayi baru lahir akan
mencpai puncaknya pada waktu berusia 20 – 30 menit, sehingga apabila terlambat menyusui, reflex ini akan berkurang dan tidak kuat lagi sampai beberapa jam
kemudian. Pemberian prelactal feeding sebetulnya tidak diperlukan, karena akan
merugikan ibu, yaitu ASI ibu akan lebih lambat terbentuknya karena bayi tidak cukup kuat menghisap dan merugikan bayi sebab bayi akan kurang mendapat
kolostrum. Bila bayi kurang atau tidak mendapat kolostrum, akan lebih sering menderita mencret atau penyakit lain terutama bila susu formula atau cairan
prelactal lainnya tercemar. Selain itu bila cairan prelactal diberikan dengan dot, kemungkinan bayi akan mengalami kesukaran minum pada puting susu ibunya.
4. Ibu bekerja tidak dapat memberikan ASI eksklusif
Pada ibu bekerja, cara lain untuk tetap dapat memberikan ASI eksklusif pada bayinya adalah dengan memberikan ASI perah pada bayi selama ibu bekerja.
Selama ibu di tempat bekerja, sebaiknya ASI diperah minimum 2 x 15 menit. Memerah ASI sebaiknya hanya menggunakan jari tangan, tidak menggunakan
pompa yang berbentuk terompet. ASI perah tahan 6 – 8 jam di udara luar, 24 jam didalam termos berisi es batu, 48 jam dalam lemari es, dan 3 bulan apabila berada
dalam freezer. Dengan bantuan “ Tempat Kerja Sayang Ibu”, yaitu tempat kerja yang memungkinkan karyawati menyusui secara eksklusif, keberhasilan ibu
bekerja untuk memberikan ASI eksklusif akan menjadi lebih besar lagi.
Universitas Sumatera Utara
5. Payudara kecil tidak menghasilkan cukup ASI
Besar atau kecilnya bentuk payudara tidak menentukan banyak atau sedikitnya produksi ASI, karena payudara yang besar hanya mengandung lebih
banyak jaringan lemak dibandingkan dengan payudara yang kecil. Sedangkan air susu dibentuk oleh jaringan kelenjar pembentuk ASI alveoli dan bukan jaringan
lemak. 6.
ASI yang pertama keluar harus dibuang karena kotor ASI yang keluar pada hari ke-1 sampai dengan hari ke-5 dan hari ke-7
dinamakan kolostrum atau susu jolong. Cairan jernih kekuningan ini mengandung zat putih telur, atau protein dalam kadar yang tinggi, zat anti infeksi, atau zat daya
tahan tubuh immunoglobulin, dalam kadar yang lebih tinggi dari pada susu mature, disamping itu juga mengandung laktosa, atau hidrat arang dan lemak
dalam kadar yang rendah sehingga mudah dicerna. Volume kolostrum bervariasi antara 10 cc sampai 100 cc perhari. Volume yang
rendah ini memberikan beban yang minimal bagi ginjal bayi yang belum matang. Tugas utama kolostrum adalah melindungi bayi terhadap penyakit-penyakit
infeksi selain sebagai nutrisi. 7.
Bayi tidak cukup dapat ASI karena minum banyak Umumnya bayi yang kurang mendapat ASI bukan karena ibu yang tidak
dapat memproduksi ASI sebanyak yang diperlukan bayi, tetapi justru bayi yang tidak dapat menghisap sebanyak yang diperlukannya. Produksi ASI dirangsang
oleh pengosongan payudara. ASI diproduksi sesuai dengan kebutuhan bayi. Selama bayi masih membutuhkan ASI, selama itu juga payudara ibu akan tetap
memproduksi ASI. Apabila bayi berhenti menyusui dengan cara menghisap, maka payudara ibu juga akan berhenti memproduksi ASI.
Universitas Sumatera Utara
8. Ibu kurang gizi, kualitas ASI kurang baik
Sampai dengan batas tertentu, kualitas dan kuantitas ASI akan tetap dapat dipertahankan, walaupun harus dengan mengorbankan gizi ibu. Kualitas ASI baru
berkurang apabila ibu menderita kekurangan gizi tingkat ke-3, sedangkan kualitas ASI masih tetap dipertahankan sampai tingkat kekurangan gizi ibu lebih lebih dari
derajat ini. 9.
ASI mengandung residu pestisida dioxin, DDT, PCBs dan bahan beracun Banyak ibu-ibu yang gelisah dengan adanya laporan yang menakutkan
tentang tercemarnya selain susu formula juga ASI oleh zat beracun seperti dioxin atau logam berat yang berbahaya yang akan membahayakan kesehatan bayinya.
Sebenarnya tidak ditemukan bukti-bukti secara kedokteran adanya bayi yang sakit karena disusui oleh ibu yang mengandung zat-zat beracun ini.
10. Seorang ibu harus mencuci putingnya setiap kali sebelum memulai menyusui
Pemberian susu formula kepada seorang bayi memang harus sangat memperhatikan faktor-faktor kebersihan, karena susu formula merupakan tempat
yang baik untuk berkembang biaknya bakteri dan juga rentan terhadap kontaminasi. Membersihkan atau mencuci puting akan dapat menghilangkan
minyak-minyak alami yang melindungi puting dari resiko lecet karena puting kering.
2.1.4 Stadium ASI Menurut Masa Laktasi