3.6 Perhitungan Total RangkingPrioritas Global
3.6.1 Faktor Evaluasi Total
Dari  seluruh  evaluasi  yang  dilakukan  terhadap  faktor  –  faktor    proses  balajar  mengajar, lingkungan  pergaulan,  kehidupan  sekolah  secara  umum  dan  kualifikasi  yang  diminta
sekolah diperoleh factor evaluasi total sebagai berikut :
Tabel 3.16 Matriks Faktor Evaluasi Total
Faktor PBM
LP KS
KUA A
0, 158 0, 490
0, 132 0, 538
B 0, 588
0,197 0, 210
0, 306 C
0, 251 0. 311
0, 654 0, 117
3.6.2 Total RangkingPrioritas Global
Total rangkingprioritas global diperoleh dengan mengalikan matriks faktor evaluasi total dengan matriks pembobotan hirarki, yaitu :
Dari  hasil  perhitungan  diatas  diperoleh  urutan  prioritas  global  yaitu  sekolah  B  menjadi prioritas utama 40, 3, kemudian sekolah A 31, 3 dan sekolah C 26, 7.
 
 
 
 
 
=
 
 
 
 
 
 
×
 
 
 
 
 
267 ,
403 ,
313 ,
146 ,
046 .
312 ,
493 ,
117 ,
654 ,
311 ,
251 ,
306 ,
210 ,
196 ,
588 ,
538 ,
132 ,
490 ,
158 ,
Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process AHP, 2009.
3.7 Analisis Sensitivitas AHP Pada Bobot Prioritas Kriteria Keputusan
Untuk  menentukan  total  rangkingprioritas  global,  matriks  diatas  dapat  juga ditunjukkan seperti tabel berikut :
Tabel 3.17 Prioritas Global Pemilihan Sekolah Terbaik
Kriteria PBM
LP KS
KUA Bobot
0, 493 0, 312
0, 046 0, 146
Prioritas Global
A 0, 158
0, 490 0, 132
0, 538 0, 313
B 0, 588
0,197 0, 210
0, 306 0, 403
C 0, 251
0. 311 0, 654
0, 117 0, 267
3.7.1 Analisis Sensitivitas Terhadap Kriteria Proses Belajar Mengajar
Model  prioritas  global  sekolah  A,  B  dan  C  dinyatakan  pada  persamaan  17, sehingga prioritas global tersebut diperoleh sebagai berikut:
Dari  kondisi  diatas,  terlihat  bobot  prioritas  PBM  adalah  0,  493  dan  pada  kondisi tersebut  prioritas  global  sekolah  B  adalah  prioritas  yang  paling  utama  yaitu  0,  403,
kemudian  prioritas global sekolah A adalah 0, 313 dan sekolah C dengan bobot prioritas global 0, 267.
Apabila  bobot  prioritas  PBM  diturunkan  ke  0,  300,  maka  urutan  prioritas  global adalah sebagai berikut :
267 ,
117 ,
146 ,
654 ,
046 ,
311 ,
312 ,
251 ,
493 ,
403 ,
306 ,
146 ,
210 ,
046 ,
197 ,
312 ,
588 ,
493 ,
313 ,
538 ,
146 ,
132 ,
046 ,
490 ,
312 ,
158 ,
493 ,
= ×
+ ×
+ ×
+ ×
= =
× +
× +
× +
× =
= ×
+ ×
+ ×
+ ×
= C
B A
219 ,
117 ,
146 ,
654 ,
046 ,
311 ,
312 ,
251 ,
300 ,
290 ,
306 ,
146 ,
210 ,
046 ,
197 ,
312 ,
588 ,
300 ,
283 ,
538 ,
146 ,
132 ,
046 ,
490 ,
312 ,
158 ,
300 ,
= ×
+ ×
+ ×
+ ×
= =
× +
× +
× +
× =
= ×
+ ×
+ ×
+ ×
= C
B A
Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process AHP, 2009.
Urutan  prioritas  tidak  berubah  dimana  sekolah  B  tetap  menjadi  urutan  prioritas global tertinggi dengan bobot 0, 290 atau 29 disusul A dengan bobot 0, 283 atau 28, 3
dan C dengan bobot 0, 219 atau 21, 9.
Apabila  bobot  prioritas  PBM  diturunkan  ke  0,  200,  maka  urutan  prioritas  global adalah sebagai berikut :
Urutan  prioritas  berubah  dimana  sekolah  A  menjadi  urutan  prioritas  tertinggi dengan bobot 0, 267  atau 26, 7 menggeser  B  dengan bobot 0, 231  atau 23, 1 dan C
tetap di urutan prioritas ke-3 dengan bobot 0, 194 atau 19, 4.
Apabila  bobot  prioritas  PBM  diturunkan  ke  0,  100,  maka  urutan  prioritas  global adalah sebagai berikut :
Urutan  prioritas  berubah  dimana  sekolah  A  menjadi  urutan  prioritas  tertinggi dengan bobot 0, 251  atau 25, 1 menggeser  B  dengan bobot 0, 172  atau 17, 2 dan C
tetap di urutan prioritas ke-3 dengan bobot 0, 169 atau 16, 9.
Apabila  bobot  prioritas  PBM  naik  menjadi  0,  500,  urutan  prioritas  global  adalah sebagai berikut :
194 ,
117 ,
146 ,
654 ,
046 ,
311 ,
312 ,
251 ,
200 ,
231 ,
306 ,
146 ,
210 ,
046 ,
197 ,
312 ,
588 ,
200 ,
267 ,
538 ,
146 ,
132 ,
046 ,
490 ,
312 ,
158 ,
200 ,
= ×
+ ×
+ ×
+ ×
= =
× +
× +
× +
× =
= ×
+ ×
+ ×
+ ×
= C
B A
169 ,
117 ,
146 ,
654 ,
046 ,
311 ,
312 ,
251 ,
100 ,
172 ,
306 ,
146 ,
210 ,
046 ,
197 ,
312 ,
588 ,
100 ,
251 ,
538 ,
146 ,
132 ,
046 ,
490 ,
312 ,
158 ,
100 ,
= ×
+ ×
+ ×
+ ×
= =
× +
× +
× +
× =
= ×
+ ×
+ ×
+ ×
= C
B A
269 ,
117 ,
146 ,
654 ,
046 ,
311 ,
312 ,
251 ,
500 ,
408 ,
306 ,
146 ,
210 ,
046 ,
197 ,
312 ,
588 ,
500 ,
315 ,
538 ,
146 ,
132 ,
046 ,
490 ,
312 ,
158 ,
500 ,
= ×
+ ×
+ ×
+ ×
= =
× +
× +
× +
× =
= ×
+ ×
+ ×
+ ×
= C
B A
Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process AHP, 2009.
Urutan  prioritas  tidak  berubah  dimana  sekolah  B  tetap  menjadi  urutan  prioritas global tertinggi dengan bobot 0, 408 atau 40, 8 disusul A dengan bobot 0, 315 atau 31,
5 dan C dengan bobot 0, 269 atau 26, 9.
Apabila bobot prioritas PBM naik sampai menjadi 0, 600, urutan prioritas global adalah sebagai berikut :
Urutan  prioritas  tidak  berubah  dimana  sekolah  B  tetap  menjadi  urutan  prioritas global tertinggi dengan bobot 0, 466 atau 46, 6 disusul A dengan bobot 0, 330 atau 33
dan C dengan bobot 0, 294 atau 29, 4.
Dari  analisis  sensitivitas  dapat  disimpulkan  bahwa  bobot  prioritas  PBM  sensitif ketika diubah dari 0, 493 menjadi 0, 200.
3.7.2 Analisis Sensitivitas Terhadap Kriteria Lingkungan Pergaulan