b. Pupuk kalium
TKKS dapat dibakar dan akan menghasilkan abu tandan. Abu tandan tersebut ternyata memiliki kandungan 30-40 K
2
O, 7 P
2
O5, 9 CaO, dan 3 MgO. c.
Bahan serat TKKS juga menghasilkan serat yang kuat dapat digunakan untuk berbagai hal,
diantaranya serat sebagai pengisi bahan jok mobil dan matras, polipot, dan bahan pengepak industri. Yan Fauzi, 2002
2.7. Koagulasi
Koagulasi adalah peristiwa destabilisasi partikel-partikel koloid dalam larutan. Partikel-partikel tersebut membentuk lapisan secara kimia yang kemudian diikuti
dengan flokulasi. Zat-zat kimia yang digunakan untuk mendestabilkan partikel koloid disebut dengan koagulan.
Koagulan yang paling umum dan sering digunakan adalah alum aluminium sulfat dan garam-garam dari senyawa besi. Karakteristik dari kation multivalensi
adalah mempunyai kemampuan menarik koagulan ke muatan partikel koloid Proste, 1997.
Pada dasarnya koagulasi disebabkan oleh ion-ion yang muatannya berlawanan dengan partikel koloid, dalam hal ini ion-ion koagulan yang bermuatan positif akan
menetralisir muatan negatif partikel koloid yang menyebabkan dapat mengurangi gaya tolak-menolak antara partikel-pertikel koloid sehingga terjadi pengendapan Robert,
1986. Koagulan pada umumnya dikategorikan atas dua jenis yaitu koagulan organik
senyawa polielektrolit yang larut dalam air dan koagulan anorganik garam-garam dari logam trivalen dan diavalen. Ferri Klorida FeCl
3
merupakan koagulan anorganik yang lebih efektif digunakan untuk mensuspensikan padatan dan pengotor
lainnya dalam pengolahan limbah Patent-6306308, 2001.
Universitas Sumatera Utara
Proses Koagulasi
Destabilisasi partikel koloid di kontrol oleh repulse lapisan rangkap listrik dan antaraksi Van der Walls. Empat metode yang digunakan untuk menggambarkan
proses ini adalah : penekanan lapisan rangkap listrik double layer, netralisasi muatan, penjaringan partikel dalam endapan, dan pembentukan jembatan antar
partikel. Ketika konsentrasi dari ion pusat di dalam medium dispersi adalah kecil,
ketebalan lapisan rangkap listrik adalah besar. Dua partikel koloid yang berdekatan tidak bisa bersatu dengan yang lain disebabkan adanya lapisan rangkap listrik yang
tebal, oleh karena itu koloidnya stabil. Namun, ketika konsentrasi ditingkatkan, kuatnya tarikan di antara muatan pertama dan ion pusatnya ditingkatkan sehingga
menyebabkan lapisan rangkapnya berrkurang. Lapisan ini kemudian ditekan secukupnya dengan dilanjutkan penambahan ion pusat.
Muatan koloid dapat dinetralkan secara langsung dengan penambahan ion yang mempunyai muatan yang berlawanan yang mempunyai kemampuan
mengadsorbsi permukaan koloid. Karakteristik beberapa kation dari garam-garam logam seperti Al III dan Fe
III adalah membentuk endapan ketika ditambahkan ke dalam air. Untuk endapan yang terjadi ini, partikel koloid mengalami nukleasi yaitu pembungkusan koloid
sehingga membentuk endapan. Metode yang terakhir adalah pembentukan jembatan antar partikel. Sebuah
jembatan molekul akan mengikat sebuah partikel koloid pada daerah yang aktif dan partikel koloid kedua pada daerah yang lain. Sisi yang aktif menunjukan molekul
dimana partikelnya diikat dengan ikatan kimia dari koloid yang terjadi sehingga menyebabkan diikatnya koloid sehingga terjadi proses koagulasi Sincero, 1990.
Universitas Sumatera Utara
2.8. Flokulasi