Analisis Sensitivitas pada Analytical Hierarchy Process AHP

Tabel 2.3 Nilai Random Indeks RI n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 RI 0, 00 0, 00 0, 58 0, 90 1, 12 1, 24 1, 32 1, 41 1, 45 n 10 11 12 13 14 15 RI 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 1,59 Bila matriks pair – wise comparison dengan nilai CR lebih kecil dari 0, 100 maka ketidakkonsistenan pendapat dari decision maker masih dapat diterima jika tidak maka penilaian perlu diulang.

2.3 Analisis Sensitivitas pada Analytical Hierarchy Process AHP

Analisis sensitivitas pada AHP dapat terjadi untuk memprediksi keadaan apabila terjadi perubahan yang cukup besar, misalnya terjadi perubahan bobot prioritas karena adanya perubahan kebijaksanan sehingga muncul usulan pertanyaan bagaimana urutan prioritas alternatif yang baru dan tindakan apa yang perlu dilakukan. . Analisa sensitivitas adalah unsur dinamis dari sebuah hirarki. Artinya penilaian yang dilakukan pertama kali dipertahankan untuk suatu jangka waktu tertentu dan adanya perubahan kebijaksanaan atau tindakan yang cukup dilakukan dengan analisa sensitivitas untuk melihat efek yang terjadi. Sebagai contoh, seorang siswa sekolah menengah pertama diterima di tiga sekolah menengah atas. Anak tersebut akan mengalami kesulitan dalam memilih satu dari tiga sekolah yang menerimanya sebagai siswa. Untuk membantu menemukan jalan keluar maka masalah tersebut dapat dipecahkan dengan membuat suatu hirarki. Pada level pertama berupa tujuan memilih sekolah terbaik dan level kedua berupa kriteria yang terdiri dari proses belajar mengajar PBM, lingkungan pergaulan LK, kehidupan Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process AHP, 2009. sekolah secara umum KS, dan kualifikasi yang diminta sekolah KUA. Pada level ketiga berupa alternatif yang terdiri dari sekolah A, B dan C. Permasalahan tersebut diatas memiliki struktur hirarki sebagai berikut : Gambar 2.2 Struktur Hirarki Pemilihan Sekolah Terbaik Dari struktur hirarki tersebut dibentuk matriks perbandingan berpasangan pada setiap level hirarki. Matriks Perbandingan berpasangan pada level kedua adalah sebagai berikut : Tabel 2.4 Matriks perbandingan berpasangan pada level dua Tujuan PBM LP KS KUA Bobot Prioritas PBM 2 1 ω ω 2 1 ω ω 3 1 ω ω 4 1 ω ω x 1 LP 1 2 ω ω 2 2 ω ω 3 2 ω ω 4 2 ω ω x 2 KS 1 3 ω ω 2 3 ω ω 3 3 ω ω 4 3 ω ω x 3 KUA 1 4 ω ω 2 4 ω ω 3 4 ω ω 4 4 ω ω x 4 Tujuan PBM LP KS KUA A B C Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process AHP, 2009. Dimana : x 1 = bobot prioritas PBM x 3 = bobot prioritas KS x 2 = bobot prioritas LP x 4 = bobot prioritas KUA Matriks Perbandingan berpasangan pada level ketiga adalah sebagai berikut : a. Matriks perbandingan berpasangan terhadap PBM Tabel 2.5 Matriks perbandingan berpasangan terhadap PBM Dimana : a 1 = bobot prioritas alternatif A terhadap PBM b 1 = bobot prioritas alternatif B terhadap PBM c 1 = bobot prioritas alternatif C terhadap PBM b. Matriks perbandingan berpasangan terhadap LP Tabel 2.6 Matriks perbandingan berpasangan terhadap LP PBM A B C Bobot prioritas A 2 1 ω ω 2 1 ω ω 3 1 ω ω a 1 B 1 2 ω ω 2 2 ω ω 3 2 ω ω b 1 C 1 3 ω ω 2 3 ω ω 3 3 ω ω c 1 LP A B C Bobot prioritas A 2 1 ω ω 2 1 ω ω 3 1 ω ω a 2 B 1 2 ω ω 2 2 ω ω 3 2 ω ω b 2 C 1 3 ω ω 2 3 ω ω 3 3 ω ω c 2 Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process AHP, 2009. Dimana : a 2 = bobot prioritas alternatif A terhadap LP b 2 = bobot prioritas alternatif B terhadap LP c 2 = bobot prioritas alternatif C terhadap LP c. Matriks perbandingan berpasangan terhadap KS Tabel 2.7 Matriks perbandingan berpasangan terhadap KS Dimana : a 3 = bobot prioritas alternatif A terhadap KS b 3 = bobot prioritas alternatif B terhadap KS c 3 = bobot prioritas alternatif C terhadap KS d. Matriks perbandingan berpasangan terhadap KUA Tabel 2.8 Matriks perbandingan berpasangan terhadap KUA KS A B C Bobot prioritas A 2 1 ω ω 2 1 ω ω 3 1 ω ω a 3 B 1 2 ω ω 2 2 ω ω 3 2 ω ω b 3 C 1 3 ω ω 2 3 ω ω 3 3 ω ω c 3 KUA A B C Bobot prioritas A 2 1 ω ω 2 1 ω ω 3 1 ω ω a 4 B 1 2 ω ω 2 2 ω ω 3 2 ω ω b 4 C 1 3 ω ω 2 3 ω ω 3 3 ω ω c 4 Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process AHP, 2009. Dimana : a 4 = bobot prioritas alternatif A terhadap KUA b 4 = bobot prioritas alternatif B terhadap KUA c 4 = bobot prioritas alternatif C terhadap KUA Untuk menentukan bobot prioritas global dapat diperoleh dengan melakukan perkalian bobot prioritas lokal pada level dua dan level tiga seperti pada tabel berikut : Tabel 2.9 Prioritas Global Kriteria K 1 K 2 K 3 K 4 Prioritas global Bobot x 1 x 2 x 3 x 4 A a 1 a 2 a 3 a 4 X B b 1 b 2 b 3 b 4 Y C c 1 c 2 c 3 c 4 Z Dimana : X = prioritas global sekolah A Y = prioritas global sekolah B Z = prioritas global sekolah C Dari tabel tersebut prioritas global dapat dirumuskan sebagai berikut : 17 4 4 3 3 2 2 1 1 4 4 3 3 2 2 1 1 4 4 3 3 2 2 1 1 x c x c x c x c Z x b x b x b x b Y x a x a x a x a X + + + = + + + = + + + = Mindo Mora : Analisis Sensitivitas Pengaruhnya Terhadap Urutan Prioritas Dalam Metode Analytic Hierarchy Process AHP, 2009.

2.3.1 Analisis Sensitivitas pada Bobot Prioritas dari Kriteria Keputusan