Proses Elektrokoagulasi Reaksi pada Anoda

Fe 2+ + 2e → Fe Mn 2+ + 2e → Mn

2.9.2. Reaksi pada Anoda

Elektroda pada anoda, dioksidasi bereaksi diubah menjadi ionnya. Contoh : Al → Al 3+ + 3e Zn → Zn 2+ + 2e Dalam sistem elektrokimia dengan anoda terbuat dari aluminium, beberapa kemungkinan reaksi elektroda dapat terjadi sebagai berikut : Anoda : Al → Al 3+ + 3e Katoda : 2 H 2 O + 2e → H 2 + 2OH ‾ 2 H + + 2e → H 2 O 2 + 4H + + 4e → 2H 2 O Sunardi, 2007.

2.10. Proses Elektrokoagulasi

Elektrokoagulasi adalah suatu proses teknologi elektrokimia yang popular untuk digunakan pada pengolahan limbah. Proses elektrokoagulasi disusun meliputi proses equalisasi, elektrokimia, sedimentasi dan proses filtrasi. Proses equalisasi dimaksudkan untuk menyeragamkan limbah cair yang akan dioalah, terutama kondisi pH, pada tahap ini tidak terjadi reaksi kimia. Pada proses elektrokimia akan terjadi pelepasan Al 3+ dari plat elektroda anoda sehingga membentuk flok AlOH 3 yang mampu mengikat kontaminan dan partikel- partikel dalam limbah. Proses elektrokoagulasi dilakukan pada bejana elektrolisis Universitas Sumatera Utara yang di dalamnya terdapat dua penghantar arus listrik searah yang disebut elektroda, yang tercelup dalam larutan limbah sebagai elektrolit. Apabila dalam suatu elektrolit ditempatkan dua elektroda dan dialiri arus listrik searah, maka akan terjadi peristiwa elektrokimia yaitu gejala dekomposisi elektrolit, yaitu ion positif kation bergerak kekatoda dan menerima elektron yang direduksi dan ion negatif anion bergerak ke anoda dan menyerahkan elektron yang dioksidasi Ni’am,M.F.2007 Elektrokoagulasi adalah suatu proses teknologi elektrokimia yang populer untuk digunakan pada pengolahan air limbah. Proses elektrokoagulasi disusun meliputi proses equalisasi, elektrokimia, sedimentasi dan proses filtrasi. Proses equalisai dimaksudkan unutk menyeragamkan limbah cair yang akan dioalah terutama kondisi pH, pada tahap ini tidak terjadi reaksi kimia. Pada proses elektrokimia akan terjadi pelepasan Al 3+ dari plat elektroda anoda sehingga membentuk flok AlOH 3 yang mampu mengikat kontaminan dan partkel-partikel dalam limbah. Proses elektrokoagulasi dilakukan pada bejana elektrolisis yang di dalamnya terdapat dua penghantar arus listrik searah yang disebut elektroda, yang tercelup dalam larutan limbah sebagai elektrolit. Apabila dalam suatu elektrolit ditempatkan dua elektroda dan dialiri arus listrik searah, maka akan terjadi peristiwa elektrokimia yaitu gejala dekomposisi elektrolit, yaitu ion positif kation bergerak ke katoda dan menerima elektron yang direduksi dan ion negatif anion bergerak ke anoda dan menyerahkan elektron yang dioksidasi. Sunardi, 2007. 2.10.1. Keuntungan Elektrokoagulasi - Elektrokoagulasi menggunakan peralatan yang sederhana dan mudah dioperasikan - Pengolahan air limbah dengan elektrokoagulasi menghasilkan air yang bersih, warna dan baunya berkurang. - Endapan yang terbentuk dari proses elektrokoagulasi lebih mudah dipisahkan dari air. Universitas Sumatera Utara - Flok-flok yang terbentuk dengan elektrokoagulasi memiliki persamaan dengan flok-flok kimia. - Hasil elektrokoagulasi dapat menurunkan total padatan. - Proses elektrokoagulasi dapat memindahkan partikel-partikel koloid yang lebih kecil. - Proses elektrokoagulasi dapat diatur arus listriknya. 2.10.2. Kerugian Elektrokoagulasi - Elektrodanya dapat terlarut sehingga dapat mengakibatkan terjadinya oksidasi - Penggunaan arus listrik yang mahal. - Pada berbagai sistem elektrokoagulasi, lapisan oksida dapat membentuk katoda dan pengaturan unit elektrokoagulasi kurang efisien. http:en.wikipedia.org.wikielektrocoagulation, 2008

2.11. COD Chemical Oxygen Demand