Deni Ardian Ginting : Sejarah Pergantian Nama Jalan Di Kota Medan 1900-1970, 2010.
dalam hal pemberian informasi mengenai sejarah perkotaan di Indonesia, seperti hal-hal yang terjadi di kota-kota Indonesia baik itu sejarah, sosial budaya, dan
perkembangan kota-kota tersebut sejak masa kolonial Belanda sampai pada masa Indonesia merdeka.
Kemudian buku yang ditulis oleh Raldi Hendro Koestoro, dkk, yang berjudul Dimensi Keruangan Kota: Teori dan Kasus, membahas dengan
lengkap bagaimana dinamika pembangunan, perkembangan dan pertumbuhan suatu kota di Indonesia. Dalam buku ini dijelaskan faktor-faktor apa saja yang
mendorong terbentuk dan berkembangnya suatu kota dan permasalahan- permasalahan yang timbul didalamnya, dengan memberikan teori-teori dan
contoh studi kasus yang terdapat di beberapa kota-kota di Indonesia. Salah satu permasalahan yang terdapat dalam buku tersebut adalah tentang prasarana
kota yang sangat penting sebagai pendukung utama kehidupan masyarakat kota yang diantaranya adalah kebutuhan akan fasilitas jalan yang sangat penting
bagi kelancaran aktivitas penduduk dan kota itu sendiri.
1.5 Metode Penelitian
Metode sejarah adalah cara-cara yang digunakan untuk menguraikan dan menghadapi dokumen-dokumen sejarah
6
6
Louis Gotschalk, Understanding Histori, Mengerti Sejarah, Terj. Nugroho Notosusanto, 1985, Jakarta: UI Press, Hal. 32.
. Dalam metode sejarah akan diberikan bagaimana cara seorang sejarawan dalam menyusun dan mengeksplorasi tulisan
Deni Ardian Ginting : Sejarah Pergantian Nama Jalan Di Kota Medan 1900-1970, 2010.
dan sumber-sumber sejarah. Oleh karena itu langkah pertama yang dilakukan
adalah pengumpulan sumber atau heuristik yang sesuai dengan objek
permasalahan yang dikaji. Penulis meyakini bahwa sumber sangat penting karena memberikan informasi tentang masa lampau, dan untuk mengumpulkan
jejak-jejak masa lampau tersebut penulis menggunakan metode kepustakaan dan studi lapangan. Metode kepustakaan dalam hal ini adalah pengumpulan sumber
tertulis seperti buku, arsip, dokumen, dan fakta-fakta tertilus lainnya seperti buku harian, surat-surat penting, surat kabar dan lain sebagainya. Sedangkan
studi lapangan adalah dengan melakukan wawancara dengan tokoh-tokoh yang masih hidup dan pernah terlibat langsung ataupun tidak langsung dalam proses
perubahan nama jalan seperti orang-orang dari pemerintahan atau masyarakat setempat.
Kedua, adalah dengan melakukan kritik sumber yaitu untuk menyeleksi
dan mengkritik data atau sumber yang sudah kita dapat, baik itu kritik yang bersifat intern maupun kritik yang bersifat ekstern, yang tujuannya adalah
untuk keabsahan sumber. Katiga, adalah interpretasi data yang sudah kita
seleksi agar kita dapat menyusun sebuah inti sari dan menafsirkan sumber yang telah kita kumpulkan tersebut agar menjadi fakta yang valid. Terakhir
adalah melakukan historiografi yaitu proses mensintesakan, menyusun dan
menceritakan rangkaian fakta-fakta dalam suatu bentuk tulisan dengan menggunakan bahasa dan istilah-istilah yang baik agar penulisan menjadi
analitis ilmiah dan selaras.
Deni Ardian Ginting : Sejarah Pergantian Nama Jalan Di Kota Medan 1900-1970, 2010.
BAB II GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN
Keberadaan Kota Medan, yang menjadi pusat wilayah pemerintahan daerah tingkat I propinsi Sumatera Utara sekarang merupakan suatu kota yang
unik. Kota Medan, sejak menjadi pusat kehidupan masyarakat berupa kampung, pernah menjadi pusat kerajaan tradisional, pernah menjadi pusat keresidenan
pada masa pendudukan Belanda, pada masa kemerdekaan pernah menjadi pusat Kabupaten, pusat pemerintahan Gubenur Sumatera, yang kemudian menjadi
pusat pemerintahan propinsi Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Selain itu Kota Medan juga pernah menjadi pusat wilayah pembangunan utama
kepada wilayah-wilayah yang ada di sekitarnya
7
Kalau dilihat dari kependudukannya, Kota Medan mempunyai keunikan sendiri. Kota Medan merupakan pusat sosio-kultural sejak masa pemerintahan
kolonial Belanda. Sebagaimana diketahui bahwa kekuatan ekonomi perkebunan yang tumbuh di Sumatera Utara, yang pada masa itu adalah Sumatera Timur
dengan produksi tembakau yang bernilai jual tinggi menjadikan Kota Medan sebagai pusat kegiatan ekonomi baru sehingga memberikan daya tarik yang
. Kota Medan terletak pada willayah yang sangat strategis, yaitu merupakan salah satu kota yang terletak
langsung pada pintu gerbang dengan dunia luar.
7
Tim Pengumpul, Penelitian dan Penulisan Sejarah Perkembangan Pemerintahan Kotamadya Daerah tingkat II Medan, dalam Sejarah Perkembangan Pemerintahan Kotamadya
Daerah Tingkat II Medan, Medan 1992. Hal.3.
Deni Ardian Ginting : Sejarah Pergantian Nama Jalan Di Kota Medan 1900-1970, 2010.
luar biasa bagi kaum pendatang untuk mengadu nasib ke wilayah ini. Heterogenitas masyarakat yang terdapat di Sumatera Utara sedikit banyaknya
mempengaruhi kondisi politik yang terjadi di wilayah tersebut.
2.1 Kondisi Geografis