BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan yang berkembang pesat di Indonesia. Pada tahun 2015 diperhitungkan kelapa sawit di Indonesia akan mencapai 3,3 juta ha
dan produksi tahun 2010 hampir 9,7 juta ton CPO. Dengan bertambah pesatnya pertumbuhan industri kelapa sawit akan meningkatkan pendapatanperekonomian
negara. Perkembangan industri pengolahan kelapa sawit juga akan mengakibatkan pengoperasian pabrik kelapa sawit yang meningkat dan juga akan menimbulkan
dampak negatif yang besar pula, yaitu banyaknya limbah yang akan dihasilkan dan dibuang ke Badan Air.
Masalah pencemaran lingkungan dan kemusnahan sumber daya alam menjadi masalah utama yang dihadapi oleh hampir semua negara pada saat ini. Di antara pencemaran
tersebut di atas didapati bahwa pencemaran air telah menjadi salah satu dari pada masalah utama yang dihadapi oleh masyarakat dewasa ini. Banyak dari beberapa
indusri yang ada sekarang ini tidak memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL yang tidak sesuai dengan standart yang ditetapkan oleh Mentri Negara Lingkungan
Hidup. Air buangan dari industri yang tidak sesuai dengan standard baku mutu air buangan
yang ditetapkan oleh Mentri Negara Lingkungan Hidup tersebut akan dapat menyebabkan pencemaran pada Badan Sungai dan juga akan berdampak buruk
terhadap penduduk setempat atau lingkungan sekitar daerah aliran sungai. Limbah cair yang dihasilkan pabrik pengolahan kelapa sawit berasal dari air drab, air
kondensat, air cucian pabrik, air hidrocyclone atau claybath dan sebagainya. Jumlah
Universitas Sumatera Utara
air buangan tergantung pada sistem pengolahan, kapasitas olah dan keadaan peralatan klarifikasi.
Air buangan kondensor umumnya 60 terhadap TBS Tandan Buah Sawit yang diolah, akan tetapi ini dipengaruhi oleh: Jumlah air pengencer yang digunakan
pada vibrating screen atau pada screw press, sistem dan instalasi yang digunakan dalam stasiun klarifikasi yaitu klarifikasi yang menggunakan decanter menghasilkan
air limbahnya kecil dan juga efesiensi pengutipan minyak dan air limbah yang rendah akan mempengaruhi karakteristik limbah cair yang dihasilkan Dr.Ir Ponten, 1998
Penelitian mengenai metode elektrokoagulasi telah dilakukan oleh Sunardi 2007, yang meneliti pengaruh tegangan listrik dan kecepatan alir terhadap hasil
pengolahan limbah cair yang mengandung logam Pb, Cd, dan TSS Total Suspended Solid dengan menggunakan alat elektrokoagulasi. Penelitian ini juga digunakan
beberapa peneliti dengan penambahan beberapa bahan koagulan seperti PAC ke beberapa limbah industri.
Hal ini yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang pengolahan limbah yang lebih mudah, efesien dan praktis, dengan penambahan
koagulan tawas alum dengan objek penelitian ialah limbah cair pabrik kelapa sawit yang terdapat pada kolam terakhir.
1.2. Permasalahan