BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya dikarenakan faktor ketidakpastian atau ketidaksempurnaan informasi saja. Namun masih terdapat penyebab lainnya seperti
banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap pilihan – pilihan yang ada, dengan beragamnya kriteria pemilihan dan jika pembuat keputusan yang lebih dari satu
merupakan suatu bentuk penyelesaian masalah yang sangat kompleks. Adapun metode yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan multikriteria tersebut dikenal
dengan metode proses analisis hirarki Analytical Hierarchy Process – AHP
Untuk pertama kali metode AHP diperkenalkan oleh Thomas L Saaty pada periode 1971 – 1975 ketika di Warston School. Pengembangannnya mendasarkan pada
kemampuan “judgment” manusia untuk mengkontruksi persepsi secara hirarkis dari sebuah persoalan keputusan multikriteria. Struktur yang hirarkis ini merepresentasikan
tipe hubungan ketergantungan fungsional yang paling sederhana dan berurutan sehingga mempermudah mendekomposisikan persoalan multikriteria yang kompleks menjadi
elemen – elemen keputusannya. Hirarki bersifat linear dan distrukturkan mulai dari elemen keputusan yang bersifat umum misalnya goals, objektif, kriteria dan subkriteria
sampai ke variabel atau faktor yang paling konkrit dan mudah terkontrol pada level hirarki terbawah yaitu alternatif keputusan.
Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process AHP, 2009.
Dalam suatu hirarki yang lengkap, setiap elemen keputusan dihubungkan dengan elemen lain pada level yang lebih atas atau level yang dibawahnya. Pada level hirarki
pertama adalah objektif goal keputusan yang ingin dicapai. Elemen keputusan pada hirarki di level kedua adalah sejumlah atribut atau kriteria untuk evaluasi preferensi
keputusan. Pada level ini kita membuat “judgment” perbandingan “preferensi” mana yang lebih besar tingkat kepentingannya antara kriteria yang satu dengan yang lain untuk
mencapai goal yang sudah ditetapkan. Skala perbandingan “judgment” yang berpasangan pairwise comparison matrix untuk masing – masing elemen dapat
diproleh. Pada level hirarki terbawah alternatif keputusan mengacu pada kriteria pada level di atasnya, pengambil keputusan diminta lagi menetapkan perbandingan
“judgment”- nya dan preferensi untuk alternatif keseluruhan secara berpasangan. Objektif
dari penggunaan metode multikriteria AHP adalah untuk menetapkan bobot kepentingan relatif masing – masing kriteria, kemudian kriteria ini akan digunakan sebagai dasar
acuan untuk evaluasi penetapan prioritas relatif pada level hirarki di bawahnya alternatif keputusan.
Umumnya pada saat pengambil keputusan menetapkan pembobotan relatif antar elemen keputusan dalam metode AHP dilakukan dalam evaluasi lingkungan keputusan
yang samar dan subyektif, misalnya saat harus menetapkan intensitas pembobotan kualitatif kriteria seperti “sama” penting, “cukup” penting, “lebih” dan “sangat”
penting.
Terdapat banyak usulan pendekatan untuk melakukan estimasi bobot prioritas relatif dalam metode AHP. Pendekatan “least square” diusulkan oleh Jensen 1984,
metode “logarithmic least square” diusulkan oleh de Jong 1984, juga penggunaan teknik linear programming dikemukaan oleh Korhonen dan Wallenius 1990. Pada
praktiknya metode yang paling umum dipakai untuk melakukan estimasi bobot prioritas relatif dalam AHP adalah pendekatan eigenvector seperti yang dikembangkan pertama
kali oleh Saaty Saaty 1977; Vargas 1990; Saaty 1990.
Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process AHP, 2009.
Analisisis sensitivitas dapat dipakai untuk memprediksi keadaan apabila terjadi
perubahan yang cukup besar, misalnya terjadi perubahan bobot prioritas atau urutan prioritas dan kriteria karena adanya perubahan kebijaksanaan. Berubahnya bobot prioritas
menyebabkan berubahnya urutan prioritas yang baru dan tindakan apa yang perlu dilakukan.
Dengan latar belakang inilah penulis memilih judul “Analisis Sensitivitas dan Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process
AHP”.
1.2 Perumusan Masalah